Layanan telemedicine (lustrasi) | Pexels/Edward Jenner

Inovasi

Bertransformasi Sesuai Zaman

Saat ini adopsi teknologi mampu hadir lebih dekat dalam keseharian masyarakat.

 

Pandemi memiliki andil besar dalam mendorong masyarakat Indonesia mengadopsi produk atau layanan berbasis digital. Saat ini, dalam kehidupan sehari-hari, kita semakin akrab dengan beragam layanan digital dalam berbagai aspek kehidupan.

Mulai dari, untuk mengakses layanan kesehatan, pendidikan, hingga menyelesaikan berbagai pekerjaan. Di sektor kesehatan, Survei Konsumen Indonesia di Masa Pandemi Covid-19 dari McKinsey & Company pada 2020 menunjukkan, 65-73 persen pengguna telehealth Indonesia menyampaikan optimisme dan keinginannya untuk terus menggunakan layanan kesehatan jaak jauh.

Baik untuk mengontrol kondisi fisik maupun kondisi mentalnya. Tren serupa juga terjadi di ranah global, di mana analisis terbaru dari institusi yang sama terhadap kondisi di Amerika Serikat (AS) setelah kurva pandemi mulai melandai mengindikasikan, penggunaan telehealth telah mencapai tren yang stabil dengan peningkatan hingga 38 kali lipat lebih tinggi dibanding sebelum pandemi.

VP Marketing Halodoc Felicia Kawilarang mengungkapkan, saat ini kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan, kini dapat dijembatani secara lebih efisien melalui teknologi.

Hal ini pun turut berdampak signifikan pada peningkatan peran Halodoc sebagai platform layanan kesehatan andalan masyarakat. “Solusi yang dapat menjawab tantangan di masyarakat ini diterima dengan positif. Tercatat, pengguna Halodoc meningkat sebanyak dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya diikuti dengan pertumbuhan signifikan di berbagai layanan,” ujar Felicia pada Republika, beberapa waktu lalu.

Terkait layanan yang paling banyak digunakan, ia melanjutkan, Konsultasi dengan Dokter masih menjadi favorit. Hal ini ikuti oleh penggunaan layanan Toko Kesehatan untuk pemesanan obat maupun vitamin dari 4.000 apotek yang tersebar di 100 kota.

Selain itu, layanan Pembuatan Janji, saat ini banyak didominasi oleh pembuatan janji Tes dan Vaksinasi Covid-19. Felicia menyebutkan, pondasi teknologi yang Halodoc gunakan, telah mereka mantapkan sejak awal.

Dengan demikian, beragam inovasi yang kemudian lahir, dapat terbangun di atas sistem utama yang telah Halodoc ciptakan sebelum pandemi. Hal ini membuat peningkatan ataupun penambahan produk maupun layanan selama pandemi dapat terjadi begitu cepat.

Selain selalu menganalisa kebutuhan masyarakat dalam menghadirkan solusi, Halodoc juga senantiasa berjalan beriringan dengan pemerintah dan partner strategis lainnya dalam upaya mempercepat penanganan pandemi Covid-19. Halodoc menyadari perlunya upaya mendigitalisasi layanan pendaftaran vaksin untuk meminimalisasi kerumunan.

Hingga kini, sudah terdapat kurang lebih 50 lokasi vaksinasi yang bergabung bersama platform Halodoc. “Secara kumulatif, kami telah memfasilitasi lebih dari 250 ribu masyarakat Indonesia mendapatkan akses vaksinasi Covid-19 secara gratis lewat Halodoc,” kata Felicia.

Transformasi Pendidikan

photo
Siswa SD mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui kanal TV Satelit Bandung 132 di Pos PAUD Mitra RW 05, Jalan Cibangkong, Batununggal, Kota Bandung, Selasa (13/10). Pemerintah Kota Bandung meluncurkan kanal TV Satelit Bandung 132 yang menayangkan program Padaringan (Pembelajaran Dalam Jaringan) berisi ratusan konten video mata pelajaran dari tingkat SD hingga SMP sebagai alternatif pembelajaran jarak jauh bagi siswa di masa pandemi Covid-19 - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Pandemi yang bergulir, juga berdampak pada lahirnya wajah baru dalam dunia pendidikan. Founder dan Chief Education Officer Zenius, Sabda PS menyampaikan, sebelum Covid-19, pendidikan tidak menjadi prioritas utama orang tua di Indonesia.

Saat ini, pola pikir tersebut perlahan bergeser karena orang tua tiba-tiba harus menjadi guru sementara di rumah. Termasuk juga, berjuang dengan kecemasan anak-anak mereka akan tertinggal dalam urusan pelajaran.

Hal ini kemudian membuat pendidikan mendapat tingkat prioritas yang lebih tinggi. “Kami percaya bahwa ini akan berdampak positif pada pertumbuhan industri Edtech,” ujar Sabda

Selain itu, adopsi teknologi secara keseluruhan di sektor pendidikan juga makin meningkat semenjak pandemi. Mulai dari, guru, orang tua dan siswa, tak ketinggalan juga para pemangku kepentingan di sektor pendidikan lainnya, telah memanfaatkan teknologi untuk membuat pendidikan terus berjalan.

Hingga saat ini, Zenius memiliki lebih dari 20 juta pengguna, dengan jumlah pengguna aktif bulanan meningkat hingga tiga kali lipat selama periode Desember 2019-2020. Fitur terbaru Zenius, ZenCore juga mendapatkan antusiasme positif sejak diluncurkan.

Tercatat, lebih dari 54 ribu pengguna sudah menggunakan fitur dengan model adaptive learning, sejak pertama diluncurkan di awal Juli lalu. “Hal ini kami tangkap sebagai stimulus positif di mana masyarakat menyukai kegiatan belajar dengan pendekatan adaptif dan bersifat fun,” kata Sabda.

Menurutnya, saat ini adopsi teknologi mampu hadir lebih dekat dalam keseharian masyarakat. Hal ini mendorong Zenius untuk menjadi AI-first company dengan mengadopsi teknologi kecerdasan artifisial (AI) ke dalam platform Zenius.

“Salah satunya implementasi tersebut kami hadirkan lewat fitur terbaru yang dibuat dengan model adaptive learning ZenCore,” ujarnya.

ZenCore merupakan fitur yang memungkinkan setiap orang, terlepas umur, jenjang pendidikan, jurusan atau bidang kerja, untuk dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam tiga bidang fundamental, yaitu matematika, logika verbal dan Bahasa Inggris.

“Kami harap fitur terbaru ini bisa membantu siswa untuk belajar dengan cara yang menyenangkan. Sehingga bisa lebih memotivasi mereka untuk belajar,” kata Sabda.

Menurutnya, secara umum, siswa-siswa di Indonesian memiliki motivasi belajar yang tidak merata. Salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar pada siswa adalah kemampuan siswa yang berbeda antara satu dan lainnya.

Hal inilah yang ingin Zenius jawab melalui ZenCore sebagai cara belajar melalui pendekatan adaptive learning. Dengan pendekatan seperti ini, setiap pengguna dapat belajar sesuai dengan level pemahaman masing-masing, terlepas dari perbedaan usia, profesi maupun latar belakang. N ed: setyanavidita livikacansera

 

 

 

Tren penggunaan telehealth akan terus bertahan bahkan setelah pandemi usai.

FELICIA KAWILARANG, VP Marketing Halodoc

 

 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat