Warga berada di dalam Kabin Pasien Delta saat simulasi isolasi pasien Covid-19 di ruang isolasi Pasar Andir Trade Center, Kota Bandung, Senin (2/8/2021). Pasar Andir Trade Center bekerja sama dengan perusahaan Sion Safety menyediakan kabin terapi yang dib | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Varian Delta Dominasi Indonesia

Warga Papua Barat diimbau menggunakan masker lapis dua untuk mencegah delta.

JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengatakan, hampir 76 persen kasus terinfeksi Covid-19 di Indonesia didominasi oleh virus varian Delta. Dikethaui, varian ini pertama kali ditemukan di India saat negeri para dewa itu dilululantakan oleh Covid-19.

"Yang banyak di Indonesia adalah varian Delta, hampir 76 persen didominasi varian Delta tersebut. Pada prinsipnya, tetap saja bahwa virus itu merupakan self limiting deseas (penyakit yang sembuh secara spontan),” kata Kepala Sub Bidang Tracing Satgas Covid-19, Dokter Koesmedi Priharto dalam dialog produktif “Kenal dan Cegah Varian Baru Virus Covid-19” secara daring, Rabu (4/8).

Koesmedi mengatakan, varian Delta dapat lebih cepat menular dan memiliki daya tembus yang kuat, sehingga dapat mempercepat persebaran virus. Persebaran dipermudah oleh perilaku masyarakat dari suatu wilayah tersebut sehingga head to head atau penularan dari orang ke orang.

“Ketika manusia berperilaku baik (menjaga protokol kesehatan), maka turun jumlah angka yang menular tersebut. Tetapi bila perilaku manusia di wilayah itu jelek, maka angka itu akan meningkat,” kata dia.

photo
Petugas melakukan simulasi isolasi pasien Covid-19 di dalam kabin di ruang isolasi Pasar Andir Trade Center, Kota Bandung, Senin (2/8/2021). Pasar Andir Trade Center bekerja sama dengan perusahaan Sion Safety menyediakan kabin terapi yang diberi nama Kabin Pasien Delta untuk sarana isolasi pasien Covid-19 di pasar tersebut dengan fasilitas penunjang yang memadai seperti toilet, televisi, kamera cctv, telepon dan penjernih udara. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Ede Surya Darmawan mengatakan, varian Delta tidak memiliki gejala spesifik yang berbeda dengan varian sebelumnya. “Artinya, yang diserang masih organ pernapasan dari mulai hidung sampai ke paru-paru,” kata dia dalam diskusi yang sama.

Namun, yang perlu diwaspadai adalah kondisi pasien yang terpapar tersebut, terutama mereka yang memiliki penyakit bawaan. Covid-19 varian delta terkenal dengan istilah great imitater atau kemampuan meniru. "Dan memperburuk kondisi yang ada sehingga posisi ini harus dipahami oleh masyarakat,” kata dia.

Ia mengimbau masyarakat yang terkena gejala segera melakukan isolasi mandiri dan melakukan pengetesan. Kondisi tubuh saat dites sebaiknya masih segar dan bugar sehingga mempermudah penanganan.

Saat ini, varian Delta sudah ditemukan di hampir semua daerah di Indonesia dan mendominasi lonjakan kasus dalam satu bulan terakhir. Satgas Covid-19 Papua Barat pada Selasa (3/8), mengumumkan, varian Delta telah menginveksi 12 orang warganya per 31 Juli 2021. Juru bicara Satgas Covid-19 Papua Barat, dr Arnold Tiniap meminta masyarakat setempat memperketat prokes, termasuk imbauan menggunakan dua lapis masker.

"Dari 26 sampel yang diperiksa di Balitbangkes, 12 diantaranya teridentifikasi sebagai kasus baru mutasi virus korona varian Delta B1617.2 di Papua Barat ," kata dia, Selasa malam.

Mengancam anak

Meski gejalanya sama, varian Delta lebih cepat menular pada anak-anak. Ede Surya mengatakan, Delta memiliki ciri khasnya pada tanduknya atau spies-nya. Kemudian, lebih mudah menempel. "Karena daya tahan menempel yang kuat, sehingga penularan lebih cepat. Kondisi ini (membuat orang) akan mudah tertular, terutama juga kepada anak-anak,” kata dia.

Ia menjelaskan, anak-anak awalnya dibilang aman karena paru-parunya masih bersih dan kasusnya sangat sedikit. Tapi saat ini, dengan adanya varian Delta, anak-anak akan lebih mudah tertular. Berdasarkan penelitian terakhir, kata dia, varian tersebut dapat menyebar dalam waktu satu menit, saat masyarakat berpapasan atau berbicara satu sama lain tanpa menggunakan masker.

Koesmedi kembali mengingatkan pentingnya masyarakat menggunakan masker untuk memutus rantai penyebaran varian baru ini. Selain menjaga protokol kesehatan, masyarakat harus terus menjaga daya tahan tubuhnya dengan baik agar virus tidak dapat berkembang dalam tubuh, baik dengan mengonsumsi vitamin maupun rajin melakukan olah raga.

“Walaupun virus itu sudah masuk ke dalam napas kita, tetapi karena daya tahan tubuh kita kuat, virus itu tidak akan berkembang,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat