Pemain Arsenal Martin Odegaard (kanan) menggiring bola dalam bayang-bayang pemain Manchester City Jack Grealish di Stadion Etihad Manchester, Inggris, Sabtu 28 Agustus 2021 | AP Photo/Rui Vieira

Olahraga

Awan Hitam Payungi Arsenal 

Dari tiga laga, Arsenal kini mempati posisi juru kunci klasemen.

MANCHESTER – Hanya ekspresi datar yang ditunjukkan pelatih Arsenal, Mikel Arteta, saat harus menyampaikan komentar tentang pertandingan timnya melawan Manchester City pada pekan ketiga Liga Primer Inggris, Sabtu (28/8) malam WIB. 

Juru taktik asal Spanyol itu hanya bisa pasrah ketika lima gol bersarang di gawang Arsenal. Parahnya lagi, seluruh anak asuhnya sama sekali tidak mampu membalas satu gol pun. Hasil akhir 5-0 terpampang jelas di papan skor Etihad Stadium dan seantero jagad media sosial dan media massa. 

Arteta tidak bisa berkilah ada faktor lain yang menyebabkan timnya hancur lebur di tangan the Citizens. Pasalnya, tuan rumah sudah menjebol gawang Arsenal dua kali ketika pertandingan babak pertama baru berjalan 12 menit. 

Tensi tinggi pemain Arsenal muncul ketika Sead Colasinac dan Cedric mendapat kartu kuning akibat pelanggaran masing-masing. Bencana bagi Meriam London makin menjadi saat pemain senior mereka, Granit Xhaka, melakukan kesalahan fatal dengan menekel pemain lawan dengan dua kaki. Otomatis, wasit memberi kartu merah kepada gelandang asal Swiss itu. Gol Gabriel Jesus menutup paruh pertama dengan keunggulan 3-0. 

Di babak kedua, bobroknya permainan Arsenal makin nyata. Rasa frustrasi suporter the Gunners yang ada di stadion membuncah tatkala Rodri Hernandez menyarangkan gol keempat City pada menit ke-53. 

"Kami kalah setiap pekan. Kami kalah setiap pekan. Tak ada yang istimewa dari kalian (Manchester City). Kami kalah setiap pekan," bunyi yel-yel yang diteriakkan suporter Arsenal di Etihad Stadium, seperti diunggah akun Twitter @utdmurtaza_, Sabtu (28/8).

Arteta sempat memasukkan Alexandre Lacazette mengganti Pierre-Emerick Aubameyang. Namun, tidak ada dampak positif yang mampu dipetik armada the Gunners. City menutup pesta gol di markas mereka lewat gol Ferran Torres pada menit ke-84. Suporter Arsenal kembali merayakan gol tim lawan. 

Sebagai pelatih, Arteta menyatakan, tidak ingin menunjuk satu hidung untuk disalahkan. Menurutnya, kekalahan telak merupakan tanggung jawab seluruh pihak yang ada di tim. Ia masih yakin Arsenal bisa memetik kemenangan pada pekan pertandingan berikutnya. 

"Ya, saya masih yakin. Jika tidak, maka saya sudah tidak ada di sini. Saya menyalahkan semua orang sebagai tim karena performa kami tidak cukup baik," katanya seperti dilansir BBC Sport, Ahad (29/8). 

Laga kontra City menjadi penderitaan lanjutan Arsenal kebobolan lima gol sejak sempat mengalaminya pada 30 Desember 2018 silam. Beruntung, Arteta belum menjadi bulan-bulanan saat itu karena the Gunners masih ditangani Unai Emery. 

Kekalahan ini juga memperpanjang rekor buruk Arsenal dalam sejarah klub. Sebab, mereka sudah empat kali merasakan pedihnya kalah di tiga pertandingan pembuka liga dalam satu musim. Arsenal pernah mengalaminya di musim 1921/22, 1923/24, 1954/55, dan saat ini. 

Arsenal harus menelan pil pahit kenyataan karena menjadi satu-satunya klub di kompetisi sepak bola Inggris musim ini yang sama sekali belum mencetak gol. Sebelumnya, ada tim divisi tiga liga Inggris, Shrewsbury Town, yang mengalami hal serupa sebelum menang atas Gillingham pada Sabtu (28/8) malam WIB. Ini membuat tim London Utara terperosok ke dasar jurang klasemen sementara Liga Primer Inggris tanpa poin dan gol sama sekali.

Rekor buruk Arsenal belum usai. Sampai saat ini, Pasukan Meriam London selalu kalah dari Manchester City dalam sembilan pertemuan terakhir di Liga Primer Inggris. Tanggal 28 Agustus pun sulit dihapus dari ingatan publik. Sebab, di waktu yang sama pada 2011 lalu, Arsenal dipermalukan Manchester United dengan skor 2-8. 

Tidak banyak pilihan yang bisa diambil Arteta selain menerima kenyataan. Akan tetapi, pelatih berusia 39 tahun itu masih menaruh kepercayaan penuh terhadap seluruh pemainnya. Ia optimistis, hasil belanja pemain senilai 147 juta euro—sekaligus menjadi klub dengan pembelian tertinggi di Eropa—akan membuahkan hasil manis musim ini. 

"Saya akan lebih kritis terhadap diri sendiri dan siap menerima tanggung jawab setiap detik, tidak hanya saat kami kalah," ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat