PT Waskita Karya. Tujuh Bank Restrukturisasi Utang Waskita Karya. | Wihdan Hidayat/Republika

Ekonomi

Tujuh Bank Restrukturisasi Utang Waskita Karya

Waskita Karya berkomitmen memperbaiki kinerja operasional dan keuangan secara menyeluruh.

JAKARTA --  Sebanyak tujuh kreditur perbankan telah menyepakati pemulihan keuangan PT Waskita Karya dengan melakukan restrukturisasi utang senilai Rp 21,9 triliun dari total Rp 29 triliun.

Ketujuh perbankan itu meliputi Bank Negara Indonesia (BNI) yang bertindak sebagai leading bank, lalu ada  Bank Mandiri, BRI, Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN), Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Pembangunan Jawa Barat (BJB), dan Bank DKI.

Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom mengatakan, restrukturisasi tersebut dilakukan karena selama beberapa periode terakhir  PT Waskita Karya telah mengerjakan proyek-proyek strategis nasional yang berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian nasional.

Restrukturisasi dilakukan sebagai upaya pemulihan keuangan dan transformasi dari Waskita Karya untuk menjaga going concern perusahaan ke depan.

‘’Sehingga, PT Waskita Karya dapat melanjutkan pembangunan proyek-proyek infrastruktur dan dapat memberikan efek positif pertumbuhan ekonomi secara nasional,’’ kata Mucharom di Jakarta, Kamis (26/8).

Ia menambahkan, Waskita Karya berkomitmen memperbaiki kinerja operasional dan keuangan secara menyeluruh dengan meluncurkan program transformasi bisnis yang akan dikawal bersama Kementerian BUMN dan para pihak termasuk seluruh kreditur.

Ditambah lagi dengan adanya dukungan pemerintah dalam bentuk penjaminan obligasi serta pinjaman dan injeksi berupa PMN akan sangat membantu pemulihan kondisi keuangan Waskita terutama dalam kemampuan penyelesaian proyek.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, perjanjian restrukturisasi itu diharapkan bisa memulihkan kondisi keuangan dan melanjutkan transformasi Waskita Karya.

"Kami sangat mengapresiasi koordinasi dan kerja sama yang telah dilakukan oleh semua pihak dalam mendukung pemulihan dan transformasi Waskita Karya," kata Kartika dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (25/8).

Kartika menambahkan, restrukturisasi keuangan Waskita Karya mesti diikuti perbaikan fundamental perusahaan dengan melakukan transformasi bisnis yang berorientasi terhadap pertumbuhan berkelanjutan.

Menurutnya, momentum restrukturisasi penting tak hanya mempercepat pemulihan, juga bisa mendorong Waskita Karya dalam memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional yang sekarang sedang berusaha bangkit dari dampak pandemi Covid-19.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan para kreditur dan Kementerian BUMN, sehingga restrukturisasi keuangan tersebut bisa terlaksana.

Momen pemulihan keuangan itu langsung direspons perseroan dengan meluncurkan program transformasi bisnis bertajuk "Warisan Kita" yang mengusung tiga pilar utama, yakni portofolio dan inovasi, lean, dan digital."

Saat ini kami dalam proses transformasi secara total dari segi operasional sampai keuangan. Penandatanganan MRA yang berlangsung hari ini menjadi momentum positif bagi Waskita dan seluruh stakeholder," kata Destiawan.

PT Waskita Karya merupakan BUMN yang memiliki kontribusi signifikan dalam berbagai pembangunan proyek strategis nasional, termasuk lebih dari 20 proyek jalan tol, seperti tol Trans Jawa, Trans Sumatera, serta tol dalam kota Jabodetabek dan Surabaya.

Upaya pemulihan kondisi keuangan Waskita Karya muncul seiring tekanan yang dialami emiten berkode WSKT ini sejak 2020.Tekanan itu disebabkan penurunan kinerja dan pendapatan bisnis konstruksi akibat pandemi Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat