Warga berjalan dengan latar gedung-gedung bertingkat di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (3/8/2021). Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menyampaikan realisasi dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga akhir Juli mencap | ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Tajuk

Sumber Baru Pertumbuhan

Perlu dicarikan format baru agar ruang sumber pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan pada masa pandemi

Gelombang kedua pandemi Covid-19 dengan munculnya varian Delta telah memukul sektor kesehatan masyarakat dan ekonomi rakyat. Serangan varian Delta sejak akhir Juni lalu membuat fasilitas layanan kesehatan rumah sakit kewalahan.

Jumlah kasus positif harian Covid-19 yang melonjak drastis pada periode tersebut, membuat pemerintah membatasi mobilitas masyarakat secara superketat. Kebijakan baru pun diambil dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Dinilai tak cukup meredam penyebaran virus Covid-19, revisi dari PPKM Darurat dibuat dengan merilis kebijakan PPKM Level 4.

Tentu semua pihak berharap banyak dengan keluarnya aturan baru tersebut. Mobilitas masyarakat yang dikurangi berdampak pada tingkat penularan yang juga turun. Data memang memperlihatkan kebijakan PPKM sejak 3 Juli lalu telah menurunkan jumlah kasus positif harian.

Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan, mengungkapkan, data bahwa selama 13 hari sejak 3 Juli jumlah kasus harian menanjak tinggi. Namun, selepas 13 hari pelaksanaan PPKM, grafik kasus positif harian cenderung menurun. Penurunan yang terjadi bahkan mencapai 50 persen.

 
Data memang memperlihatkan kebijakan PPKM sejak 3 Juli lalu telah menurunkan jumlah kasus positif harian.
 
 

Data ini menunjukkan, setidaknya mobilitas masyarakat seiring dengan jumlah kasus. Namun, mobilitas saja yang dikurangi tanpa disiplin menerapkan protokol kesehatan yang lain, seperti mengenakan masker, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga jarak tentu tidak akan efektif meredam jumlah kasus positif.

Untuk itu, pemerintah juga menggencarkan program vaksinasi yang menyasar setidaknya 70 persen populasi penduduk Indonesia. Program vaksinasi ini merupakan ikhtiar untuk menciptakan kekebalan kelompok. Ketika kekebalan kelompok masyarakat terbentuk, penularan virus bisa ditekan.

Tak kalah pentingnya adalah kebijakan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Testing menjadi kunci untuk melacak seberapa banyak penduduk yang terinfeksi. Tracing dalam rangka mengetahui sebaran virus sehingga bisa dilakukan pencegahan dini. Dan treatment dalam upaya untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi angka kematian terpapar Covid-19.

Tentu ikhtiar ini merupakan bagian dari strategi agar kesehatan masyarakat terus terjaga. Angka positif Covid bisa ditekan. Juga upaya ini dimaksudkan supaya ekonomi masyarakat kembali bergeliat. Masyarakat yang sehat tentu memudahkan mereka dalam melakukan aktivitas ekonomi. Geliat ekonomi akan membawa pada kesejahteraan rakyat.

Tak heran bila sejumlah lembaga ekonomi ataupun ekonom yang mengkhawatirkan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat berdampak pada perekonomian nasional. Sejatinya yang dikhawatirkan ketika pembatasan untuk menekan laju penularan virus itu juga berdampak pada aktivitas perekonomian. Antara mempertimbangkan aspek kesehatan dengan pembatasan kegiatan atau membuka mobilitas untuk perekonomian?

 
Tak heran bila sejumlah lembaga ekonomi ataupun ekonom yang mengkhawatirkan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat berdampak pada perekonomian nasional. 
 
 

Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu merevisi proyeksinya karena kekhawatiran pembatasan berdampak pada perekonomian. IMF memprediksi, ekonomi Indonesia tumbuh 3,9 persen pada tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang 4,3 persen.

IMF mengungkap alasan koreksi ke bawah tersebut. IMF mendasarkan proyeksinya pada dampak pembatasan mobilitas masyarakat. Proses produksi dalam rantai perekonomian memang seirama dengan seberapa tinggi mobilitas unsur perekonomian itu.

Meski sejatinya, tak hanya faktor mobilitas masyarakat yang memengaruhi geliat perekonomian. Ada beberapa faktor lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi, misal seberapa efisien dan efektif mobilitas masyarakat itu dalam rantai produksi.

Dalam konteks ini, tidak perlu kita pertentangkan mengutamakan mana, aspek kesehatan atau aspek ekonomi. Keduanya merupakan hal yang sama penting. Kesehatan menjadi prioritas agar bisa bergerak. Ekonomi harus kembali pulih agar bisa sejahtera. 

 
Ada beberapa faktor lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi, misal seberapa efisien dan efektif mobilitas masyarakat itu dalam rantai produksi.
 
 

Tingginya kasus Covid-19 dan turunnya aktivitas masyarakat berdampak pada target pertumbuhan ekonomi. Dengan masih tingginya ancaman penularan Covid-19, disiplin pada protokol kesehatan adalah keniscayaan.

Untuk itu, perlu dicarikan format baru agar ruang-ruang sumber pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan pada masa pandemi ini. Selain sektor konsumsi masyarakat yang terus dipacu, juga sektor industri yang banyak menyerap tenaga kerja dan berorientasi ekspor. Ketika impor menurun karena kebutuhannya juga berkurang, saatnya untuk menggenjot produk-produk ekspor.

Sektor tersebut setidaknya bisa menjadi penyangga kala sektor ekonomi lain tak bisa bergerak. Sekaligus menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi nasional. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat