Suasana PTKIN, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebelum pandemi Covid-19. | ANTARA FOTO

Khazanah

Pemerintah Dorong Digitalisasi PTKIN

Semakin banyak dosen PTKIN, seperti UIN Jakarta yang bereputasi dunia.

JAKARTA -- Delapan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) masuk dalam daftar 100 universitas terbaik di Indonesia 2021 versi Webometrics. Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Prof Suyitno, bersyukur dan mengapresiasi perjuangan PTKIN.

"Ini sebuah kerja yang tidak mudah dicapai oleh beberapa PTKIN kita," ujar dia saat dihubungi Republika, Selasa (29/6).

Webometrics Ranking of World Universities merupakan grup riset milik Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), lembaga riset publik terbesar di Spanyol.

Suyitno mengaku bangga karena PTKIN kini bisa menyejajarkan dengan perguruan tinggi lainnya. Ke depan, langkah-langkah inovatif disebut harus terus didorong.

Terkait inovasi-inovasi yang akan diperjuangkan, ia menyebut, langkah pertama berkaitan dengan digitalisasi. Hal ini sejalan dengan perkembangan dan tantangan revolusi industri 4.0.

"Sejalan dengan perkembangan dan tantangan revolusi industri yang meniscayakan adaptasi terhadap digital, ke depan kampus-kampus kita harus didorong menyiapkan diri dalam layanan digital," ujar dia.

Digitalisasi kampus, terutama dalam berbagai aspek layanan digital, menjadi tuntutan yang akan didorong dan diusahakan oleh Kemenag. Layanan digital ini merupakan sebuah kebutuhan yang seiring dengan perubahan zaman.

"Kita petakan dan mapping dulu mana yang sudah siap lalu kita berikan pendampingan dan langkah selanjutnya," kata dia.

Dikutip dari situs Webometrics, Ahad (27/6), ada delapan PTKIN yang masuk dalam 100 universitas terbaik di Indonesia, di antaranya secara berurutan ialah UIN Sunan Gunung Djati Bandung (peringkat 36), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (47), UIN Sunan Ampel Surabaya (64), UIN Raden Intan Lampung (72), IAIN Kendari (73), UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (83), UIN Sultan Syarif Kasim Riau (85), dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon (86).

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Amany Lubis, bersyukur karena kampus yang dipimpinnya menjadi salah satu dari delapan PTKIN yang masuk dalam 100 universitas terbaik di Indonesia versi Webometrics.

"Ini upaya dari sivitas akademika UIN Jakarta meliputi mahasiswa, staf dan dosen UIN Jakarta, untuk memajukan dan menambah reputasi UIN Jakarta, baik di tingkat nasional maupun internasional," kata dia kepada Republika, Selasa (29/6).

Ia menjelaskan, pemeringkatan Webometrics sendiri diukur berdasarkan keterlihatan kinerja universitas di dunia maya. Dengan demikian, karena UIN Jakarta masuk 100 besar, terlihat rekam jejak atas kinerja dan prestasi serta kreativitas dari sivitas akademika. Webometrics juga memberi penilaian dari segi ide, konsep serta kebaruan penelitian dosen dan mahasiswa.

Menurut Amany, penilaian ini penting karena semakin banyak karya dari UIN Jakarta yang dipublikasikan, baik di jurnal nasional maupun internasional.

“Sehingga semakin terlihat dosen UIN Jakarta yang bereputasi dunia, karena SDM UIN Jakarta sudah mampu menunjukkannya, bukan hanya dalam taraf nasional tetapi juga internasional," katanya.

Amany juga menuturkan, UIN Jakarta telah lama melaksanakan internasionalisasi kampus. Salah satunya dengan memperbanyak mahasiswa asing. Saat ini di UIN Jakarta terdapat mahasiswa internasional dari 40 negara. Dia pun mengakui pandemi membuat jumlah mahasiswa internasional menurun. Namun, negara yang ingin bekerja sama dengan UIN Jakarta malah bertambah.

"Dalam rangka itu pula internasionalisasi dosen tamu dari berbagai kampus dunia juga datang ke kami untuk mengajar, meneliti, dan mengabdi," katanya.

Selain itu, menurut Amany, jurnal-jurnal di UIN Jakarta juga telah memiliki reputasi, dengan penilaian Science and Technology Index (Sinta) dari 1 sampai 6. Beberapa jurnal pun sudah masuk dalam Scopus, layanan indeksasi, dan penyedia database jurnal. Dengan demikian, karya-karya dosen dan mahasiswa makin dikenal.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat