Cahaya Pendidikan | Dok Quipper

Inovasi

Nyalakan Cahaya Pendidikan di Timur Indonesia

Quipper melakukan pre-test bagi siswa untuk mengukur kemampuan akademis awal dan melakukan post-test setelah satu bulan implementasi.

Merasakan kemudahan belajar berkat majunya perkem bangan teknologi, tentu sudah dialami oleh banyak pelajar di Indonesia.Namun, bagi anak-anak yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), belajar dengan sentuhan teknologi sama sekali tak pernah terbayangkan di benak mereka sebelumnya.


Berdasarkan data Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT)dan Transmigrasi, saat ini di Indonesia ada 122 kabupaten yang tergolong dalam wilayah tertinggal. Tentunya, wilayah tersebut sangat minim koneksi internet, bahkan di beberapa wilayahnya tidak ada koneksi internet sama sekali.


Salah satu wilayah yang masih sama sekali belum merasakan konektivitas internet tersebut adalah Kabupaten Halmahera Barat di Provinsi Maluku Utara. Beberapa waktu lalu, Kemendesa PDTT dan Quipper selaku perusahaan edukasi teknologi global, berkolaborasi menggelar program Quip per Hybrid Learning dan peningkatan kapasitas tenaga pendidik di wilayah yang hanya bisa dijangkau dengan 45 menit perjalanan melalui perahu cepat dari Ternate tersebut.


Direktur Pengembangan Sumberdaya Manusia Kemendesa PDT, Drs Priyono, mengungkapkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Halmahera Barat sangat kecil, hanya 64. Sedangkan, rata-rata nasional sudah dalam angka 74. Menurut Pri yono, sudah lama pemerintah menghadapi berbagai permasalahan pada sektor pendidikan yang sulit dicari solusinya. Di antar anya, permasalahan kurangnya tenaga pengajar di berbagai daerah pedalaman.


Hal ini, menurut Priyono, tentu tak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja. Perlu adanya breakthrough untuk mengatasi permasalahan ini. Oleh karena itu, kolaborasi dengan berbagai pihak pun amat diperlukan, ujarnya.


Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi pun berkolaborasi dengan Quipper, Dinas Pendidikan setempat, dan HaloHola sebagai perusahaan penyedia perangkat digital yang memungkinkan metode belajar hybrid.


Lokasi yang dipilih adalah SMPN 7 Halmahera Barat dengan total 49 siswa dari kelas 9. Sedangkan, peningkatan kapasi tas guru diberikan kepada 35 guru beragam mata pelajaran dari 33 sekolah negeri dan swasta.

Teknologi bisa menjadi terobosan berarti dalam mengatasi berbagai permasalahan pendidikan selama ini.


Quipper memfasilitasi siswa dengan materi pelajaran berupa 254 video pembelajaran dan 278 paket latihan soal yang tersimpan dalam perangkat Halohola yang bisa diakses secara daring melalui kom puter atau ponsel oleh guru dan siswa dengan intranet tanpa harus menggunakan internet. Empat mata pelajaran yang di ajar kan adalah matematika, bahasa Indo nesia, bahasa Inggris, dan ilmu penge ta huan alam.


Content Manager Quipper Indonesia Hanani Faiza menjelaskan, hybrid learning adalah metode pembelajaran yang dilaku kan dengan menggabungkan pen dampingan langsung lewat tatap muka dan daring. Metode ini sangat tepat diterapkan di daerah dengan keterbatasan jaringan internet. Dengan begitu, pemerataan akses pendidikan berkualitas pun bisa lebih mudah terlaksana, ujarnya.


Untuk mengetahui progres pembelajaran, Quipper melakukan pre-test bagi siswa untuk mengukur kemampuan akademis awal dan melakukan post-test setelah satu bulan implementasi. Hasilnya, peningkatan rata-rata nilai siswa naik dua kali lipat setelah metode belajar hybrid.


Rencananya, pemonitoran akan terus dilakukan hingga November mendatang untuk melihat progres secara keseluruhan dari program ini. Selain itu, implementasi program belajar dengan metode hybridini dapat menjadi program percontohan bagi daerah tertinggal lain di Indonesia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat