Suporter Inggris bersorak saat pertandingan grup D Euro 2020 antara Inggris dan Skotlandia di Stadion Wembley, London, Jumat, (18/6). Para suporter memakai pernak-pernik dan dandanan unik untuk memberikan semangat timnas yang didukungnya. (AP Photo/Carl R | Reuters Pool

Olahraga

Waspadalah Inggris!

Kemenangan Inggris atas Jerman bukan dalih menjadi besar kepala.

ROMA -- ''Ini momen berbahaya bagi kami. Seluruh negeri merasa kami bisa menjuarai turnamen ini setelah mengalahkan Jerman.” Peringatan itulah yang disampaikan pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate menjelang menatap laga perempat final Piala Eropa 2020 melawan Ukraina.

Southgate menyampaikan, kemenangan yang didapat atas Jerman pada fase knockout, beberapa hari silam itu, bukan menjadi dalih menjadi besar kepala. Sebaliknya, pelatih berusia 50 tahun ini mengingatkan laga yang akan digelar Stadion Olimpico, Roma, Italia, Ahad (4/7) dini hari WIB, bisa membukakan jalan mewujudkan impian menjadi juara untuk kali pertama di pentas Euro.

“Tantangannya justru semakin besar dari fase ini,” kata Southgate seperti dikutip Sky Sports. “Kami mungkin percaya diri dengan permainan kami, tapi kami belum meraih apa pun. Kami mesti bisa kembali fokus dan bersiap untuk laga akhir pekan ini,’' katanya menambahkan.

Peringatan Southgate ini memang cukup beralasan. Ukraina—tim yang lolos ke fase gugur sebagai peringkat tiga pada penyisihan grup—tentunya bukanlah lawan yang bisa dipandang remeh.

Dalam hal motivasi, tim besutan Andriy Shevchenko ini tentunya sangat tinggi mengukir sejarah serupa dalam ajang Euro ini. Selain menjadi penampilan perdana dalam babak perempat final, Ukraina dipastikan juga tidak akan merasa membawa beban berat untuk menjadi juara.   

“Kami akan tampil semaksimal mungkin dan memberikan kebahagiaan lagi kepada para fan,'' kata Shevchenko, seperti dilansir laman resmi UEFA.

Kebahagiaan sebelumnya telah diberikan Ukraina ketika secara dramatis mengalahkan Swedia pada babak 16 besar. Kemenangan 2-1 Ukraina ditentukan melalui gol Artem Dovbyk yang dicetak pada pengujung laga extra time kedua. “Buat kami, tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola itu,” ujar Shevchenko menegaskan.

Bekal keyakinan itulah yang tentunya harus diwaspadai oleh Harry Kane dan kawan-kawan. Hal yang patut diwaspadai lagi bagi Inggris adalah tempat penyelenggaraan pertandingan. Pada fase grup hingga babak 16 besar Euro 2020, Inggris selalu tampil dengan dukungan penuh para suporternya yang memadati Stadion Wembley, London.

Namun, untuk laga perempat final ini, pasukan Three Lions harus menyeberang ke Roma. Kiper Inggris Jordan Pickford menyadari betul adanya perbedaan atmosfer pada laga yang kelak digelar di Roma nanti.

''Dukungan fan dalam beberapa laga terakhir begitu luar biasa. Saya kira, kami bisa membawa memori itu di Roma,” ujarnya.

“Namun, jelas keinginan untuk kembali lagi ke Wembley dan tampil di depan 60 ribu penonton (pada babak semifinal) dapat menjadi motivasi tambahan buat kami,'' kata Pickford lagi, seperti dilansir laman resmi UEFA.

Sementara itu, dari rekor pertemuan, Inggris memang lebih patut diunggulkan dibandingkan Ukraina. Dari tujuh pertemuan terakhir, Inggris menang empat kali, dua lagi imbang, dan hanya satu kali kalah. Satu-satunya kekalahan yang dialami Inggris terjadi pada babak kualifikasi Piala Dunia 2010.

Mewaspadai Denmark

Dari laga perempat final lainnya, Republik Ceska harus bisa mewaspadai Denmark yang akan menggelar pertandingannya di Stadion Olympic, Baku, Azerbaijan—beberapa jam sebelum laga Ukraina vs Inggris. Pemenang dari laga ini akan menjadi lawan dari pemenang duel Ukraina kontra Inggris.

Menatap laga ini, Ceska sebenarnya lebih difavoritkan. Salah satu alasannya karena tim ini berhasil menyingkirkan Belanda pada babak 16 besar. Tapi, bekal favorit di atas kertas itu tak ingin membuat Ceska jadi terlena. ‘’Kita juga harus mewaspadai Denmark,'' tutur asisten pelatih timnas Ceko, Jiri Chytry, seperti dilansir laman resmi UEFA.

Buat Denmark, kekalahan dalam dua laga awal penyisihan Grup B ternyata tidak meruntuhkan mentalitas para penggawa tim Dinamit. Termasuk juga dengan insiden yang menimpa salah satu pemain bintangnya, Christian Eriksen, pada awal laga penyisihan Grup B.

Dengan semangat kolektivitas, Denmark berharap bisa melangkah ke babak semifinal, atau prestasi terbaik mereka sejak terakhir kali mengejutkan dengan tampil sebagai juara pada Euro 1992.

''Kesempatan ini mungkin tidak akan kami dapatkan lagi, kesempatan yang hadir dari usaha dan kerja keras kami selama ini. Ini merupakan impian masa kecil dari semua pemain dan pelatih. Kami ingin memaksimalkan kesempatan ini dan memberikan performa terbaik kami,'' kata pelatih Denmark, Kasper Hjulmand, seperti dilansir laman resmi UEFA.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat