Pelatih kepala PSG Mauricio Pochettino saat pertandingan sepak bola Piala Champions antara Paris Saint-Germain dan Olympique Marseille di stadion Bollaert di Lens, Prancis utara, Rabu, 13 Januari 2021. | AP/Christophe Ena

Olahraga

Titik Awal Super Dream Team PSG

PSG menjadi skuad bertabur bintang, tapi bukan jaminan menjadi yang terbaik di dunia.

PARIS -- Klub kaya Ligue 1 Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), merayakan euforia kemenangan kedua setelah mengalahkan Strasbourg dengan skor 4-2 di Stadion Parc des Princes, Ahad (15/8). Tim tuan rumah tampil tanpa dua pemain bintangnya, Neymar Jr dan Angel Di Maria.

Tidak hanya itu, PSG juga tak menurunkan tiga rekrutan baru, Lionel Messi, Sergio Ramos, dan Gianluigi Donnarumma. La Pulga, julukan Messi, tampak berada di tribun penonton dan menyaksikan pertandingan bersama Neymar serta Di Maria.

Pelatih PSG Mauricio Pochettino mengaku, pertandingan tersebut merupakan malam yang sangat spesial bagi para penggemar Les Parisiens. Selain mempresentasikan para penggawa anyar, PSG juga mempertahankan catatan kemenangan dalam dua pertandingan awal Ligue 1 2021/2022.

"Kami bermain sangat baik dengan banyak hal bagus. Saya sangat senang dengan tiga poin di akhir pekan yang sangat istimewa ini," kata Pochettino dikutip laman resmi klub.

Lebih lanjut, entrenador asal Argentina itu menjelaskan, tantangan PSG ke depan adalah membangun cara kerja yang baik, mengingat saat ini Les Rouge et Bleu bermaterikan para pemain bintang, seperti Ramos, Mbappe, Neymar, Messi, dan Verratti. "Pada saat itu kami harus menunjukkan kualitas kami sebenarnya. Mungkin sekarang itu tak berarti banyak, tapi untuk menang malam ini sangat penting bagi perjalanan klub," sambung dia.

Musim lalu, PSG hanya finis di posisi kedua di belakang Lille yang sukses menjadi kampiun Ligue 1 2020/2021. Akan tetapi, semenjak bursa transfer musim panas dihelat, tidak ada klub yang lebih konsumtif selain PSG. Les Parisiens memasukkan semua nama pemain bintang ke dalam keranjang belanja.

Sejauh ini, terdapat lima pemain baru yang berhasil diikat PSG. Tak tanggung-tanggung, materi yang dibentuk mengingatkan kepada proyek awal Florentino Perez bersama Real Madrid, Los Galacticos.

Sergio Ramos, Gini Wijnaldum, Gianluigi Donnarumma, dan Achraf Hakimi, tiga pemain pertama didapat dengan cuma-cuma, sementara Hakimi dibeli seharga 54 juta poundsterling dari Inter Milan. Belum lagi, kehadiran sang maestro abad ini, Lionel Messi.

Kelimanya tak sekadar bertudung nama besar. Mereka di antaranya pernah menjadi kampiun Piala Dunia, Piala Eropa, Liga Champions, Liga Inggris, Serie A Italia, dan La Liga Spanyol.

PSG tak sekadar membentuk the Dream Team, tapi Super Dream Team yang kedahsyatannya tak terbayangkan. Ini mengingat, di samping lima pemain bintang baru, PSG juga masih memiliki deretan pesepak bola beken, seperti Kylian Mbappe, Di Maria, serta Neymar.

Situasi ini pun secara tidak langsung memberikan tekanan kepada Pochettino. Dengan komposisi tim yang sangat kompetitif, bisa dibilang, tak ada alasan bagi Pochettino untuk tak bisa merebut gelar Liga Champions dan Ligue 1 musim depan.

Pochettino memang patut waspada. Sebab, skuad bertabur bintang tak menjamin sebuah tim untuk bisa menjadi yang terbaik di dunia. Mantan pelatih Tottenham Hotspur itu harus bisa meredam ego para pemain.

Pelatih berusia 49 tahun itu pun harus pintar-pintar dalam mengatur strategi serta peran. Sebab, baik Mbappe atau pun Messi merupakan spesialis sayap kiri.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat