Tim basket Amerika Serikat | AP/Jed Jacobsohn/FR170650 AP

Olahraga

Basket Olimpiade Bersejarah: Amerika Jadi Juara

Tim basket Amerika Serikat mengawinkan emas basket putra dan putri.

TOKYO – Amerika Serikat (AS) keluar sebagai juara umum Olimpiade Tokyo 2020 setelah meraih tiga keping medali emas tambahan dalam hari terakhir ajang multievent olahraga terbesar sejagat, Ahad (8/8). Hasilnya, kontingen Negeri Paman Sam finis teratas dengan koleksi 39 emas, 40 perak, dan 33 perunggu.

Salah satu cabor yang berhasil menyumbang medali emas pada gelaran terakhir adalah tim bola basket putri. Tim asuhan Dawn Staley berhasil mengalahkan tuan rumah Jepang di partai final dengan skor akhir 90-75 yang berlangsung di Saitama Arena. AS mengawinkan emas basket putra dan putri setelah sehari sebelumnya Kevin Durant dkk mengalahkan Prancis 87-82 di final.

Keberhasilan ini sekaligus menjaga dominasi tim basket putri AS di Olimpiade. Mereka sukses merebut emas ketujuhnya secara beruntun di Olimpiade. Emas ini pula yang turut membantu AS menggusur Cina dari puncak klasemen perolehan medali Olimpiade Tokyo. "Ini berkat kerja keras semua tim," kata pelatih AS Dawn Staley dilansir dari laman Sport Illustrated, Ahad (8/8).

Staley telah memimpin tim basket putri AS meraih medali emas Olimpiade ketujuh berturut-turut. Ia mengaku, hal tersebut merupakan pencapaian terbaiknya sebagai seorang pelatih.

Kemenangan di Tokyo juga menjadi perpisahan bagi Staley dengan tim basket putri. Ia mengumumkan, tidak akan memimpin tim di Olimpiade 2024 Paris.

"Kami (AS) memiliki banyak pelatih hebat yang bisa menjalankan pekerjaan ini. Saya menjadi bagian dari enam gelar tersebut dan itu sudah cukup. Saya merasa kenyang," sambung Staley.

Staley tiga kali mendapat emas Olimpiade sebagai pemain, yakni pada 1996, 2000, dan 2004. Berikutnya, ia menjadi asisten pelatih timnas basket putri AS yang juara di Olimpiade 2008 dan 2016. Kini, Staley sendiri yang memimpin tim.

Sejak resmi mengambil alih jabatan sebagai pelatih kepala pada 2017, Staley telah mencatatkan rekor 45–0. Staley mengatakan kepada Star Tribune bahwa dia akan merekomendasikan salah satu asistennya, Cheryl Reeve, sebagai pengganti.

AS tangguh, Jepang impresif

Pada pertandingan final, tim basket putri AS unggul dalam permainan di bawah ring. Brittney Griner yang berpostur 203 cm mendominasi paint area dengan sumbangan 30 poin dan lima rebound. Disusul Wilson A'ja dengan 19 poin dan tujuh rebound. A'ja berpostur 193 cm. Ini membuat center Jepang Maki Takada dan rekan-rekannya harus bekerja amat keras untuk menutup keunggulan tinggi dan jangkauan tangan lawan. Takada sendiri hanya berpostur 185 cm.

Griner mengaku senang menjadi bagian sejarah bola basket AS dengan menjadi juara tujuh kali beruntun di Olimpiade. "Tujuh kali berturut-turut itu adalah pencapaian yang luar biasa. Kami menunjukkan bahwa ini bola basket Amerika," kata Griner.

Secara keseluruhan, akurasi tinggi tembakan dari open play yang mencapai 54 persen menjadi kunci kemenangan AS. Ketika Jepang bisa menahan di bawah ring, para penembak AS membidik ring dengan jitu dari jarak jauh.

Sebaliknya, akurasi tembakan Jepang justru menurun hanya mencapai 36 persen. Padahal, saat mengalahkan Prancis 87-71 di semifinal, angkanya mencapai 52,5 persen. Ini membuat pekerjaan tim asuhan Tom Hovasse makin berat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by USA Basketball (usabasketball)

Namun, Griner tetap mengakui Jepang sebagai lawan yang sulit dikalahkan. Jepang dipuji memiliki konsistensi permainan dan agresif dalam melakukan serangan sejak awal hingga akhir.

"Mereka tampil mengerikan, berbekal kecepatan dan kekuatan menembaknya. Jadi, saya piker, kami telah memenangkan pertandingan yang hebat," sambung pebasket 30 tahun itu.

Walau gagal emas, tim putri Jepang bisa berjalan dengan kepala tegak. Sebab, Rui Machida dan kolega sudah mengukir prestasi tertinggi di Olimpiade. Prestasi terbaik Jepang sebelumnya adalah finis di peringkat lima pada Olimpiade Montreal 1976. Jepang kini mengikuti jejak Korea Selatan dan Cina yang pernah menembus final bola basket putri Olimpiade.

Di bagian putra, AS mengamankan emas keempat secara berurutan setelah mengalahkan Prancis 87-82 di Saitama Arena, Sabtu (7/8). Laga final ini menegaskan kehebatan Kevin Durant yang selalu menjadi tulang punggung dalam tiga final terakhir. Kali ini, Durant mencetak 29 poin.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by The Olympic Games (olympics)

Namun, sorotan lebih banyak mengarah kepada perebutan perunggu Australia memutus penantian panjang untuk mendapatkan medali Olimpiade selama 65 tahun setelah menaklukkan Slovenia 107-93. Point guard Patty Mills keluar sebagai pahlawan berkat catatan 42 poin dan sembilan assist.

"Kami telah menunggu momen ini untuk waktu yang lama. Butuh waktu bagi kami mengatasi hal ini, dan sekarang kami berhasil melewati itu. Saatnya membawa pulang medali Olimpiade," kata Mills selepas meraih medali. n ed: Israr Itah

Fakta Menarik Basket Olimpiade Tokyo

-       Center tim basket putra AS Javale McGee mengikuti jejak sang ibu, Pamela, yang juga menyabet emas Olimpiade. Pamela memperkuat tim bola basket putri AS juara di Olimpiade 1984.

-       Tim basket putra Slovenia yang dimotori Luka Doncic langsung menembus empat besar dalam debut di Olimpiade.

-       Sebelum meraih perunggu, pencapaian tertinggi tim basket putra Australia adalah empat kali peringkat empat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat