Petugas kesehatan bersiap menyuntikan vaksin Covid-19 kepada santriwan di Pondok Pesantren Darunnajah, Pesanggrahan, Jakarta, Kamis (15/7). Sebanyak 104 santriwan dan santriwati mendapatkan vaksin Covid-19 tahap pertama untuk menciptakan kekebalan komunal | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

Daerah Terkendala Distribusi Vaksin

Vaksin tak bisa langsung didistribusikan ke daerah karena masih memerlukan kontrol kualitas.

JAKARTA – Percepatan pelaksanaan program vaksinasi nasional Covid-19 saat ini mulai menurun. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, pelaksanaan vaksinasi di berbagai daerah yang mulai melambat dalam beberapa terakhir ini karena terkendala proses distribusi.

“Beberapa daerah terkendala dalam proses distribusi dikarenakan situasi peningkatan laju kasus,” kata Siti Nadia saat dikonfirmasi, Rabu (21/7).

Selain itu, kurangnya stok vaksin di daerah juga disebabkan karena PT Bio Farma juga hanya mampu mengolah 3-5 juta bahan baku vaksin menjadi vaksin jadi. Sedangkan untuk vaksin jadi yang sudah diterima pemerintah juga tak bisa langsung didistribusikan ke daerah karena masih memerlukan proses quality control.

“Produksi Bio Farma yang hanya 3-5 juta untuk mengolah menjadi vaksin jadi. Kedua, masih ada proses untuk QC (quality control) untuk vaksin jadi yang kita terima,” jelas dia.

Siti Nadia pun berjanji pemerintah akan terus mengakselerasi program vaksinasi nasional setelah laju penambahan kasus dan penularan yang sangat cepat saat ini dapat ditangani.

Dari laporan Satgas Penanganan Covid-19, percepatan vaksinasi harian justru semakin menurun dalam tiga hari terakhir ini. Pada Selasa (20/7), hanya sebanyak 249.144 vaksinasi dosis pertama dan 50.937 vaksinasi dosis kedua.

Kemudian pada Senin (19/7), terdapat sebanyak 422.067 vaksinasi dosis pertama dan 126.201 vaksinasi dosis kedua. Sedangkan pada Ahad (18/7), terdapat sebanyak 404.837 vaksinasi dosis pertama dan 56.295 vaksinasi dosis kedua.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri Kesehatan agar menghabiskan stok vaksin yang masih tersedia di berbagai daerah dan juga rumah sakit maupun puskesmas untuk mempercepat laju vaksinasi. Stok vaksin, kata dia, hanya dapat disimpan di PT Bio Farma.

"Saya minta kepada Menteri Kesehatan untuk disampaikan sampai organisasi terbawah bahwa tidak ada stok untuk vaksin. Artinya, dikirim langsung habiskan, kirim habiskan, kirim habiskan, karena kita ingin mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya," kata dia.

Menurutnya, salah satu kunci penanganan pandemi Covid-19 ini yakni dengan percepatan vaksinasi.  

"Sekali lagi, tidak usah ada stok. Stoknya itu yang ada hanya di Bio Farma. Yang lain-lain cepat habiskan, cepat habiskan, sehingga ada kecepatan. Karena kunci, salah satu kunci kita menyelesaikan masalah ini adalah kecepatan vaksinasi, ini sesuai yang juga disampaikan oleh Dirjen WHO," tegasnya.

Ia juga menginstruksikan agar percepatan program vaksinasi Covid-19 difokuskan pada tiga provinsi di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan juga Banten karena memiliki capaian vaksinasi yang masih rendah. Dengan demikian, diharapkan kekebalan komunal di Pulau Jawa dapat segera terbentuk.

Mobil khusus vaksin di Kabupaten Bogor

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor meluncurkan mobil khusus pelayanan vaksinasi Covid-19 untuk menjangkau warga yang tinggi di daerah pelosok. Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menjelaskan, belum semua daerah di Kabupaten Bogor sudah memiliki fasilitas pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Sehingga, hadirnya mobil keliling bisa memudahkan masyarakat yang ingin divaksin.

"(Layanan) vaksinasi keliling ini untuk menjangkau daerah-daerah yang memang tidak dapat terfasilitasi oleh kegiatan vaksinasi massal ataupun (layanan) vaksinasi yang ada di puskesmas," kata Ade usai melepas keberangkatan mobil pelayanan vaksinasi perdana dari Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (19/7).

Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang terbagi menjadi 16 kelurahan dan 410 desa. Ada desa yang lokasinya di ujung dan jauh dari pusat layanan vaksinasi. Karena itu, dengan adanya layanan mobil keliling yang mendatangi warga, target cakupan vaksinasi Covid-19 bisa tercapai.

Ade menyebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor diberi target melakukan vaksinasi Covid-19 sebanyak 1,2 juta jiwa dari total jumlah penduduk 5,4 juta jiwa. Angka vaksinasi itu harus tercapai pada akhir Agustus 2021, sesuai ketetapan pemerintah pusat.

Menurut Ade, mobil vaksinasi dilengkapi dengan alat penunjang pelayanan vaksinasi Covid-19. Dia pun berharap, semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk divaksin.

Anggota Tim Percepatan Pembangunan Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar, menargetkan, hadirnya mobil keliling bisa mewujudkan peningkatan cakupan vaksinasi di wilayah Bogor. Dia mencatat, hingga 16 Juli 2021, sebanyak 548.466 warga Kabupaten Bogor telah mendapat suntikan vaksin Covid-19.

Saat ini, Pemkab Bogor menargetkan setiap pekan bisa memvaksinasi 160 ribu warga untuk memenuhi target Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Di bulan Agustus ini sesuai dengan arahan Presiden herd immunity (kekebalan komunal) masyarakat Indonesia bisa terbentuk, sehingga target 1,2 juta jiwa harus tercapai," kata Saepudin.

Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, juga mengajak masyarakat ikut menyukseskan program vaksinasi Covid-19 demi tercapainya kekebalan kelompok (herd immunity). "Kami mengimbau masyarakat ikut, tapi pelaksanaan vaksinasi juga harus tetap disiplin memakai masker dan jaga jarak," kata Rudy.

Dia menjelaskan, vaksin dibutuhkan oleh tubuh untuk mengurangi risiko terpapar dan gejala Covid-19 yang berat. Rudy meminta kepada petugas agar di setiap lokasi vaksinasi bisa mengatur jarak dan sterilisasi agar tidak menimbulkan kerumunan.

Karena itu, kata dia, petugas perlu membuat perencanaan yang baik. “Dari mulai proses pendaftaran, proses tunggu, penyuntikan vaksin harus dibuatkan alur lalu lintas orang agar tidak terjadi kerumunan," kata Rudy.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim, menambahkan, penyuntikan vaksin adalah bagian dari ikhtiar menangani pandemi Covid-19. Meski begitu, dia mengingatkan, pelaksanaan vaksinasi harus dibarengi dengan upaya lain, yaitu patuh protokol kesehatan.

"Semua elemen masyarakat harus berperan. Ikuti semua ketentuan yang diatur oleh pemerintah. Memang situasinya tidak mudah, tapi di situlah peran serta dan pengorbanan kita agar kondisi normal kembali," kata Agus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat