Pebulutangkis ganda Putri Indonesia Greysia Pollii memeluk pelatih Eng Hian setelah mengalahkan lawannya ganda putri China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dalam final Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). | AP/Dita Alangkara

Kisah Dalam Negeri

Eng Hian, Pelatih yang Hampir Terdepak dari Pelatnas

Eng Hian sudah beberapa kali mengantarkan Greysia dan Apriyani menjadi juara.

OLEH FITRIYANTO 

Menjadi pelatih sektor ganda putri di Indonesia tidak terlalu mendapat sorotan seperti halnya melatih ganda putra, ganda campuran, atau tunggal putra. Maklum, dibandingkan sektor lainnya, prestasi ganda putri sebelumnya tak terlalu mencolok. 

Pada perhelatan olimpiade sebelumnya, semua sektor kecuali ganda putri, pernah merebut medali, bahkan medali emas. Tetapi, sektor ganda putri akhirnya bisa disejajarkan setelah pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu meraih emas di Olimpiade Tokyo 2020. 

Kesuksesan Greysia dan Apriyani tak bisa dilepaskan dari peran sang pelatih, yaitu Eng Hian. Eng Hian yang kini berusia 44 tahun, telah beberapa kali mengantarkan Greysia dan Apriyani berdiri di podium tertinggi dalam sejumlah kejuaraan. 

photo
Pebulutangkis ganda Putri Indonesia Greysia Pollii/Apriyani Rahayu melakukan selebrasi dengah pelatih mereka Eng Hian setelah mengalahkan lawannya ganda putri China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dalam final Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). - (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
SHARE    

Eng Hian ditunjuk sebagai pelatih ganda putri di Pelatnas Cipayung sejak 2014. Namun, ternyata, pria yang akrab disapa Koh Didi itu pernah hampir didepak dari Pelatnas Cipayung pada 2016. 

Kisah itu disampaikan legenda bulu tangkis Hariyanto Arbi dalam akun media sosial miliknya. Ketika nasib Eng Hian terancam, Hariyanto mengaku, memberikan motivasi agar sang pelatih terus bertahan. Ia pun bersyukur karena Eng Hian dipertahankan dan akhirnya kini, mampu mempersembahkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020. 

"Saya pernah dihubungi Eng Hian bahwa dia akan didepak pada 2016. Saat itu saya berikan motivasi. Saya lihat Eng Hian ini pelatih bagus, rugi jika pelatnas melepaskannya, syukur akhirnya tetap dipertahankan dan membuktikan kemampuannya dengan emas olimpiade," kata Hariyanto ketika dihubungi Republika, Senin (2/8).

Menurut Hariyanto, Eng Hian merupakan pelatih yang sangat berdedikasi karena mau turun langsung untuk melatih pemainnya. "Setiap saya berkunjung ke pelatnas, saya lihat dia sendiri yang mengajari dan memberikan pukulan stroke kepada pemainnya," kata Hariyanto. 

Hariyanto mengatakan, kedekatan pelatih dengan pemain sangat penting. "Memberikan pukulan //stroke// langsung kepada pemain itu penting dibandingkan pelatih, yang hanya duduk dan berdiri memberi instruksi dari pinggir lapangan."

photo
Pebulutangkis ganda Putri Indonesia Greysia Pollii/Apriyani Rahayu melakukan selebrasi dengah pelatih mereka Eng Hian setelah mengalahkan lawannya ganda putri China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dalam final Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). - (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
SHARE    

Terkait keberhasilan Eng Hian mengantarkan Greysia dan Apriyani meraih emas olimpiade, Hariyanto menilai, karena Eng Hian sudah mempersiapkan pemainnya dengan baik dari segi fisik dan mental untuk pemainnya. Hal itu, menurut dia, terlihat dari permainan Greysia dan Apriyani yang tenang serta konsisten sepanjang pertandingan olimpiade. 

Menurut Hariyanto, hal yang tak kalah penting adalah karena Eng Hian pintar membaca permainan lawannya, sehingga bisa memberikan masukan dengan baik dan tepat kepada pemainnya.

Hariyanto seperti orang kebanyakan, awalnya tidak menduga nomor ganda putri dapat merebut emas. "Melihat peta kekuatan, paling sekadar medali. Namun, ketika mereka mengalahkan pasangan Jepang di laga terakhir grup, saya mulai melihat ada peluang untuk bisa merebut emas, sehingga akhirnya terwujud," katanya. 

Eng Hian sudah beberapa kali mengantarkan Greysia dan Apriyani menjadi juara. Sebelum ajang Olimpiade Tokyo 2020, Greysia dan Apriyani sukses menjuarai Thailand Open 2021. 

Adapun sejumlah prestasi lainnya bersama Greysia dan Apriyani adalah menjuarai French Open 2017, India Open 2018, dan meraih medali emas SEA Games 2019. Sedangkan sebagai pemain, salah satu prestasi yang pernah diraih adalah meraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004. Saat itu, Eng Hian berpasangan dengan Flandy Limpele. 

photo
Ganda putri Indonesia Nitya Krishinda (kanan) dan Gresya Polii (kiri) bergembira bersama pelatih mereka Eng Hian (tengah) usai penghargaan medali final perorangan Ganda Putri Asian Games ke-17 di Gyeyang Gymnasium, Incheon, Korsel, Sabtu (27/9/2014). Pasangan Indonesia yang mengalahkan pasangan Jepang itu meraih emas pertama untuk Indonesia. - (ANTARA FOTO/SAPTONO)
SHARE    

Sementara itu, Ketua Harian Klub Jaya Raya yang juga legenda bulu tangkis Indonesia, Imelda Wigoena berharap, PBSI dapat mencarikan mitra yang tepat terlebih dulu untuk Apriyani Rahayu, sebelum Greysia Polii benar-benar memutuskan gantung raket. Mitra yang tepat dan berkualitas untuk Apriyani sangat diperlukan jika Greysia nantinya memutuskan pensiun.

"Harus ada pengganti Greysia dulu, sambil dicoba dipasangkan dengan Apriyani. Sebelum Greysia nantinya memutuskan untuk pensiun," kata Imelda saat berbincang dengan Republika, kemarin. 

Imelda optimistis pelatih Eng Hian dapat menemukan mitra yang tepat untuk Apriyani. "Sebelumnya juga saat Apriyani masuk pelatnas pasangannya bukan Greysia," katanya.

Pasangan asal Jaya Raya itu berhasil mempertahankan tradisi emas olimpiade. Di final ganda putri Senin (2/8), Greysia dan Apriyani mengalahkan pasangan Cina Cheng Qingchen dan Jia Yifan, 21-19, 21-15.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat