Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan salam kepada atlet disaksikan Menpora Zainuddin Amali (kedua kiri), Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari (kedua kanan) dalam pelepasan kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo tahun 2021 di halaman I | ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Lukas

Olahraga

Gebrakan Olimpiade dari Para Srikandi Lapangan Hijau

Tim sepak bola putri adalah srikandi Indonesia yang berprestasi dalam olimpiade Tokyo

TOKYO -- Belum apa-apa, sejumlah rekor sudah tercipta dalam cabang olahraga sepak bola putri pada Olimpiade Tokyo 2020. Ini baru matchday perdana.Para penggemar cabor ini serasa mendapat kejutan dari tim nasional Amerika Serikat (AS).

Para Srikandi Negeri Paman Sam tak berkutik pada laga pembuka Grup G. The Stars and Stripes ditaklukkan Swedia, 0-3, di Stadion Miyagi, Jepang, Rabu (21/7).

AS merupakan tim raksasa di kategori sepak bola putri. Negara tersebut sudah mengoleksi empat medali emas Olimpiade. Kemudian, menggenggam empat trofi Piala Dunia, termasuk dalam dua edisi terakhir, yakni pada 2015 dan 2019.

Alhasil skuad polesan Vlatko Andonovski mendapat pukulan telak. Setelah 44 pertandingan tak terkalahkan, Megan Rapinoe dkk akhirnya terkapar.

"Saya pikir kami sedikit gugup, tegang, dan melakukan hal-hal bodoh," kata Rapinoe, dikutip dari BBC, Kamis (22/7).

Sejatinya Swedia tidak turun dengan kekuatan penuh. Pemain penting Swedia, Magdalena Eriksson, absen. Sementara, AS masih mengandalkan sejumlah jawara berkelas, seperti Rose Lavelle, Sam Mewis, Alex Morgan, Tobin Heath, serta Lindsey Horan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by The Olympic Games (olympics)

"Ini tidak akan mudah. Kami harus mendapatkan hasil positif dalam dua pertandingan berikutnya. Masih ada peluang, saya tahu tim ini tidak akan menyerah," ujar pelatih AS, Vlatko Andonovski.

Selanjutnya, Morgan dkk bakal berhadapan dengan Australia dan Selandia baru. Rekor lainnya, terjadi pada pertandingan Grup F antara Belanda vs Zambia. Pasukan Negeri Kincir Angin unggul 10-3 atas wakil Afrika itu.

Skuad putri De Oranye menjadi tim yang paling banyak mencetak gol dalam satu pertandingan di Olimpiade. Penyerang Belanda, Vivianne Miedema, menjadi bintang. Jagoan Arsenal ini empat kali menjebol gawang lawan.

Sebaliknya, tiga gol Zambia dicetak oleh orang yang sama. Dia adalah Barbra Banda. Namun, striker Shanghai Shengli ini tak kuasa membuat kubunya terhindar dari kekalahan memalukan.

Kedua tim sama-sama debutan di Olimpiade. Namun, Belanda menunjukkan progres positif dalam beberapa tahun terakhir. Srikandi Negeri Kincir Angin adalah juara Eropa 2017 dan runner-up Piala Dunia 2019.

Masih di Grup F. Sejumlah catatan penting juga tercipta usai duel antara Brasil vs Cina. Tim Samba menaklukkan skuad Negeri Tirai Bambu lima gol tanpa balas. Kapten Selecao, Marta, membuat brace dalam laga ini.

Marta menjadi pemain pertama dalam sejarah sepak bola, baik putra maupun putri, yang mampu mencetak gol dalam lima edisi Olimpiade secara beruntun. Sosok bernama lengkap Marta Vieira da Silva itu merupakan top skorer sepanjang masa timnasnya, dan telah meraih penghargaaan pemain terbaik dunia FIFA dalam enam kesempatan.

Rekan setim Marta, Formiga, juga membuat rekor. Saat diturunkan menghadapi Cina, gelandang Sao Paulo itu berusia 43 tahun. Ia pemain tertua yang tampil dalam ajang ini. Teranyar, ada 28 gol tercipta dalam sehari. Itu menjadi rekor baru sepanjang penyelenggaraan Olimpiade.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat