Masjid Haji Bayram di Ankara, Turki, tampak elegan dengan tata cahaya. Ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya di kota setempat. | DOK ANADOLU AGENCY GUVEN YILMAZ

Arsitektur

Nuansa Sejarah dan Estetika Masjid Haji Bayram

Masjid Haji Bayram dibangun untuk mengenang seorang sufi kenamaan dari era Utsmaniyah, Syekh Bayram Veli.

OLEH HASANUL RIZQA

Turki merupakan sebuah negara yang sangat kaya akan peninggalan sejarah Islam. Sebelum menjadi republik, negeri tersebut merupakan kekhalifahan terakhir. Wilayah kekuasaannya bahkan pernah mencakup sebagian dari tiga benua sekaligus, yakni Asia, Eropa, dan Afrika. Tak mengherankan bila julukannya adalah jembatan antara Timur dan Barat.

Ada banyak cara untuk menyelami khazanah Islam di Turki. Salah satunya dengan mengunjungi masjid-masjid bersejarah di sana. Beberapa di antaranya sudah sangat terkenal. Sebut saja, Masjid Hagia Sophia, Masjid Biru, atau Masjid Sultan Sulaiman. Semua itu berlokasi di Istanbul, yang dahulu merupakan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).

Bagaimanapun, sayang sekali bila kesempatan pelesir ke Turki hanya dihabiskan di kota lintas benua tersebut. Sebab, masih banyak kota lainnya yang patut disambangi untuk merasakan atmosfer sejarah kejayaan Islam. Dan, Ankara menduduki posisi teratas dalam daftar destinasi pilihan.

Ibu kota Republik Turki itu pun memiliki banyak masjid klasik yang masih tegak berdiri hingga kini. Salah satunya ialah Masjid Haji Bayram. Dalam bahasa setempat, kompleks tersebut dinamakan Cami Haci Bayram Veli.

photo
Masjid Haji Bayram sudah dimasukkan dalam daftar Warisan Sejarah Dunia versi UNESCO. - (DOK WIKIPEDIA)

Seperti tampak jelas dari namanya, masjid itu dibangun untuk menghormati dan mengenang Haji Bayram Veli. Ulama dari Desa Solfasol, Ankara, itu merupakan salah satu tokoh penting bagi perkembangan tasawuf di Turki. Nama aslinya adalah Numan bin Koyunluca Ahmet. Ia lahir pada 753 Hijriyah atau 1352 Masehi.

Tidak hanya dikenang sebagai pendiri aliran tarekat Bayramiah, salik tersebut juga dihormati karena karya-karya sastranya yang mempesona. Di antara buah tangannnya berupa sajak-sajak dan himne. Usai menempuh pendidikan di Bursa, sang syekh mengajar pada Sekolah Karamedrese, Ankara. Madrasah yang terkenal akan kajian teologi itu didirikan seorang Muslimah filantropi bernama Meklike Hatun.

Kehidupan lelaki ini berubah drastis sejak bertemu dengan guru spiritualnya, Somuncu Baba. Waktu itu, dirinya sedang mengikuti perayaan Idul Adha di Kota Kayseri. Selepas sang guru wafat, ia mulai memilih nama baru, yaitu Bayram.

photo
Menara Masjid Haji Bayram menunjukkan satu corak khas dari bangunan karya arsitektur terbesar Turki Utsmaniyah, Mimar Sinan. - (DOK WIKIPEDIA)

Semasa hidupnya, Haji Bayram terus mengembangkan ajaran sufi yang terinspirasi dari Somuncu Baba. Pada akhirnya, aliran tarekatnya lebih dikenal sebagai Bayramiah. Tidak hanya rakyat lokal, kalangan penguasa pun menaruh respek terhadapnya.

Dikisahkan, Haji Bayram pernah meramalkan bahwa kelak seorang putra Sultan Murad akan memenuhi nubuat Nabi Muhammad SAW sebagai pembebas Konstantinopel. Perkataan sang sufi tentu menyenangkan hati raja Utsmaniyah ini. Belakangan, ramalan itu benar-benar terwujud. Putra yang dimaksud ialah Muhammad atau yang lebih dikenal sebagai Sultan Muhammad II al-Fatih.

photo
Lahan tempat berdirinya Masjid Haji Bayram adalah bekas reruntuhan kuil Romawi Timur atau Bizantium. - (DOK WIKIPEDIA )

Haji Bayram pernah pula meminta kepada Sultan Murad agar muridnya, Aksemseddin, dijadikan guru bagi Sultan Mehmed II. Permintaan itu disetujui oleh sang sultan. Pada 1430, Haji Bayram menutup perjalanan hidupnya di Ankara. Masjid Haji Bayram pun didedikasikan untuk mengenang sosok ini.

Sebelum masjid tersebut ada, lokasi lahannya merupakan bekas kuil Bizantium. Sultan Turki lalu mengalokasikan lahan tersebut untuk pembangunan tempat ibadah Islam. Bagaimanapun, sisa-sisa kuil itu masih dapat disaksikan bahkan hingga kini.

Masjid Haji Bayram didirikan sekitar tahun 1427 M. Total luas kompleks ini mencapai 700 meter persegi. Bangunan utamanya terdiri atas dua lantai. Bagian atasnya ditutup dengan atap heksagonal berdimensi 13,5x20 meter persegi.

Perancang masjid ini merupakan seorang arsitek masyhur dalam sejarah Turki Utsmaniyah, Mimar Sinan. Tampak dari luar, tempat ibadah ini menampilkan kesan sederhana atau minimalis. Bahkan, bentuknya seakan-akan sebuah kastil dengan menara yang tinggi. Dinding masjidnya tersusun dari material batu bata dengan fondasi batu. Warna dindingnya dibiarkan alami.

Kekhasan gaya arsitektur Mimar Sinan terlihat dari menaranya. Bagian dasar minaret Masjid Haji Bayram berbentuk kotak. Setelah itu dipadukan dengan bentuk silinder yang ramping. Pada bagian atas minaret, dihadirkan bentuk kerucut. Pada minaret di masjid ini terdapat dua balkon kecil. Model minaret semacam ini dapat pula ditemukan pada Masjid Sultan Ahmet yang berada di Istanbul.

photo
Masjid Haji Bayram Veli saat sholat subuh setelah Turki melonggarkan aturan-aturan pembatasan terhadap Covid-19, di Ankara, Turki pada 24 Juni 2020. Shalat subuh pertama berjamaah diadakan di Ankara setelah Kepala Urusan Agama Ali Erbas mengumumkan shalat berjamaah dapat dilakukan di masjid-masjid dengan aturan mengenakan masker dan menjaga jarak sosial. Güven Y?lmaz/Anadolu Agency - (Güven Y?lmaz/Anadolu Agency)

Sisi eksteriornya mungkin tampak simpel. Namun, kesan demikian mulai pupus memasuki bagian interiornya. Bahkan, ada rona kemegahan yang ditampilkan Masjid Haji Bayram.

Sekurang-kurangnya, terdapat enam lampu kristal yang menggantung pada bawah atap masjid tersebut. Keenamnya mengitari sebuah lampu kristal yang lebih besar di tengahnya. Ditambah dengan mozaik pada langit-langit atap, keindahan tata cahaya itu sangat menawan.

Salah satu ornamen pada interior masjid ini ialah keramik bermotif. Benda mengkilap itu berada pada beberapa bagian, termasuk birai-birai jendela. Ini merupakan produk lokal, yakni berasal dari wilayah Kutahya. Kota ini berada di sebelah barat Turki dan memang tenar dengan motif keramiknya yang cerah. Kemilau jendela dan juga warna dinding bangunan tersebut berpadu apik dengan motif karpetnya yang berwarna dominan biru muda.

photo
Ruangan utama Masjid Haji Bayram dipercantik dengan lampu-lampu kristal yang menggantung di langit-langit. - (DOK WIKIPEDIA)

Yang juga indah ialah bagian mimbarnya, yang terbuat dari bahan dasar kayu. Ornamen pada mimbar itu dibuat dengan teknik khusus yang dinamakan kundekari. Artinya, teknik yang menyatukan keping-keping geometris tanpa menggunakan perekat, semisal paku atau lem. Kundekari sudah dikenal sejak zaman Kekaisaran Seljuk, dan berlanjut pada era Utsmaniyah.

Masjid Haji Bayram sudah termasuk dalam daftar tentatif Situs Warisan Dunia versi UNESCO sejak 2016. Oleh pemerintah setempat, citra masjid tersebut terus digaungkan. Alhasil, banyak para pelancong dari dalam maupun luar negeri yang menyambanginya. Walaupun begitu, bangunan cagar budaya ini tidak lepas dari pengaruh masa pandemi. Dalam beberapa bulan terakhir, umumnya pengunjung adalah jamaah yang hendak beribadah di sana.

photo
Sisi interior Masjid Haji Bayram di Ankara, Turki. - (DOK ANADOLU AGENCY GUVEN YILMAZ)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat