Harimau Sumatera bernama Tino (9) yang terpapar Covid-19 berada di kandangnya di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Ahad (1/8). Dua ekor harimau Sumatera bernama Hari dan Tino penghuni Taman Margasatwa Ragunan sedang dalam proses pemulihan pasca keduanya | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

Harimau Hari dan Tino Positif Covid-19 di Ragunan

Hanya dua harimau penghuni Ragunan saja yang terkonfirmasi positif Covid-19.

JAKARTA  -- Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR), drh Endah Rumiyati, memastikan, tidak ada satwa lain yang terpapar Covid-19. Dia menjelaskan, hanya dua harimau penghuni Ragunan saja yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Selain harimau Hari dan Tino tidak ada satwa di dalam TMR ini yang menunjukkan gejala Covid-19, jadi hanya harimau Hari dan Tino," kata Endah di Jakarta, Ahad (1/8).

Dia menuturkan, tim medis melakukan observasi lebih lanjut untuk melihat dua satwa dilindungi tersebut secara klinis sudah tidak menunjukkan gejala sakit. Kemudian, sambung dia, tim medis melanjutkan pemeriksaan secara uji laboratorium untuk memastikan harimau tersebut negatif dari Covid-19.

Menurut Endah, petugas juga akan memeriksa satwa lain untuk memastikan seluruh penghuni Ragunan dalam kondisi sehat. "Jadi kami melakukan tes karena harimau ini memiliki gejala klinis sakit, kami tidak melakukan tes untuk satwa yang tidak menunjukkan klinis sakit, tetapi mungkin ke depan tidak menutup kemungkinan apabila kami ingin mengecek semua satwa," ujarnya.

Endah melanjutkan, untuk mencegah adanya potensi penularan dari manusia, seluruh petugas di Ragunan juga dites Covid-19. Karena itu, tes rutin dilakukan agar perawat satwa tidak ada yang memiliki gejala klinis ke arah sakit. “Memang sampai saat ini kami tracing, karena memang tidak ada perawat kami yang menunjukkan sakit, tapi kami tidak menutup kemungkinan memang kalau OTG jadi kami tetap tracing," tutur Endah.

Dua harimau Sumatra berusia 9 dan 12 tahun tersebut terpapar Covid-19 pada 15 Juli 2021. Hal itu terdeteksi setelah tim medis menemukan keduanya bergejala klinis sejak 9 Juli lalu. Gejala yang muncul, yaitu batuk, napas berat, keluarnya cairan dari hidung, serta aktivitas dan nafsu makan yang menurun.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengunjungi lokasi isolasi dua ‘pasien’ di TMR, Jakarta Selatan pada Sabtu (31/7), yang sempat terpapar Covid-19.  "Kemarin, sesudah berkeliling ke enam lokasi vaksinasi di Jakarta, menyempatkan diri mampir ke Ragunan untuk menengok pasien Covid-19 yang cukup unik ini," kata Anies dalam akun Instagram pada Ahad.

Dia menuturkan, sekitar tiga pekan lalu, perawat satwa di Ragunan memperhatikan Hari dan Tino terlihat sakit dan bergejala seperti orang terkena Covid-19. Gejala yang muncul, yaitu flu, lemas, dan sesak napas. Menurut Anies, tim TMR langsung bertindak cepat dengan memanggil petugas tes swab. Kemudian, hasil tes diperiksa di Laboratorium Bioteknologi Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor (IPB).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Anies Baswedan (aniesbaswedan)

Dia menyebut, hasil tes swab menunjukkan Hari dan Tino positif Covid-19. Sehingga, keduanya harus diisolasi di kandang dengan pasokan makanan dan obat yang tercukupi selama proses penyembuhan. Menurut Anies, kasus satwa terkena Covid-19, terutama harimau dan singa, tidaklah unik.

Dia mengatakan, telah banyak kasus serupa di berbagai negara lain. Tentu perawatan satwa positif Covid-19 tidak sama dengan manusia. "Hari dan Tino tidak bisa dikirim untuk isolasi ke Wisma Atlet, tapi harus melakukan isoman dan dirawat serta dimonitor dengan ketat oleh para dokter hewan terbaik di Ragunan," kata Anies berkelakar.

Hari dan Tino kini berangsur pulih dan sudah tampak aktif. Namun, karena Jakarta masih berada dalam situasi PPKM Level 4, kata Anies, TMR belum bisa dibuka untuk publik.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Taman Margasatwa Ragunan (@ragunanzoo)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat