Sejumlah tenaga kesehatan bersama relawan berjalan untuk mendistribusikan obat bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di Antapani Kidul, Antapani, Kota Bandung, Kamis (22/7). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Stok Obat Diklaim Aman

Apotek sebut kesulitan menjadapat stok obat Covid sejak sebulan lalu.

JAKARTA — Mabes Polri mengeklaim ketersedian obat-obatan Covid-19 masih dalam kondisi aman dan terpenuhi. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto mengatakan, laporan rutin seluruh tingkat kepolisian dan gugus tugas TNI mengatakan, ketersedian obat-obatan untuk pasien korona tidak terjadi kelangkaan.

“Sejauh ini masih terkendali. Apalagi pemerintah dan teman-teman dari Babinsa (TNI), menyalurkan target 3 juta obat-obatan secara gratis,” ujar Agus, saat dihubungi, Jumat (23/7). Namun, ia menginstruksikan kepada jajaran kepolisian tetap selalu mengawasi dan mengawal pendistribusian obat-obatan Covid-19.

Ia meminta jajarannya di seluruh Indonesia memastikan penjualan obat-obatan untuk pasien korona tidak terjadi pelambungan harga maupun penimbunan barang. “Bahwa harga memang terjadi hukum ekonomi karena kesediannya terbatas. Makanya, kita tetap lakukan langkah-langkah pengawasan, penyelidikan, dan penindakan yang menjual dengan harga di atas eceran tertinggi,” kata Agus.

Menjalankan instruksi Mabes Polri tersebut, Polda Papua gencar melakukan pengawasan dengan penerjunan tim khusus mengawasi depot obat-obatan dan alat-alat kesehatan untuk penanganan Covid-19. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam rilis resmi menyampaikan tim Diresnarkoba rutin melakukan pengawasan dan pengecekan harga serta ketersedian obat Covid-19 di Papua.

“Dari hasil pengecekan di lapangan, diketahui secara umum harga obat-obatan yang dijual masih sesuai standar HET yang sudah diterapkan pemerintah,” ujar Kamal, Jumat (23/7).

Dari hasil pengecekan, obat Ivermectine dan Ecterna tidak boleh dijual bebas. Artinya, kata Kamal, harus dengan resep dokter. “Ivermectin dan Acterna tidak tersedia di apotek-apotek,” ujar Kamal.

Obat jenis Azuthomycin yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan diketahui dijual dengan harga tinggi, sekira Rp 180 ribu untuk ukuran 500 miligram. “Selama dilakukannya pengecekan dan pengawasan di beberapa apotek dan distributor tidak ditemukan adanya penimbunan dan kenaikan harga yang tidak wajar,” terang Kamal.

Terpisah, Presiden Joko Widodo mendatangi Apotek Vila Duta di Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/7) siang. Di sana Jokowi menanyakan ketersediaan obat yang biasa digunakan untuk pasien Covid-19 dan multivitamin. Sayangnya, nama obat-obatan yang disebutkan Jokowi tidak tersedia di apotek. Hal itu disampaikan oleh petugas Apotek Vila Duta, Herly Herinda.

Menurut dia, Jokowi menunjukkan secarik kertas berisikan tiga jenis obat dan satu jenis multivitamin. “Tadi bawa kertas beliau mencari obat yang sekarang banyak dipakai orang terpapar Covid-19, itu yang dicari. Kebetulan sekarang semuanya tidak ada. Beliau hanya tanya itu saja,” tutur Herly, Jumat (23/7).

Herly menyebutkan, tidak adanya obat-obatan itu lantaran sedang ramai dicari orang, sehingga banyak apotek yang sudah kehabisan stok. Banyaknya warga yang mencari obat juga berdampak pada ketersediaan di level distributor. Pihaknya sulit mendapatkan obat-obatan tersebut sejak sebulan yang lalu.

 
photo
Pekerja menunjukan obat Covid-19 di salah satu gerai ekspedisi Sicepat di Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta, Sabtu (17/7/2021). Pemerintah pusat resmi mendistribusikan obat Covid-19 secara gratis sebanyak 300 ribu paket berupa multivitamin, Azithtromycin, dan Oseltamivir bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di Pulau Jawa dan Bali yang dikirim melalui jasa layanan ekspedisi. - (Republika/Thoudy Badai)

“Kebetulan ketersediaan obat-obatan itu di kami sedang kosong karena memang terkendala dari distributornya tidak ada. Banyak warga yang mengonsolidasikan obat itu untuk proses penyembuhan dari Covid-19,” kata dia.

Gratis

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi pada Kamis (22/7) mengatakan, kebutuhan obat gratis bisa didapat melalui layanan telemedicine. Syaratnya, pasien melakukan PCR di lab yang bekerja sama dengan Kemkes. Hasil PCR positif akan mendapat pesan Whatsaap dari Kemenkes sehingga mendapat layanan kontrol dokter lewat aplikasi telemedicine.

Setelah mendapat resep pdf, bisa diupload ke https://isoman.kemkes.go.id/pesanobat. Setelah itu, pasien menunggu pengiriman obat dari siCepat. "Masyarakat dapat memonitor setiap langkah telemedicine kalau ada kendala," kata dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat