Calon jamaah umrah yang batal berangkat ke Jeddah lewat Singapura mencari koper miliknya saat tiba di Bandara International Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (28/2/2020). | ANTARA FOTO

Kabar Utama

Umrah Dibuka Terbatas

Izin Saudi untuk umrah warga Indonesia bergantung penanganan pandemi di Tanah Air.

RIYADH -- Kerajaan Arab Saudi pada Ahad (25/7) mengumumkan dimulainya kembali layanan ibadah umrah bagi jamaah dari seluruh dunia. Kendati demikian, pembukaan umrah tersebut juga disertai pembatasan tertentu.

Dilansir Saudi Press Agency (SPA) pada Senin (26/7), umrah untuk warga Saudi dan penduduk di Kerajaan dimulai pada 25 Juli. Sebelumnya umrah ditangguhkan pada pekan pertama Dzulhijjah untuk persiapan haji yang dimulai pada 17 Juli.

Mulai dari 25 Juli, lembaga umrah telah diberi wewenang mengeluarkan visa umrah untuk masuk mulai pada 1 Muharram 1443 (10 Agustus 2021). "Masjidil Haram siap menerima pengunjung dan jamaah umrah," kata Wakil Kepala Urusan Masjidil Haram, Saad bin Muhammad al-Muhaimid.

Pihak Saudi mengindikasikan, protokol kesehatan seperti pada pelaksanaan haji tetap akan dijalankan pada pelaksanaan umrah. Di antaranya penerapan marka jaga jarak dalam pelaksanaan tawaf di Masjidil Haram.

Di samping itu, tak semua negara boleh mengirimkan jamaah melalui penerbangan langsung. Jamaah dari India, Pakistan, Indonesia, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, dan Lebanon harus menjalani karantina selama dua pekan di negara perantara sebelum masuk ke Saudi. Jamaah juga harus berangkat diperantarai agen umrah terakreditasi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Jamaah juga wajib divaksin menggunakan vaksin Covid-19 buatan Pfizer, Moderna, AstraZeneca atau Johnson & Johnson. Jamaah yang sudah divaksin penuh menggunakan vaksin-vaksin buatan Cina termasuk Sinovac yang digunakan di Indonesia harus ditambah booster dari vaksin yang disebutkan di atas. 

Kerajaan Saudi mulai menutup pintu bagi jamaah umrah saat pandemi Covid-19 merebak pada Februari 2020. Saat itu, ribuan jamaah Indonesia terpaksa membatalkan keberangkatan. Dua tahun sebelum pandemi, jamaah umrah Indonesia setiap tahunnya mencapai sejuta orang.

photo
Sejumlah calon jamaah umrah melakukan lapor diri di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (1/11/2020). Setelah tujuh bulan menangguhkan umrah, Kerajaan Arab Saudi resmi membuka umrah tahap pertama untuk Indonesia dengan kuota 278 jamaah. - (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Saudi kembali membuka pintu umrah pada Oktober 2020. Keputusan itu menyusul pelaksanaan haji secara terbatas pada Juli 2020 yang berjalan lancar dan minim penularan Covid-19. Jamaah Indonesia sempat kembali diberangkatkan saat itu.

Kendati begitu, pada Februari 2021, saat terjadi gelombang kedua penularan Covid-19, umrah kembali ditiadakan. Kemudian memasuki Ramadhan pada Mei 2021, pintu umrah kembali dibuka bagi mereka yang telah divaksin. Saudi tetap melarang kedatangan jamaah dari 20 negara, termasuk Indonesia saat itu.

Konsul Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi, Endang Jumali mengatakan, kepercayaan Arab Saudi terhadap penyelenggaraan umrah dari Indonesia sangat erat kaitannya dengan penanganan Covid-19 di Tanah Air.

“Hal paling penting adalah penanganan Covid di Indonesia. Umrah sama dengan (penanganan) Covid. Artinya trust (kepercayaan) pemerintah Arab Saudi kuncinya ada pada penanganan Covid di Indonesia, sehingga berdampak pada penyelenggaraan umrah dari Indonesia,” ujar Endang saat dihubungi Republika, Senin (26/7).

Menurut dia, Arab Saudi memang telah mengumumkan bahwa jamaah umrah dari luar negeri sudah bisa melaksanakan ibadah umrah pada 10 Agustus 2021 mendatang, termasuk dari Indonesia. Namun, ada beberapa yang harus dipenuhi. “Terkait info yang beredar memang betul Arab Saudi akan membuka umrah internasional mulai 10 Agustus 2021,” ucapnya.

Sementara, Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama Khoirizi menjelaskan, otoritas Saudi belum bersurat secara resmi kepada pemerintah Indonesia tentang izin umrah terkini. Saudi baru mengirim edaran yang diterima oleh KJRI di Jeddah.

Dalam kondisi ini, Khoirizi mengatakan telah meminta pihak Konjen RI untuk segera menemui deputi umrah Kementerian Haji dan Umrah Saudi. Selain itu, Ditjen PHU Kemenag juga sedang berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.

Upaya ini untuk melobi agar jamaah Indonesia tak perlu melalui negara perantara alias negara ketiga sebagai langkah diplomasi sebelum mengambil kebijakan selanjutnya. “Setelah nanti tidak termasuk negara yang tidak di-banned, kita akan melakukan persiapan termasuk protokol yang ditentukan oleh pemerintah Saudi," kata dia kepada Republika, Senin (26/7).

Namun, Khoirizi mengakui, kunci untuk mencapai itu bergantung pada tingkat penularan Covid-19 di dalam negeri. “Di samping diplomasi, kita juga harus segera bisa menekan angka penyebaran agar semakin mereda, bahkan berhenti kalau perlu," katanya. 

Jamaah Agar Bersabar

Pemilik Travel Taqwa Tours, Rafiq Jauhary mengatakan, info tersebut memang bisa memberi harapan pada dunia usaha sektor umrah, terutama jamaah yang tertunda keberangkatannya. "Setidaknya dapat menjadi angin segar bagi penyelenggara haji dan umrah," kata Rafiq saat dihubungi, Senin (26/7).

Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Indonesia termasuk di antara negara yang masih berada dalam daftar hitam (black list) karena kasus Covid-19 yang tetap tinggi. “Jamaah Indonesia masih ada kemungkinan berangkat umrah, yaitu dengan cara mengurus visa umrah ke negara ketiga. Namun ini tentu berisiko besar,” kata Rafiq.

Kemudian, menurut Rafiq, tingkat vaksinasi di Indonesia masih rendah. Terlebih lagi, vaksin Sinovac dan Sinopharm memerlukan dosis tambahan (booster) untuk dapat diterima di Arab Saudi. “Akan tampak sangat egois jika memaksakan meminta dosis tambahan, sementara masyarakat lain masih banyak yang belum menerima satu dosis pun,” kata dia.

photo
Sejumlah calon jamaah umrah yang batal berangkat ke Jeddah lewat Malaysia tiba di Terminal Kedatangan Penumpang Pelabuhan Internasional PT Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Jumat (28/2/2020). - (Aswaddy Hamid/ANTARA FOTO )

Selagi Covid-19 belum stabil dan ada banyak varian turunannya, menurut dia, penyelenggaraan umrah masih rawan buka-tutup dengan regulasinya yang berubah-ubah. “Akan lebih aman jika umat Islam di Indonesia bersabar dulu. Hendaknya travel umrah tidak tergesa membuka pendaftaran, dan jamaah jangan tergesa membayar biaya umrah karena paket perjalanannya pun belum ada kejelasan,” ujar Rafiq.

Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan, persyaratan karantina di negara perantara bagi jamaah Indonesia akan sangat memberatkan jamaah. "Harus dikarantina selama 14 hari di luar. Artinya itu sama aja bohong buat orang yang mau beribadah umrah," kata Syam Resfiadi kepada Republika, Senin (26/7).

Menurut dia, biaya umrah bisa jadi sangat mahal karena akan ada protokol kesehatan yang berlapis-lapis. Karena belum bisa langsung masuk ke Arab Saudi, jamaah Indonesia diminta sabar, menunggu semua masalah terutama kasus Covid-19 selesai.

Apalagi, menurut Syam, Indonesia sedang menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). "Maka dari itu, sebaiknya kita tunggu dulu, apalagi kita masih PPKM," katanya. 

Syam mengatakan, pengumuman dibukanya umrah lagi memang menjadi berita yang menyejukkan. Namun, di lain pihak, sembilan negara masih harus bersabar karena penularan Covid-19 masih tinggi. “Mungkin karena kasus Covid-19 di negaranya masing-masing belum bisa dianggap cukup baik. Artinya dikategorikan berbahaya," kata Syam.

Ia pun berharap vaksin bisa menjadi ikhtiar menuju pemulihan ibadah umrah. "Semoga Allah tolong negara kita dan rakyatnya sehingga rakyat Indonesia dikategorikan dan sudah dalam kondisi yang baik, dengan sudah banyaknya orang divaksin," katanya.

Perhotelan

Sektor perhotelan di Makkah mulai menantikan pemulihan dari dampak ekonomi pandemi Covid-19. Fadhel Manqal, manajer sebuah hotel dan anggota Kamar Dagang Makkah serta Komite Hotel Industri, mengatakan kepada Arab News bahwa sektor ini telah menghadapi tantangan besar selama hampir dua tahun.

“Pandemi telah melumpuhkan kekuatan ekonomi. Hotel-hotel di Makkah tidak luput darinya. Mereka telah menderita kerugian besar, menyebabkan beberapa tutup, dan yang lain menangguhkan kegiatan mereka atau pulih sebagian. Banyak yang menderita kerugian bernilai miliaran (riyal Saudi)," ujar dia.

Manqal mengatakan, sektor hotel di Makkah adalah yang terkuat di Timur Tengah, dengan lebih dari 1.300 hotel yang diprediksi akan menerima 30 juta jamaah pada 2030. Meski begitu, pandemi meluruhkan prediksi tersebut. “Tidak semua orang mampu pulih, beradaptasi atau bahkan berorganisasi,” katanya.

Analis ekonomi, Fadl Abu Al-Ainain mengatakan, pemulihan sektor itu terkait erat jumlah jamaah ibadah haji dan umrah. “Pemulihan terkait dengan kembalinya jamaah haji di tingkat yang sama pada masa lalu, dan ini tidak dapat dicapai karena virus korona,” kata dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat