Relawan mengangkat seorang warga yang terluka akibat serangan bom Israel di Gaza, Kamis (20/5/2021). | AP/Khalil Hamra

Internasional

Haaretz: Israel Tutupi Kejahatan Perang di Gaza

Pada malam pengeboman, tentara Israel tidak memberikan informasi kepada penduduk.

YERUSALEM -- Bukti lebih lanjut dari dugaan kejahatan perang Israel di Jalur Gaza diungkapkan dalam laporan media Israel, Haaretz, Selasa (2/8). Surat kabar itu merinci pembunuhan bayi Palestina, seorang remaja dan empat warga sipil lainnya oleh pasukan Israel dalam serangan 10-21 Mei lalu.

Haaretz mengumpulkan kesaksian dari keluarga Palestina yang ditembak di dekat pagar Gaza. Haaretz menyebutkan bahwa tentara Israel telah menutupi kemungkinan kejahatan perang dalam serangan di Gaza.

"Tentara Israel secara keliru menembakkan peluru ke daerah yang dihuni oleh petani Palestina, sehingga menewaskan seorang bayi, seorang remaja, dan empat orang lainnya. Tentara tidak pernah melaporkan kejadian itu, mereka juga tidak menghukum perwira senior mana pun," ujar laporan Haaretz.

Terlepas dari penargetan warga sipil, insiden itu tidak mendapat publisitas. Namun, tentara Israel mengetahui insiden tersebut, dan memutuskan untuk melakukan penyelidikan. Tetapi setelah dua setengah bulan, tentara Israel mengatakan, mereka telah menyerahkan kasus itu ke unit terkait. Haaretz menilai kesimpulan itu meragukan.

"Itulah kesimpulan yang ditarik dari pembunuhan keluarga Palestina yang tidak bersenjata di Beit Lahia. Tidak ada perwira senior Israel yang dihukum, apalagi dipecat," ujar laporan Haaretz.

Keluarga Abu Daya

Pada malam pemboman yang direncanakan, tentara Israel tidak memberikan informasi kepada penduduk bahwa mereka perlu mengosongkan rumah untuk mengantisipasi serangan. Pemberitahuan semacam ini sudah biasa dilakukan oleh tentara Israel selama pertempuran di Gaza.

Kemudian, pada 13 Mei sekitar pukul 18.30 waktu setempat pasukan Israel mulai menembaki sejumlah rumah. Salah satunya langsung menembus bangunan tempat tinggal keluarga Abu Daya. Haaretz mengumpulkan kesaksian dari tetangga Abu Daya yang juga kehilangan anggota keluarga mereka.

"Saya menemukan anak perempuan saya, mayat beberapa dari mereka sudah terpotong-potong. Anak-anak saya terluka dan seluruh tempat itu penuh dengan darah," ujar Nasser Abu Fares Abu Daya, dilansir Middle East Monitor, Rabu (4/8).

Abu Daya adalah ayah dari 12 anak. Dia kehilangan empat anaknya dalam serangan oleh militer Israel. Keempat anak Abu Daya yang meninggal dunia di antaranya Fawziya (17 tahun) Nisrin (26 tahun), Sabrine (28), dan bayinya yang berusia sembilan bulan, Mohammed Salama. 

Sebelumnya, Human Rights Watch (HRW) telah merilis laporan bahwa Israel melakukan kejahatan perang selama pertempuran di Gaza pada Mei lalu. Kelompok hak asasi manusia tersebut mengungkapkan laporan itu setelah menyelidiki tiga serangan udara Israel yang menewaskan 62 warga sipil Palestina. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat