Tenaga kesehatan melakukan disinfeksi tempat tidur pasien di depan IGD RSUD Cibabat, Kota Cimahi, Rabu (30/6/2021). Permintaan oksigen melonjak hingga 500 persen. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Kisah Dalam Negeri

Oksigen Seret, IGD Ditutup

Permintaan oksigen melonjak hingga 500 persen.

OLEH M FAUZI RIDWAN, IIT SEPTYANINGSIH

Lonjakan penularan Covid-19 telah berdampak pada meningkatnya permintaan oksigen. Meski pemerintah menjamin ketersediaan oksigen bagi rumah sakit, kendala masih ditemui di lapangan.

Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya ditutup sementara karena kehabisan oksigen. IGD tersebut tidak melayani pasien sejak Selasa (29/6) malam hingga waktu yang belum ditentukan.

"Yang tutup sementara hanya IGD-nya, pelayanan lainnya tetap berjalan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dr Grace Mediana saat dikonfirmasi, Rabu (30/6).

Berdasarkan keterangan direktur RSUD Majalaya, kata Grace, rumah sakit menutup IGD untuk sementara karena pasokan tabung oksigen kurang lancar. Situasi ini terjadi karena banyak rumah sakit yang memerlukan tabung oksigen. "Direktur RSUD Majalaya menyampaikan seperti beberapa rumah sakit lain yang pasokan oksigen kurang lancar dikarenakan banyaknya rumah sakit lain juga yang membutuhkan," ujar dia.

Grace mengatakan, sejauh ini hal yang bisa dilakukan adalah terus berupaya menurunkan tingkat kasus positif aktif. Masyarakat pun diminta menerapkan protokol kesehatan secara disiplin serta melaksanakan vaksinasi.

photo
Tenaga kesehatan membawa tempat tidur pasien yang telah didisinfeksi di depan Instalasi Gawat Darurat RSUD Cibabat, Jalan Jenderal H Amir Machmud, Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (30/6/2021). RSUD Cibabat menutup sementara ruang IGD akibat terus meningkatnya jumlah tenaga kesehatan dan pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19 serta menipisnya ketersediaan oksigen medis. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

"Masyarakat jangan panik, tapi harus berkontribusi menekan angka kasus. Satu, menjalankan tertib patuh tidak kendor 5M paling utama menggunakan masker, menjaga jarak, melakukan cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, dan mengurangi mobilitas," kata Grace.

Di DKI Jakarta, pemerintah provinsi mengerahkan angkutan dari berbagai dinas dan suku dinas untuk mengatasi kendala distribusi tabung oksigen. Di Jakarta Selatan, petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan membantu mendistribusikan tabung oksigen ke rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah setempat untuk mempercepat penanganan pasien.

"Kami terus siaga membantu pengangkutan sekaligus distribusi ke rumah sakit," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan M Amin di Jakarta, Rabu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta Selatan yang mendapatkan distribusi sebanyak 75 tabung oksigen ialah RSUD Pasar Minggu, Selasa (29/6). Pihak suku dinas menyiagakan satu unit mobil boks dan tiga personel yang bisa dikerahkan untuk mengangkut tabung oksigen dari salah satu perusahaan pengisian oksigen di Marunda, Jakarta Utara, ke RSUD Pasar Minggu.

Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur juga membantu pendistribusian tabung oksigen medis ke sejumlah rumah sakit di wilayah tersebut. "Kita sudah infokan di grup apabila ada rumah sakit yang membutuhkan bantuan transportasi untuk tabung oksigen," kata Kepala Dishub Jakarta Timur Bernhard Hutajulu di Jakarta, Rabu.

photo
Petugas Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur mengangkat tabung oksigen ke dalam truk di tempat pengisian oksigen Aneka Gas Industri di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (30/6/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau kedinasan di DKI Jakarta untuk mendistribusikan oksigen ke berbagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19. - (Republika/Thoudy Badai)

Bernhard menambahkan, ketersediaan tabung oksigen medis di tingkat distributor masih cukup. Kendala saat ini adalah pendistribusian karena banyak kendaraan rumah sakit yang digunakan untuk penanganan Covid-19.

"Itu atas permintaan rumah sakit. Kalau lagi urgent tidak ada yang mengangkut, mungkin truknya lagi sibuk, dishub siap bantu," ujar Bernhard.

Dia mengatakan, pihaknya membantu pendistribusian tabung oksigen medis dari distributor di Rorotan, Jakarta Timur, untuk disalurkan ke rumah sakit. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kebutuhan pasokan oksigen di rumah sakit naik hingga tiga kali lipat seiring dengan peningkatan kasus aktif Covid-19 di Jakarta.

PT Samator Gas Area Kudus Raya, Jawa Tengah, sebagai produsen oksigen mencatat permintaan oksigen medis dari sejumlah rumah sakit yang tersebar di enam kabupaten di Keresidenan Pati mengalami lonjakan hingga 500 persen daripada sebelumnya.

"Adanya lonjakan permintaan itu, sempat belum bisa mencukupi kebutuhan oksigen rumah sakit karena memang skala prioritas dan masalah krisis waktu serta pendistribusiannya," kata Area Manager Kudus Raya PT Samator Gas Endi Mei Soni seusai menerima kunjungan DPRD Kudus, Selasa.

Ia menjelaskan, lonjakan permintaan hingga 500-an persen bisa dilihat dari kebutuhan salah satu rumah sakit yang sebelumnya hanya butuh 150 tabung per bulan dengan kapasitas 6 meter kubik per tabung kini melonjak menjadi 100-an tabung per hari. Kebutuhan di Kabupaten Kudus 7-8 ton sehari, sedangkan seluruh area wilayah kerja PT Samator Kudus Raya mencapai 20 ton.

photo
Petugas Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur mengangkat tabung oksigen ke dalam truk di tempat pengisian oksigen Aneka Gas Industri di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (30/6). - (Republika/Thoudy Badai)

Enam kabupaten yang menjadi wilayah pemasarannya, yaitu Kabupaten Kudus, Grobogan, Demak, Jepara, Rembang, Blora, dan Pati. "Aset kami perlahan akan ditambah, termasuk armada dan stok oksigennya. Ini proses waktu yang akan segera dicukupi," ujarnya.

Ia juga berharap masing-masing rumah sakit dapat mengambil oksigen menggunakan armada sendiri. Sebab, pihaknya hanya memiliki empat armada truk dengan kapasitas suplai setiap truknya 100 botol, maka total adalah 400 botol. Padahal, kebutuhan saat ini berkisar 600-800 botol per hari, belum termasuk oksigen cair.

Kementerian Perindustrian sebelumnya menyatakan akan memprioritaskan produksi dan distribusi gas oksigen bagi kebutuhan medis. Sebelumnya, rasio peruntukan oksigen bagi keperluan medis dan industri sebesar 40 banding 60. Saat ini, rasio penggunaan oksigen menjadi 60 banding 40 antara kebutuhan medis dan kebutuhan industri.

“Suplai oksigen dari industri aman dengan kemampuan pasok sebesar 850 ton per hari. Sementara, kebutuhan oksigen untuk penanganan Covid-19 sekitar 800 ton per hari. Kami juga mendahulukan kebutuhan pasokan oksigen bagi medis,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Selasa (29/6).

Ia juga menggarisbawahi, prioritas produksi dan distribusi oksigen saat ini adalah untuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Gas oksigen untuk industri akan disalurkan setelah kebutuhan rumah sakit serta fasilitas kesehatan terpenuhi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat