Pekerja Palestina mendistribusikan pasokan makanan dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk para pengungsi di Sheikh Redwan, Gaza City, Selasa (30/3/2020). | AP

Internasional

Badan Pengungsi Palestina Didera Krisis

UNRWA mengalami krisis keuangan cukup parah setelah Amerika Serikat (AS), di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump, menghentikan pendanaan rutin untuk badan tersebut.

WASHINGTON – Wakil koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Lynn Hastings, mengungkapkan, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) sedang mengalami krisis arus kas. Kondisi ini menempatkan program yang dijalankan UNRWA dalam risiko.

Saat memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB, Rabu (28/7), Hastings menyuarakan keprihatinan tentang situasi keuangan UNRWA. Badan tersebut diproyeksikan menghadapi kekurangan dana untuk membiayai program sebesar 100 juta dolar AS.

"Badan tersebut juga menghadapi krisis arus kas yang berisiko berdampak pada kelancaran pembukaan tahun ajaran bagi setengah juta anak perempuan dan laki-laki di Gaza," kata Hastings, dikutip laman Anadolu Agency.

Dia memperingatkan, tidak adanya anggaran program yang didanai penuh juga melemahkan kapasitas UNRWA. Ini terutama menyangkut kapasitas UNRWA untuk melakukan kegiatan kemanusiaan dan pemulihan awal yang sangat dibutuhkan di Gaza.

"Saya sekali lagi mengimbau kepada semua donor, termasuk yang berasal dari kawasan Arab, untuk mempertahankan tingkat pendanaan beberapa tahun terakhir dan memajukan pencairan dana sebanyak mungkin untuk menghindari gangguan layanan penting serta bantuan kemanusiaan," kata Hastings.

UNRWA mengalami krisis keuangan cukup parah setelah Amerika Serikat (AS), di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump, menghentikan pendanaan rutin untuk badan tersebut. AS merupakan donor terbesar UNRWA. Per tahun, AS biasa menyumbang rata-rata 300 juta dolar AS.

Presiden AS Joe Biden telah memutuskan memulihkan bantuan dana untuk UNRWA. Kendati demikian, Juni lalu juru bicara UNRWA Sami Mshasha mengungkapkan, dana yang dijanjikan masih di bawah sumbangan reguler AS ke UNRWA. Kali ini, kata Mshasha, AS menyumbangkan sekitar 150 juta dolar AS.

Secara keseluruhan UNRWA merawat dan menjaga sekitar 5,6 juta pengungsi Palestina yang tersebar di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Layanannya meliputi pendidikan, perawatan kesehatan, bantuan dan layanan sosial, infrastruktur dan perbaikan kamp serta perlindungan dan keuangan mikro.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by UNRWA (unrwa)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat