Ilustrasi pelaku usaha ultramikro melaksanakan shalat di dekat gerobak jualannya di Medan Sumatra Utara. | SEPTIANDA PERDANA/ANTARA FOTO

Ekonomi

Teknologi Tepat untuk Pelaku Usaha Ultramikro

Butuh waktu dan adaptasi agar pengembangan teknologi memenuhi kebutuhan golongan prasejahtera dan ultramikro.

Pembinaan usaha ultramikro memiliki tantangan tersendiri. Perkembangan teknologi digital memang dapat membantu, tetapi diperlukan aplikasi yang sesuai untuk target pasar tersebut. Hal itu membuat PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) berupaya mengembangkan teknologi yang sesuai dan membantu memenuhi kebutuhan nasabah.

"Kita sudah kembangkan teknologi ini sejak 2015. Kita banyak belajar bahwa teknologi untuk kalangan ultramikro tidak bisa disamakan dengan nasabah-nasabah yang ada di perkotaan," kata Business Development Head BTPN Syariah Ade Fauzan dalam Media Gathering BTPN Syariah yang digelar akhir pekan lalu.

Ade mengatakan, butuh waktu dan adaptasi agar pengembangan teknologi bisa secara tepat memenuhi kebutuhan golongan prasejahtera dan ultramikro. BTPN Syariah menyebutnya teknologi untuk kebaikan karena mempertimbangkan kondisi operasional di lapangan.

"Tidak mudah karena kondisi mereka berbeda, akses internet masih terbatas, perilakunya juga berbeda yang biasanya satu ponsel untuk satu keluarga. Mereka juga sulit menghafal password dan lainnya," ujarnya.

Dengan demikian, teknologi mobile banking untuk nasabah jelas bukan jawaban. Sering kali pelaku ultamikro kesulitan menghafal informasi pribadi dan bahkan cukup banyak kasus mereka tidak ingat tanggal lahirnya sendiri.

Karena itu, BTPN Syariah terus mengembangkan teknologi yang sesuai dan kini lebih berfokus pada bankir pemberdaya dan Mitra Tepat yang juga merupakan nasabah. Ade mengatakan, BTPN Syariah telah meluncurkan aplikasi Terra untuk operasional bankir pemberdaya.

"Kita sudah luncurkan digunakan di tablet bankir pemberdaya. Seluruh proses transaksi yang mereka lakukan dengan nasabah, mulai dari fitur pelatihan, akuisisi, pembayaran angsuran, semuanya sudah ada di sana," katanya.

Ade mengatakan, ke depannya BTPN Syariah berkomitmen untuk terus meningkatkan inisiatif dalam membantu menyediakan kebutuhan yang sesuai. Menurut dia, ini bukan tentang menerapkan teknologi tercanggih, melainkan membuat nasabah, mitra, dan bankir pemberdaya nyaman dengan layanan bank. Saat ini, BTPN Syariah mencatat jumlah bankir pemberdaya sebesar 12 ribu orang dan total nasabah sekitar empat juta orang.

BTPN Syariah optimistis kinerja keuangan terus membaik jika diikuti oleh perbaikan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Direktur BTPN Syariah Fachmy Ahmad menyampaikan, perseroan optimistis dapat melanjutkan performa pertumbuhan positif pada semester II 2021.

"Kita masih terus memantau dampak dari gelombang kedua Covid-19. Jika pada Agustus hingga Oktober terus membaik, insya Allah kita lebih baik lagi pemulihannya. Kita optimistis ingin capai target double digit," ujarnya.

Menurut Fachmy, pandemi cukup signifikan berimbas pada kondisi bankir pemberdaya yang terbatas dalam melakukan mobilisasi. Operasionalnya sangat membutuhkan kondisi tatap muka mengingat nasabah yang dilayani adalah kalangan perempuan prasejahtera produktif.

Kinerja kuartal II 2021 tercatat positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 10,05 triliun, tumbuh 15 persen secara tahunan dibandingkan periode sebelumnya Rp 8,74 triliun. Pertumbuhan pada saat pandemi ini tetap mengedepankan kualitas pembiayaan yang sehat dengan menjaga non-performing financing (NPF) di posisi 2,4 persen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat