Penampakan gedung-gedung yang dibakar di Yalimo menyusul putusan Mahkamah Konstitusi pada Selasa (29/6/2021). | istimewa

Nasional

Pengungsi Yalimo Masih Bertahan

Ribuan warga Kabupaten Yalimo terpaksa mengungsi akibat kerusuhan pascaputusan sidang Mahkamah Konstitusi.

JAKARTA—Kepolisian Daerah Papua mengeklaim situasi dan kondisi di Kabupaten Yalimo mulai kondusif pascakerusuhan pekan lalu. Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, meskipun sudah berangsur kondusif, sebagian masyarakat yang mengungsi dari wilayah tersebut masih bertahan di pengungsian.

Mereka bertahan di kantor-kantor kepolisian maupun markas TNI. Selain itu, sebagian pengungsi mulai menuju ke wilayah Jayawijaya. "Masyarakat sebagian ke Jayawijaya dengan keluarganya dan sebagian masih di kantor-kantor polisi dan TNI," tutur Musthofa Kamal, kepada Republika, Ahad (11/7).

Kamal menambahkan, kebutuhan logistik untuk pangan dan kesehatan para pengungsi yang merasa ketakutan akibat kerusuhan tersebut juga tercukupi. "Situasi secara umum kondusif. Saat ini cukup (logistik untuk pangan serta kesehatan para pengungsi)," ujarnya.

Bantuan pangan sudah berdatangan untuk masyarakat yang mengungsi. Misalnya, personel Kodim 1702 Jayawijaya menyalurkan bantuan bahan makanan dari Pangdam XVII/Cenderawasih kepada pengungsi Kabupaten Yalimo yang berada di Jayawijaya. Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang mengatakan bantuan Sembako dari Pangdam XVII/Cenderawasih diserahkan di tempat pengungsian di Gedung Tongkonan.

"Sembako yang kami serahkan ini merupakan bantuan dari bapak Pangdam XVII/Cenderawasih. Ini merupakan bentuk kepedulian kami sebagai aparat teritorial kepada masyarat yang diwujudkan dalam bentuk bantuan kemanusiaan kepada korban Bencana Sosial yang terjadi di Yalimo," katanya.

Ketua Ikatan Keluarga Toraja Provinsi Papua Edie Rante Tasak yang berada di lokasi pengungsian, menyampaikan terimakasih atas perhatian pangdam bagi warga Toraja maupun dari paguyuban lain yang ditampung di tempat pengungsian itu. "Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada bapak Pangdam XVII/Cenderawasih atas wujud perhatian dan kepeduliannya," katanya.

Ia menyampaikan terimakasih kepada dandim serta anggota Kodim 1702 Jayawijaya telah membantu pengungsi dari Yalimo hingga pengawalan ke Jayawijaya. "Terimakasih karena membantu dari awal sampai saat ini baik sarana dan prasarana serta pengawalan sehingga warga kami bisa tiba di Wamena dalam keadaan aman," katanya.

Sebelumnya, ribuan warga Kabupaten Yalimo terpaksa mengungsi akibat kerusuhan pascaputusan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Yalimo Tahun 2020 lalu. Polda Papua meminta maaf atas kerusuhan yang berujung pada pembakaran sejumlah gedung pemerintahan.

"Saya selaku Kapolda Papua mewakili, mewakili Pangdam XVII/Cenderawasih dan masyarakat Yalimo meminta maaf kepada seluruh pengungsi atas insiden ini," ujar Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri dalam keterangan yang diterima Republika, Rabu (7/7).

Supervisi KPU

Di sisi lain, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan, pihaknya akan melaksanakan pemungutan suara ulang (PSU) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Yalimo berdasarkan putusan MK. "Prinsipnya kita akan lanjutkan PSU sesuai putusan MK," ujar Ketua KPU RI Ilham Saputra kepada Republika, Ahad (11/7).

Bahkan KPU sudah mengirimkan dua anggotanya untuk melakukan supervisi langsung kepada KPU Kabupaten Yalimo. Keduanya, yakni I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi dan Evi Novida Ginting Manik. Ilham mengaku, kedua anggota KPU RI yang ditugaskan sudah berada di Papua.

 
KPU sudah mengirimkan dua anggotanya untuk melakukan supervisi langsung kepada KPU Kabupaten Yalimo.
 
 

Namun, kedua anggota KPU yang dimaksud belum dapat memberikan informasi saat dihubungi Republika. Mereka mengaku sedang dalam pesawat untuk kembali ke Jakarta.

Dalam putusan nomor 145/PHP.BUP-XIX/2021 yang diajukan pasangan calon nomor urut 2, Lakius Peyon-Nahum Mabel, MK mendiskualifikasi pasangan calon nomor urut 1 Erdi Darbi-John W Will. PSU diikuti pasangan Lakius-Nahum dan KPU dapat membuka kesempatan bagi pasangan calon baru, termasuk John W Will sepanjang memenuhi persyaratan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat