Keluarga memanjatkan doa saat prosesi pemakaman jenazah pasien Covid-19 di TPU khusus Covid-19 Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (13/7). Data kematian akibat Covid-19 menjadi sorotan publik akhir-akhir ini.  | Republika/Thoudy Badai

Nasional

Anies: Data Kematian tak Pernah Diubah atau Dikurangi

Data kematian akibat Covid-19 menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. 

JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya tidak pernah mengurangi ataupun mengubah data kematian akibat Covid-19. Sejauh ini, diketahui sudah 12.908 orang meninggal akibat Covid-19 di Ibu Kota. 

"Terkait kematian. Kami di DKI Jakarta tidak pernah mengurangi atau mengubah data-data. Kematian selama pandemi selalu dilaporkan apa adanya," kata Anies dalam unggahan Instagram resminya, Jumat (13/8). 

Pemprov DKI, kata dia, selalu melaporkan data kematian sesuai kriteria dari Kementerian Kesehatan dan data kematian Covid-19 berdasarkan protokol pemakaman Covid-19. Sebab, menurut WHO semua data kematian perlu dicatat dan dilaporkan. 

Upaya pencatatan dan pelaporan data itu, lanjut Anies, bahkan telah dilakukan pihaknya sejak awal pandemi. Padahal, ketika itu kewenangan Pemprov DKI masih terbatas dan juga terbatasnya jumlah tes Covid-19. 

"Untuk mendeteksi adanya wabah (saat awal pandemi, Red), kami menggunakan data pelayanan pemakaman agar bisa mendeteksi bahwa wabah telah masuk dari luar negeri ke Ibu Kota," ungkap Anies. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Anies Baswedan (@aniesbaswedan)

Anies menegaskan, prinsip Pemprov DKI Jakarta dalam menangani semua masalah, termasuk Covid-19, adalah menggunakan ilmu pengetahuan, menggunakan data yang benar dan akurat, serta transparansi data.

Data kematian akibat Covid-19 menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Penyebabnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut akan menghapus angka kematian dalam indikator penanganan Covid-19. 

Alasan Luhut adalah karena terjadi masalah dalam input data yang disebabkan akumulasi dari kasus kematian di beberapa pekan sebelumnya. Rencana Luhut ini lantas dikritik banyak pihak, terutama para epidemiologi.

Target Vaksinasi

Sementara itu, Pemprov DKI menyatakan saat ini target vaksinasi dititambah karena banyaknya warga yang memiliki KTP non-DKI. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penambahan target vaksinasi dilakukan karena 30 hingga 40 persen dari orang yang sudah menerima vaksin adalah warga dengan KTP non-DKI Jakarta. Target vaksin yang semula 8.815.157 diubah menjadi 11 juta orang. 

"Perubahan dilakukan karena dari jumlah yang ada (orang yang sudah divaksin) lebih dari 30 sampai 40 persen diisi oleh warga KTP non-DKI," kata Ariza di Jakarta, Jumat (13/8). 

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) berbincang dengan Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati (kiri) saat meninjau area pemakaman khusus Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (15/7/2021). Anies Baswedan menyampaikan, pihaknya memakamkan jenazah dengan menggunakan protokol Covid-19 hingga mencapai 306 jenazah. - (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Dengan ditingkatkannya target capaian vaksinasi, Ariza meminta semua warga Jakarta yang belum vaksinasi untuk segera mendatangi sentra-sentra vaksinasi. Baik itu sentra di tingkat kelurahan, kecamatan, maupun provinsi. 

Hingga Kamis (12/8), imbuh Ariza, tercacat sudah 8.771.557 warga yang nerima vaksin dosis satu di Jakarta. Sedangkan dosis dua sudah 3.820.779 orang. 

Pada Senin (9/8) lalu, Ariza mengatakan, target vaksinasi 11 juta warga akan tercapai dalam kurun waktu satu hingga dua bulan ke depan. Sebab, pihaknya rata-rata per hari mampu melakukan vaksinasi 100 ribu warga. 

"September atau Oktober selambat-lambatnya terpenuhi, tergantung dari keberadaan vaksin. Mudah-mudahan vaksinnya siap, sehingga kita bisa mempercepat pelaksanaan vaksin," ujarnya.  

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Pemprov DKI untuk melakukan vaksinasi kepada 7,5 orang pada hingga Agustus 2021. Target itu berhasil tercapai pada Sabtu, 31 Juli 2021 atau satu bulan lebih cepat. n ed: febryan a, ed: andi nur aminah

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat