Pembeli mencoba pengalaman belanja ke kandang dengan menggunakan teknologi virtual reality di kawasan pasar kurban Merr Surabaya, Jawa Timur, Kamis (15/7/2021). Penjual hewan kurban menawarkan secara digital dengan aplikasi ternaknesia untuk pembelian hew | ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Tajuk

Patuhi Panduan Idul Adha

Tahun ini Idul Adha di Tanah Air dalam suasana penuh keprihatinan.

Insya Allah Hari Raya Idul Adha tahun ini akan jatuh pada Selasa (20/7) pekan depan. Boleh dibilang tahun ini adalah Idul Adha yang sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Bahkan dibandingkan tahun lalu pun, Idul Adha tahun ini suasananya tidaklah sama.

Idul Adha tahun lalu di Tanah Air berbarengan dengan dimulainya era New Normal setelah pemerintah menerapkan kebijakan ketat untuk menekan wabah Covid-19. Pelonggaran yang dilakukan pemerintah kala itu membuat masyarakat dapat menggelar Shalat Idul Adha di masjid-masjid dan tanah lapang, serta melakukan pemotongan hewan kurban dengan lebih leluasa.

Padahal dalam perayaan Idul Fitri dua bulan sebelumnya pemerintah masih belum mengizinkan umat Islam melakukan Shalat Idul Fitri di masjid-masjid atau tanah lapang.

Tahun ini Idul Adha di Tanah Air dalam suasana penuh keprihatinan. Wabah Covid-19 yang kita harapkan secepatnya mereda dalam tiga pekan terakhir justeru sebaliknya. Rumah sakit-rumah sakit tidak mampu menampung jumlah warga yang positif Covid-19.

Warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah menghadapi kesulitan memperoleh oksigen karena permintaan terhadap oksigen jauh di atas persediaan. Bahkan rumah sakit pun yang biasanya lancar mendapatkan pasokan oksigen dalam tiga pekan terakhir ini juga mengalami kesulitan yang sama. Di sejumlah daerah tidak sedikit Puskesmas yang kehabisan obat untuk pasien Covid-19 yang melakukan Isoman di rumah.

 

 
Tahun ini Idul Adha di Tanah Air dalam suasana penuh keprihatinan. 
 
 

Hampir setiap hari kita mendapatkan kabar duka. Informasi kematian orang-orang tercinta akibat Covid-19 menghiasi grup-grup Whatsapp keluarga, kantor, sekolah, kampus, organisasi, lingkungan di rumah atau grup-grup Whatsapp kegiatan lainnya yang kita ikuti. Media sosial seperti Facebook, Twitter atau Instagram yang biasanya banyak berkabar soal kebahagian, dalam sebulan terakhir ini lebih banyak dihiasi postingan berita duka cita.

Dalam suasana yang penuh prihatin tersebut jumlah masyarakat yang terpapar virus korona dari hari ke hari terus bertambah. Tidak hanya jumlah yang positif Covid-19 yang melonjak, angka kematian akibat wabah ini juga terus meningkat. Data per Kamis (15/7), tercatat penambahan  kasus baru sebanyak 56.757 orang.

Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi setelah sehari sebelumnya kasus baru mencapai 54.517 orang. Jumlah kasus yang meninggal 982 orang atau lebih rendah sedikit dibandingkan Rabu (14/7) sebanyak 991 orang. Total masyarakat yang positif Covid-19 sampai kemarin, mencapai 2.726.803 orang, sembuh 2.176.412 orang dan yang meninggal menjadi 70.192 orang.

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 tersebut terjadi justeru ketika sejak 3 Juli 2021, pemerintah membatasi mobilitas masyarakat dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Wilayah Jawa-Bali. Menurut data pemerintah sampai kemarin mobilitas masyarakat setidaknya turun 30 persen. Bahkan untuk sektor-sektor tertentu terjadi penunan yang lebih tinggi seperti perjalanan kereta api. 

Terjadinya lonjakan kasus baru ketika diterapkan PPKM Darurat menggambarkan bahwa virus Covid-19 varian Delta ini lebih mudah menyebar dibandingkan varian sebelumnya. Kita bisa membayangkan bila pemerintah tidak menerapkan PPKM Darurat, jumlah yang terpapar akan jauh lebih besar dari angka-angka beberapa hari belakangan ini yang kita lihat.

Karena berbahayanya varian Delta ini, sudah sepantasnya kita sebagai umat Muslim mengikuti ketentuan yang diputuskan pemerintah dalam merayakan Idull Adha tahun ini.

 

 
Jangan berkecil hati bila tahun ini kita tidak bisa melaksanakan Shalat Idul Adha di masjid atau di tanah lapang. 
 
 

Pemerintah pusat dan daerah telah memberikan panduan dalam pelaksanaan Idul Adha 2021. Majlis Ulama Indonesia dan Dewan Masjid juga telah melengkapi panduan yang dibuat pemerintah tersebut. Mari kita ikuti panduan yang dibuat oleh pemerintah tersebut.

Jangan berkecil hati bila tahun ini kita tidak bisa melaksanakan Shalat Idul Adha di masjid atau di tanah lapang. Jangan bersedih bila tahun ini kita tidak bisa menyaksikan pemotongan hewan kurban. Insya Allah tahun depan kita bisa kembali merayakan salah satu hari Raya Umat ini dengan gegap-gempita. Berdiamnya kita di rumah merupakan salah satu ikhtiar untuk menekan jumlah yang terpapar Covid-19. 

Untuk umat yang berada di luar wilayah penerapan PPKM Darurat dan statusnya masih zona hijau tetaplah ikutilah panduan pelaksanakan Idul Adha pemerintah dan MUI. Jangan abai dalam menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat saat melaksanakan Shalat Idul Adha dan kegiatan pemotongan hewan kurban.

Karena dikhwatirkan ada di antara jamaah yang ikuti Shalat Idul Adha sudah terpapar dan menularkan jamaah yang lain. Kita berharap tidak muncul klaster-klaster baru dari pelaksanaan Shalat Idul Adha dan pemotongan hewan kurban tahun ini. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat