Umrah di tengah situasi pandemi Covid-19 | EPA-EFE/SAUDI HAJJ AND UMRAH MINISTRY

Khazanah

Saudi Buka Umrah dengan Kuota 60 Ribu

Amphuri meminta Pemerintah Indonesia melobi Arab Saudi untuk kemudahan umrah.

 

JAKARTA — Setelah menyelesaikan musim haji dengan kesuksesan, Pemerintah Arab Saudi kembali sibuk seiring dimulainya kembali penyelenggaraan ibadah umrah, termasuk jamaah umrah dari luar negeri. Dimulai pada 9 Agustus 2021, Saudi akan menerima kedatangan jamaah umrah yang sudah divaksinasi Covid-19 dari berbagai negara.  

Pada tahap awal, kuota jamaah umrah akan dibatasi hanya 60 ribu orang per bulan dan akan terus ditingkatkan hingga menjadi 2 juta orang per bulan. Konsul Jenderal RI Jeddah Eko Hartono menyebut, kuota jamaah umrah sebanyak 60 ribu itu terdiri atas jamaah domestik dan luar negeri.

“Sejauh yang kami tahu, tidak ada pembatasan berapa kuota untuk jamaah dari luar maupun dalam negeri,” kata Eko saat dihubungi Republika, Senin (9/8).

Ia menyebut, untuk jamaah dalam negeri, kesempatan melaksanakan umrah selalu dibuka kapan saja. Meski demikian, ada persyaratan yang harus dipenuhi, yakni calon jamaah telah mendapatkan izin (tasreh) melalui aplikasi yang ditunjuk.

Selain itu, Saudi mensyaratkan jamaah yang ingin mendapatkan izin umrah harus sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis penuh. Hingga saat ini, Saudi baru mengakui empat vaksin Covid-19, yakni produksi Moderna, Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, dan Astrazeneca-Oxford.

Selain memenuhi syarat vaksinasi, bagi umat Islam dari luar negeri yang ingin melaksanakan umrah harus mendaftar visa umrah melalui agen atau travel perjalanan di negara masing-masing.

"Setelah dapat visa dan tiba, akan didaftarkan untuk masuk ke Eatmarna, aplikasi milik Saudi," ujar Eko.

Terkait vaksin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi menyangkal rumor yang beredar secara daring tentang diperbolehkannya vaksin Sinopharm dan Sinovac. Juru Bicara Kemenkes Arab Saudi Mohammed al-Abd al-Ali menegaskan, negaranya belum menyetujui vaksin Sinovac.

Meski demikian, warga dan penduduk yang menerima salah satu dari vaksin buatan Cina itu dapat mengambil suntikan booster dari salah satu vaksin yang disetujui Saudi.

Sementara, Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) berharap, Pemerintah Saudi segera menghapus status suspend (penangguhan) bagi jamaah asal Indonesia. Dengan demikian, jamaah Indonesia dapat terbang langsung ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah.

"Sampai saat ini kondisi jamaah Indonesia belum bisa umrah karena kita masih terkendala suspend. Status suspend diberlakukan kepada Indonesia semenjak tanggal 3 Februari 2021 sampai hari ini," ujar Ketua Umum Amphuri, Firman M Nur.

Firman menyambut baik langkah Arab Saudi yang mulai membuka akses dan tak membatasi perjalanan umrah pada masa pandemi. Namun, yang menjadi kendala bagi Indonesia adalah masih berlakunya status suspend tersebut.

Ia berharap, Presiden Joko Widodo dan jajaran kementerian terkait turun tangan melobi agar Indonesia mendapatkan keringanan dan terlepas dari status tersebut. Apalagi, secara historis Indonesia-Arab Saudi memiliki kedekatan.

"Kita berharap kementerian terkait untuk memastikan status suspend bisa dihapus dari Indonesia dan Indonesia bisa mengirimkan jamaah," kata dia.

Sebelumnya, pada akhir Juli lalu, Pemerintah Arab Saudi memutuskan bahwa sembilan negara tidak dapat melakukan penerbangan langsung,  yakni India, Indonesia, Pakistan, Turki, Mesir, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, dan Lebanon. Jika ingin umrah, jamaah dari sembilan negara itu harus transit terlebih dulu di negara ketiga untuk melakukan karantina selama 14 hari, sebelum terbang menuju Arab Saudi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat