Warga Negara Asing (WNA) menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 seusai menjalani vaksinasi dosis kedua di wilayah Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (22/6/2021). Sebanyak 537 orang WNA yang menerima vaksin dosis pertama pada bulan Maret 2021 tersebut saat ini me | ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Nasional

Pencatutan NIK untuk Vaksinasi Ditelusuri

Sudah ada dua warga Bekasi yang mengaku NIK mereka telah dipakai WNA.

JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan sedang menelusuri peristiwa nomor induk kependudukan (NIK) warga di Bekasi, Jawa Barat, yang dipakai warga negara asing (WNA) untuk vaksinasi Covid-19. Sejauh ini, sudah ada dua warga Bekasi yang mengaku NIK mereka telah dipakai, salah satunya diketahui digunakan oleh WNA.

"Kementerian Kominfo saat ini sedang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menindaklanjuti informasi tersebut. Saat ini, sedang ditelusuri lebih lanjut oleh tim terkait dan akan kami informasikan perkembangan selanjutnya," kata juru bicara Kemenkominfo, Dedy Permadi, Rabu (4/8).

Seorang warga di Bekasi, Wasit Ridwan (47 tahun), tidak bisa mengikuti program vaksinasi Covid-19 karena berdasarkan data kependudukan, NIK miliknya tercatat sudah mendapatkan vaksinasi. NIK tersebut rupanya digunakan seorang WNA, Lee In Wong, untuk mengikuti vaksinasi.

Kasus kedua menimpa warga Bekasi ber-KTP DKI Jakarta, Yuni Trianita (43). Ia tercatat sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis satu, sehingga tidak bisa menjalani vaksinasi.

photo
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada warga negara asing (WNA) yang menjalani vaksinasi dosis kedua di wilayah Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (22/6/2021). Sebanyak 537 WNA yang menerima vaksin dosis pertama pada Maret 2021 saat ini menjalani vaksinasi dosis kedua untuk mencapai herd immunity dan persiapan kawasan zona hijau bebas Covid-19 di wilayah Sanur, Denpasar. - (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Yuni mengaku data yang terinput di aplikasi Jakarta Kini (JAKI) milik Pemprov Jakarta dan Peduli Lindungi dari Pemerintah Pusat menunjukkan namanya telah menjalani vaksinasi di sebuah klinik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. "Saya belum vaksin. Tapi nama saya, NIK saya, sudah dipakai vaksin dosis pertama, Sinovac, tanggal 22 Juli di Klinik Dr Ranny Tangerang Selatan," ujar Yuni, kemarin.

Dia mengaku sudah menghubungi call center serta media sosial Peduli Lindungi, namun belum mendapatkan respons. Dia juga menyebut telah menghubungi pihak klinik yang bersangkutan, namun hanya direspons akan menindaklanjutinya. Hingga saat ini belum ada perkembangan.

"Petugas vaksinasinya belum datang. Nanti kalau bisa (sudah datang) dihubungi lagi," ujar petugas kinik tersebut saat dikonfirmasi melalui call center.

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, pemerintah sudah menangani kasus Wasit. Dukcapil membantu pengecekan dan memang benar milik Wasit Ridwan. Akhirnya, Wasit Ridwan pun dapat menerima suntikan vaksin Covid-19.

"Data Pak Wasit benar. Yang bersangkutan sudah divaksin kemarin. Kementerian Kesehatan nanti yang melacak penyalahgunaan NIK tersebut di tempat vaksin," kata Zudan dalam pesan singkatnya, Rabu (4/8).

Ia mengatakan, ke depan data vaksinasi Covid-19 akan bersumber pada data kependudukan agar kejadian penyalahgunaan NIK tidak terulang kembali. "Kita semua sepakat untuk data vaksin harus bersumber dari NIK Dukcapil," ujar Zudan.

Sementara, Wasit mengaku sudah divaksinasi pada Selasa (3/8). Ia mendapat suntikkan vaksin Covid-19 di Puskesmas Sukadami, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi. Meski telah divaksin, Wasit tak dapat sertifikat resmi. "Saya dapat vaksin tapi enggak dapat sertifikat resminya," kata dia, Rabu (4/8). 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat