Investasi | Freepik.com

Inovasi

Perbanyak Kolaborasi, Hindari Kompetisi

Berinvestasi di Asia Tenggara berpotensi memberikan keuntungan besar.?

Asia, khususnya Asia Tenggara, kini menjadi salah satu wilayah yang paling disorot oleh negara-negara lain untuk meletakkan investasi. Di tengah bergulirnya era digital seperti sekarang, Asia Tenggara pun tetap memiliki pesona tersendiri yang menjanjikan keuntungan bagi para penanam modal.

Hal yang perlu ditekankan dalam tingginya gairah berinvestasi ini, tidak perlu ada yang merasa saling berkompetisi, justru berkolaborasi menjadi salah satu kunci bagi keuntungan bersama. Hal ini diungkapkan oleh Managing Partner Monk's Hill Ventures, Kuo-Yi Lim. Saya lebih melihatnya sebagai peluang bisnis kolaborasi bukan kompetisi, katanya dalam gelaran Tech in Asia Con ference 2019 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Apalagi, bagi dia, Indonesia merupakan salah satu wilayah di Asia Tenggara yang memiliki banyak kesuksesan dalam urusan bisnis. Dalam pandangan apa pun, untuk memulai bisnis, diperlukan sekali persiapan modal yang baik. Misalnya, ketika akan membangun sebuah usaha rintisan.

Ketika membangun perusahaan rintisan, para CEO alias para pim pinan perusahaan pasti telah memi kirkan, perusahaannya akan membantu mereka yang membutuhkan pekerjaan. Termasuk juga membantu membangun perkembangan bisnis. Dan, dalam waktu yang lebih lama, tentu ekspektasi para CEO ini akan bisa mem berikan peluang yang berkelanjutan.

Kita harus melihat bisnis itu dalam keseluruhan waktu, melihat delapan hingga 10 tahun ke depan. Misal nya, sekarang kita di Asia Tenggara punya Grab, Gojek, Tokopedia, nah Gojek ini masuk dalam 12 perusahaan yang memenuhi syarat perusahaan bagus bagi masa depan, ungkap Kuo.

Founding Partner Golden Gate Ventures, Vinnie Lauria, mengungkap kan hal senada. Menurutnya, berin vestasi di Asia Tenggara memiliki keuntungan yang besar dan baik bagi kelangsungan masa depan. Ia menggambarkan, penilaian kemajuan suatu perusahaan kalau di Amerika Serikat (AS) dan Cina, semua digambarkan dalam bentuk kurva. E-commerce di sini sangat besar, bisa menghasilkan 80 juta dolar AS per tahun, tapi itu hanya tiga persen dari total seluruh transaksi retail yang ada. Jadi, ini akan semakin besar, besar, dan besar serta akan menghasilkan peluang yang baik untuk berinvestasi di negara wilayah ini, khususnya Indonesia, kata Vinnie dalam kesempatan yang sama.


Iklim stabil

Dalam menentukan tujuan in vestasi, iklim usaha di suatu negara tentu memainkan peranan yang krusial.Iklim usaha biasanya mencakup pula dinamika politik di suatu wilayah, aturan-aturan investasi yang menunjang, dan tentunya kebijakan investasi yang berlaku.

Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, memastikan, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat stabil dalam kondisi perekonomian. Mengingat pada 20 Oktober 2019, pelantikan presiden dan wakil presiden telah dilakukan. Presi den pun telah resmi melantik para menteri yang akan bekerja hingga lima tahun mendatang.

photo
Freepik.com



Menurut Wilson, Presiden Joko Widodo sangat mendukung ekonomi digital, selalu menekankan dalam setiap regulasinya, bahkan Presiden juga meningkatkan bisnis di wilayah timur Indonesia. Saya rasa, Indonesia salah satu negara terstabil, kata Wilson juga dalam kesempatan yang sama.

Kemudian, ia melanjutkan, kestabilan Indonesia juga dapat dilihat dari masyarakat kelas menengah yang gross domestic product (GDP)--nya meningkat sehingga mereka menjadi konsumen yang sangat efisien karena mendapat edukasi yang baik dan sudah mudah mendapatkan servis digital. Jadi, saat ini, Indonesia sudah sangat terlihat mulai merangkak naik.

Mengenai startup yang ada di Indonesia, semuanya berjalan mengalir dan natural. Menurut Wilson, para CEO tidak punya penglihatan ke depan atau buku rancangan apa yang akan dilakukan, tapi mereka hanya terus berusaha dan berusaha. Dan, pada akhir 2017, kami punya analisis internal bahwa 70 persen startup seri A berasal dari Indonesia, tutur Wilson.

Manusia memang tidak ada yang pernah bisa meramalkan masa depan, tapi manusia dapat melihat data untuk memprediksi jenis bisnis apa yang paling masuk akal untuk diri kita sendiri, dan yang paling penting adalah apa yang diri kita sendiri mampu la kukan.

Indonesia, menurut Wilson, sangat fokus pada unit ekonomi, peluang, dan faktanya satu tahun yang lalu banyak usaha rintisan di Indonesia yang mulai maju. Perlu adanya pembeda antara satu wilayah dengan wilayah lain karena faktanya pertumbuhan bisnis, khususnya bidang rintisan di Indonesia, meningkat dengan cepat.

Itu buruk? Tidak. Saya rasa ketika nilai meningkat artinya memengaruhi supply and demand, seperti itu lebih banyak supply daripada demand, lalu akan ada banyak menghasilkan uang di wilayah itu, nilai meningkat, pasar akan semakin besar, akan banyak startup, dan setiap orang akan menda patkan pelayanan yang canggih,papar Wilson.

Melihat hal tersebut, saat seperti inilah saat yang baik untuk peru sa haan berinvestasi lebih banyak. Karena, nilai akan semakin tinggi dan tinggi.

Investasi juga bukan sekadar seberapa besar uang yang kita berikan.Tapi, menurut Wilson, perlu juga diper hatikan seberapa besar nilai yang dihasilkan dari uang itu sendiri. Karena itu, mengapa ada istilah smart moneydan dumb money. (ed:setyanavidita livikacansera)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat