Sejumlah siswa belajar secara daring dengan memanfaatkan akses internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Balai RW 02, Galur, Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2020). Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) merekomendasikan sejumlah usulan kepada Kementerian Pe | ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bodetabek

Disdik Kabupaten Bogor Diimbau Buat Terobosan Baru PJJ

PJJ harus membuat anak semangat belajar.

BOGOR – Orang tua siswa sebuah sekolah dasar di Cilebut, Kabupaten Bogor, mengeluhkan tindakan seorang guru yang dinilai otoriter dan arogan. Terkait hal itu, selain melakukan evaluasi secara berkala, DPRD Kabupaten Bogor akan mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) untuk membuat terobosan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Agus Salim mengatakan, koordinasi antara Disdik Kabupaten Bogor, Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, dan pimpinan terus berjalan. Maka dari itu, kejadian di sekolah dasar tersebut akan dievaluasi.

“Hal ini juga jadi salah satu tambahan dalam evaluasi berkala kami. Sehingga kami juga akan mendorong Disdik Kabupaten Bogor untuk memberikan terobosan karena Kabupaten Bogor luar biasa luasnya dengan beragam kondisi yang ada,” kata Agus kepada Republika, Senin (9/8).

Agus mengatakan, Disdik Kabupaten Bogor diharapkan bisa berkoordinasi dan memberi solusi terbaik bagi sekolah, guru, para siswa, juga para orang tua siswa. Sebab, PJJ sudah dilaksanakan selama hampir dua tahun.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan, di beberapa daerah Kabupaten Bogor, terdapat daerah yang tidak dapat menjalani PJJ sama sekali. Ada yang terkendala karena tidak mendapat sinyal ataupun karena tidak memiliki aplikasi untuk belajar daring.

“Mereka harus ada solusi dan ini harus dipikirkan terus oleh pihak Disdik. Mereka nggak boleh diam, nggak boleh menyerah karena Kabupaten Bogor luasnya luar biasa dengan permasalahan yang kompleks,” jelasnya.

Kondisi yang demikian, dikatakan Agus, dapat memengaruhi psikologis bagi mereka yang terlibat. Oleh karena itu, dia meminta semua pihak di bagian pendidikan terus bersinergi dan bekerja sama di tengah kondisi pembelajaran yang tidak ideal.

Dia berharap, Disdik Kabupaten Bogor dapat membantu guru agar tidak kehilangan inovasi. Selain itu, diharapkan, pihak sekolah tidak melakukan pembelajaran secara monoton. Orang tua murid pun diminta untuk terus menjalin komunikasi dengan sekolah.

“Para guru maupun sekolah tidak monoton, seiring dengan tuntutan kondisi media yang memang dibutuhkan. Baik sekolahnya upgrade secara berkala dan melakukan pengembangan kreativitas para guru, sehingga mereka bisa menjawab kondisi yang ada di lapangan,” jelasnya.

Sebelumnya, cicitan di Twitter berisi keluhan orang tua siswa terkait guru yang dinilai otoriter dan arogan viral di media sosial. Selain mengeluh melalui media sosial, orang tua siswa bernama Anung Hidayah (36 tahun) yang berdomisili di Kabupaten Bogor itu turut melaporkan guru yang bersangkutan ke pihak sekolah.

Dalam cicitanya pada Rabu (4/8), Anung menceritakan tentang istrinya yang dikeluarkan dari grup Whatsapp pembelajaran jarak jauh (PJJ) anaknya yang masih duduk di kelas 4 SD. Istri Anung dikeluarkan lantaran melakukan protes kepada guru yang memberi tugas yang banyak, tapi tidak disertai pemberian materi.

Kepada Republika, Anung mengatakan, dia membuat cicitan tersebut karena merasa kecewa dengan sikap arogan dari seorang guru dalam menyikapi masukan dari orang tua murid. Sikap arogansi itu ditunjukkan oleh guru yang bersangkutan melalui kata-kata 'jangan protes'. Lalu, akhirnya, istri Anung dikeluarkan dari grup Whatsapp kelas.

Teknologi pendidikan Colearn

Pandemi Covid-19 dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang telah berlangsung lebih dari setahun mengakibatkan sebagian besar anak-anak merasa jenuh dan kurang termotivasi. Sementara itu, para ibu yang semakin sibuk selama bekerja dari rumah membutuhkan bantuan agar dapat menjalankan perannya dengan baik.

Sebagai upaya “berbagi peran” dengan para ibu, salah satu edutech paling berkembang di Asia Tenggara CoLearn hadir untuk membangun mindset yang tepat pada anak. CoLearn ikut serta dalam memantau perkembangan konsep dengan adanya guru yang terlatih mengajar kelas live yang interaktif untuk memahami mata pelajaran matematika, fisika dan kimia.

Demi meningkatkan rasa percaya diri terhadap mata pelajaran yang umumnya dianggap susah seperti matematika, fisika,dan kimia, CoLearn memiliki fitur baru bernama Tanya. Fitur yang bisa diakses kapan saja dan gratis ini memungkinkan murid untuk menyelesaikan soal hanya dengan mengunggah foto soal latihan ke dalam platform.

Dalam hitungan detik, CoLearn kemudian akan memberikan video penjelasan tentang cara memahami pertanyaan secara bertahap. Fitur Tanya merupakan wujud komitmen CoLearn untuk membuat matematika, fisika dan kimia menjadi mata pelajaran yang lebih mudah dicerna dan dipahami. Fitur ini sangat membantu murid dalam menyerap materi pelajaran dengan cepat dan komprehensif agar bisa bersaing di dunia internasional dan digital.

CoLearn juga sedang terus mengembangkan program Kelas Live untuk mendampingi para murid yang kesulitan mengikuti penjelasan guru selama PJJ dan ingin lebih menguasai mata pelajaran matematika, fisika dan kimia. Fitur Kelas Live membuat murid lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran karena bersifat interaktif dan dapat melakukan komunikasi secara langsung dengan guru dan teman-teman kelompoknya.

CoLearn juga bekerja sama dengan guru juara yang merupakan lulusan perguruan tinggi terbaik Indonesia maupun luar negeri.

“Kami ingin murid Indonesia lebih percaya diri berkompetisi dalam skala global dengan memperkuat fondasi di mata pelajaran yang akan sangat diperlukan di masa depan. Kami juga ingin murid hilangkan rasa ketakutan terhadap mapel yang susah karena tanya-jawab terkait soal bisa dilakukan lewat fitur Tanya yang dapat diakses gratis 24 jam dari aplikasi dan website,” kata Co-founder dan CEO CoLearn Abhay Saboo melalui siaran pers yang diterima Republika, Senin (9/8).

Abhay menambahkan, ”Kami berharap biaya yang dihemat orang tua dan waktu yang dihemat murid digunakan untuk menguasai konsep mata pelajaran yang sulit. Dengan demikian, anak memiliki kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik di masa depan.”

CoLearn kini telah melayani lebih dari empat juta pengguna fitur Tanya dan 100 ribu murid yang telah tergabung di Kelas Live. Dari jumlah murid yang disurvei, 80 persen di antaranya telah mengalami peningkatan nilai.

Saat ini, fitur Tanya CoLearn bisa digunakan untuk kelas 4 SD hingga 12 SMA. Sedangkan fitur Kelas Live tersedia untuk kelas 7 SMP hingga 12 SMA. Pada 2020, CoLearn juga mendapatkan penghargaan sebagai aplikasi terbaik kategori pengembangan diri dari Google Play.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat