Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). Presiden Joko Widodo meresmikan BSI yang menandai telah tuntas dan rampungnya proses merger tiga bank syariah milik Himbara yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Ban | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Ekonomi

BSI Perkuat Dukungan untuk Sektor Mikro Syariah

Sun Life dan Bank Muamalat meluncurkan produk asuransi syariah

JAKARTA -- Kolaborasi lembaga keuangan syariah dapat memperkuat ekosistem industri. Hal itu diwujudkan dengan kerja sama PT Bank Syariah Indonesia Tbk dengan sektor keuangan mikro syariah atau Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).

Wakil Direktur Utama 2 BSI Abdullah Firman Wibowo menyebut, program ini merupakan komitmen BSI dalam mendukung ekosistem keuangan mikro syariah di Indonesia. Selama ini ada tiga fokus pengembangan segmen UMKM BSI, yaitu pola linkage, non-linkage, dan mikro.

"Kerja sama BSI dengan lembaga keuangan mikro syariah ini salah satunya dilakukan dengan pola linkage dan menggandeng Baitul Maal Wat Tamwil," ujar Firman pada Selasa (13/7).

Selain dengan BMT, kerja sama BSI juga dilakukan dengan ekosistem koperasi, tekfin, niaga daring, dan lembaga keuangan mikro syariah lain, seperti koperasi simpan pinjam (KSP) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Dengan adanya kerja sama program linkage, BSI berharap dapat membantu penyaluran pembiayaan UMKM sampai ke wilayah pelosok.

Dalam peta jalannya, BSI berupaya untuk meningkatkan sinergi perbankan syariah dengan UMKM agar naik kelas. Hal ini dilakukan dengan tiga fase, yaitu business competitiveness, market expansion, dan sustainable growth. Beberapa strategi yang dilakukan BSI adalah meningkatkan value chain financing, KUR syariah, dan penyaluran dana berbasis komunitas.

Selain itu, BSI juga meningkatkan kolaborasi tekfin dan niaga daring, fokus ke industri halal, dan pengembangan produk retail banking syariah.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Life with BSI (lifewithbsi)

Sun Life dan Bank Muamalat

PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life Indonesia) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berkolaborasi menghadirkan Asuransi Salam Hijrah Amanah. Produk ini ditujukan untuk melengkapi persiapan para tamu Allah sebelum menunaikan ibadah haji.

Jumlah jamaah haji yang berada di usia produktif terus meningkat setiap tahunnya. Data dari Kementerian Agama mencatat, pada 2017, jumlah jamaah haji usia 20-40 tahun mencapai 22.051 orang. Kemudian, pada 2018 jumlahnya meningkat menjadi 22.992 orang dan pada 2019 kembali meningkat menjadi 23.829 orang.

"Meningkatnya jumlah jamaah haji dalam usia produktif menunjukkan bahwa generasi muda saat ini menganggap penting untuk tidak lagi menunda dalam menunaikan ibadah haji," kata Chief Distribution Officer Sun Life Indonesia Danning Wikanti, Selasa (13/7).

Tren ini mendorong Sun Life dan Bank Muamalat untuk menghadirkan solusi yang dapat membantu melengkapi persiapan perjalanan ibadah haji. Produk ini memberikan manfaat 200 persen santunan asuransi apabila terjadi risiko meninggal dunia saat berada di Tanah Suci.

Direktur Retail Banking Bank Muamalat Indonesia Purnomo Soetadi mengungkapkan, ibadah haji merupakan puncak ibadah umat Islam yang paling berat sehingga dibutuhkan persiapan yang matang dan juga panjang. Persiapan ini mencakup fisik, finansial, ataupun mental. Dengan persiapan yang dirancang sejak dini, diharapkan jamaah dapat meraih ketenangan dalam menjalankan ibadah haji.

"Melengkapi keunggulan Asuransi Salam Hijrah Amanah, produk ini juga memberikan solusi kemudahan, di antaranya periode pembayaran yang singkat, yaitu hanya lima tahun untuk masa perlindungan yang lebih lama, yaitu 25 tahun," katanya.

Reksa dana syariah

Syailendra Capital resmi memasarkan produk reksa dana syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid. Adapun produk investasi reksa dana pasar uang syariah merupakan kerja sama Syailendra Capital dengan Bareksa dan OVO.

Direktur Syailendra Capital, Harnugama mengatakan lahirnya produk baru ini merupakan usaha Syailendra Capital dalam menghadirkan produk reksa dana pasar uang di tengah pertumbuhan minat terhadap investasi reksa dana. Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pertumbuhan jumlah investor baru reksa dana sebesar 1,65 juta investor secara year to date (per 15 Juni 2021).

“Produk reksa dana pasar uang merupakan instrumen yang cocok bagi para investor baru. Hal ini dikarenakan karakteristik reksa dana pasar uang yang minim risiko, bersifat likuid, transaksi yang mudah, serta modal yang murah,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (13/7).

Menurutnya saat ini masyarakat  umumnya deposan, sedangkan produk ini secara karakter punya kemiripan dengan deposito, tapi imbal hasilnya bisa mengalahkan deposito. 

“Oleh karenanya, Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid cocok bagi investor yang baru mencoba melakukan investasi reksa dana,” ucapnya.

Dengan prinsip tata kelola yang berdasarkan fundamental, serta pengalaman hampir dua dekade, Syailendra Capital optimis Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid bisa menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan deposito dengan target imbal hasil mulai dari tiga persen sampai enam persen nett per tahun.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) industri reksa dana syariah mencatatkan jumlah dana kelolaan reksa dana syariah menyentuh Rp 77,5 triliun pada April 2021. Angka tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan akhir 2018 sebesar Rp 34,5 triliun.

Dari sisi market share, reksa dana syariah juga berhasil mengalami peningkatan. Tercatat, pada akhir April 2021, market share reksa dana syariah menyentuh 13,65 persen, jauh lebih besar dibandingkan akhir 2018 yang hanya 6,82 persen.

Sesuai namanya, produk investasi Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid berfokus pada pengelolaan aset-aset syariah yang sesuai dengan tata kelola produk investasi syariah. Tak hanya itu, produk ini dapat diakses melalui aplikasi OVO dan investor bisa mulai membelinya mulai dari Rp 10.000.  

Para investor juga bisa mendapatkan kemudahan lain melalui produk ini karena nasabah bisa langsung melakukan pencairan ke OVO Cash. Adapun fitur ini menjadi yang pertama hadir di Indonesia dalam hal produk reksa dana pasar uang syariah dengan pencairan instan ke uang elektronik.

Ke depan pihaknya optimis kemudahan akses punya peranan kunci dalam mendukung literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia, khususnya pada produk reksa dana. Melalui kerja sama dengan dompet digital seperti OVO dan fintech seperti Bareksa, Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid diharapkan dapat menjadi terobosan baru bagi pertumbuhan investasi reksa dana, khususnya bagi investor ritel dari kalangan millennial yang erat dengan penggunaan teknologi setiap harinya.

“Kami berharap, produk ini bisa menjadi gerbang awal bagi perjalanan investasi masyarakat mencapai tujuan kegunaannya masing-masing,” ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat