Petugas memeriksa dokumen Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) warga yang akan masuk ke Surabaya di akses keluar Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/6/2021). Semua pasien varian India di RSLI Surabaya telah dipulangkan dan menjalani isolasi mandi | ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Jawa Timur

Seluruh Pasien Varian India di RSLI Surabaya Sembuh

Semua pasien varian India di RSLI Surabaya telah dipulangkan dan menjalani isolasi mandiri.

SURABAYA – Delapan pasien terkonfirmasi positif terpapar virus Covid-19 varian Delta yang dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya dinyatakan sembuh. Semuanya telah dipulangkan ke rumah masing-masing dan menjalani isolasi mandiri hingga beberapa hari ke depan.

Penanggung jawab RSLI Surabaya, I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara mengatakan, dari 10 sampel pasien Covid-19 yang dilakukan whole genome sequencing, sembilan di antaranya terkonfirmasi positif varian asal India tersebut. Satu orang di antaranya dirujuk ke RS Bojonegoro dan delapan lainnya menjalani perawatan di RSLI Surabaya.

Nalendra memastikan, kesemua pasien yang tekonfirmasi positif Covid-19 varian India telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan ke rumah masing-masing. Mereka sudah menjalani perawatan lebih dari 10 hari dan hasil swab PCR yang dilakukan dua kali menyatakan pasien tersebut negatif Covid-19, sehingga dinyatakan sembuh.

“Dua pasien bisa pulang setelah 14 hari perawatan. Sisanya pulang setelah 15 dan 16 hari perawatan dan pengobatan,” ujar Nalendra di Surabaya, Kamis (24/6).

photo
Tenaga kesehatan melakukan tes antigen kepada warga saat penyekatan di akses masuk Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/6/2021). - (ANTARA FOTO)

Nalendra melanjutkan, setelah para pasien dipulangkan ke rumah masing-masing, diwajibkan menjalani isolasi mandiri tiga hingga lima hari. Isolasi mandiri dimaksudkan untuk memastikan kondisi pasien dalam keadaan baik, tidak ada gejala susulan yang muncul, serta kondisi tubuh mengalami pemulihan.

“Selama menjalani isolasi mandiri tambahan, mereka dimonitoring oleh PKM dan dinkes setempat serta mendapatkan dampingan dari Relawan Pendamping PPKPC-RSLI untuk membantu mengatasi permasalahan nonmedis pascapemulangan,” ujar dia

Nalendra mengingatkan masyarakat untuk tidak takut berlebihan dengan Covid-19 varian baru. Namun demikian, lanjut dia, masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, baik, dan benar. Selain itu, diperlukan pula perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kebiasan baru.

“Semua lapisan masyarakat diharapkan bahu membahu mengatasi kondisi ini, tetap tenang, dan tidak panik mencermati situasi yang ada. Semua hendaknya bisa mengikuti arahan dan langkah sesuai keputusan dari pemerintah,” kata dia.

Varian Delta atau juga dikenal sebagai B.1.617.2, pertama kali terdeteksi di India. Tetapi sejak itu mutasi Covid-19 ini muncul di lebih dari 70 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penasihat WHO dan Profesor Epidemiologi di University of New South Wales, Mary-Louise McLaws mengatakan, varian itu sangat menular. Kepada Nine to Noon dia mengatakan, pada awalnya varian ini dianggap 50 persen lebih menular daripada jenis lain, tetapi sekarang 90 persen lebih menular.

Bukti awal menunjukkan varian Delta dapat menyebabkan peningkatan risiko rawat inap dibandingkan dengan strain Alpha, menurut Public Health England (PHE). Prof McLaws mengatakan, penularan lebih cepat dari jenis virus ini adalah hingga ukuran tetesan.

Para ilmuwan awalnya mengira Covid-19 disebarkan oleh partikel tetesan yang tidak bertahan lama di udara, hanya dalam hitungan detik dan jika ada sedikit angin, mereka akan menghilang dengan sangat cepat. "Tetapi orang tidak hanya mengeluarkan virus dari saluran pernapasan sebagai partikel satu ukuran. Namun mendorong semua jenis partikel dan partikel yang lebih kecil dapat bertahan lebih lama di udara," katanya lagi.

Menurut Profesor McLaws, partikel-partikel ini dapat bertahan di udara selama lima hingga 10 menit atau bahkan lebih lama di dalam ruangan.

Pakar pemodelan Covid-19 Profesor Shaun Hendy juga mengungkapkan, karakteristik varian Delta bisa memakan waktu lebih lama untuk dikendalikan. Namun langkah-langkah kesehatan masyarakat yang sama secara efektif akan mengurangi risiko.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat