Ilustrasi polisi mengamankan pelaku kekerasan terhadap wanita. | Prayogi/Republika.

Nasional

Sopir Angkot Perkosa Nenek Tunanetra Diciduk

Untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, pemerintah memperluas kampung ramah perempuan dan anak.

TANGERANG -- Polisi menciduk seorang sopir angkot berinisial MB (24 tahun), yang melakukan aksi pemerkosaan terhadap seorang nenek penyandang tunanetra berusia 60 tahun. Tindakan asusila tersebut terjadi di wilayah Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis (17/6) pagi WIB.

Kapolsek Mauk AKP Rustantyo menjelaskan, jajarannya setelah mendapat laporan adanya aksi bejat itu langsung mencari identitas pelaku. Setelah ditelusuri, sambung dia, pelaku merupakan tetangga korban. Aksi tidak bermoral tersebut dilakukan saat ada kesempatan yang dimanfaatkan oleh pelaku.  

Rustantyo mengatakan, peristiwa bermula saat pelaku bangun tidur sekitar pukul 05.00 WIB. Tiba-tiba muncul dorongan seksual dalam diri MB. Pada saat itu, kata dia, pelaku melihat anak korban keluar dari rumah untuk membeli makanan. Pelaku pun mendatangi korban yang sendirian di rumah.

“Memang rumah pelaku dengan korban berdekatan. Mengetahui korban sendirian di rumah, pelaku masuk ke dalam rumah korban dan menggiring pelaku yang berada di rumah tamu ke kamar. Di dalam kamar itu, lalu melakukan pemerkosaan,” jelas Rustantyo kepada wartawan di Kabupaten Tangerang, Sabtu (19/6).

Pelaku mengaku memerkosa korban sekitar tiga menit. Sebelum aksinya selesai, kata Rustanto, anak korban kembali ke rumah dan curiga pintu terbuka serta melihat sandal di depan.

“Kemudian, tidak lama pelaku keluar dari dalam kamar korban dan dipergoki oleh anak korban, lalu pelaku kabur ke luar. Anak korban mengecek ibunya di dalam kamar," ucap Rustantyo.

Motif pelaku melakukan tindakan pemerkosaan karena tidak dapat membendung nafsunya. Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 285 dan/atau 286 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. “Motif pelaku memerkosa korban karena nafsu, khilaf, tidak ada perempuan lain karena korban juga bujangan,” ucap Rustyanto. n eva rianti ed: erik purnama putra

Kampung ramah perempuan dan anak

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mendukung upaya penguatan perlindungan anak dan perempuan yang kondisinya cukup rentan di tengah situasi pandemi Covid-19. "Di tengah situasi ini, kaum perempuan dan anak adalah kelompok rentan yang membutuhkan perhatian dan perlindungan," kata Wagub Bali saat menghadiri Rakornas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Denpasar, pekan lalu.

Ia menyampaikan hal tersebut didasari fakta makin banyak perempuan dan anak yang harus menanggung beban akibat dampak pandemi Covid-19. Mengikuti pemberitaan yang berkembang di berbagai media, ia menyebut kelompok perempuan dan anak bahkan kerap menjadi sasaran tindak kriminal. Menurut dia, pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga berimbas pada bidang lain seperti ekonomi, sosial hingga keamanan.

"Saya berharap, Rakornas ini menghasilkan rumusan yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya terkait penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak," ucap pria yang biasa disapa Cok Ace itu. Pria yang juga Ketua Badan Pimpinan Daerah(BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia(PHRI) Bali itu menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) karena telah ikut berpartisipasi dalam program Work from Bali.

Ia berharap, kegiatan ini membawa angin segar bagi kebangkitan sektor pariwisata Bali.Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyampaikan terima kasih atas sambutan luar biasa dari jajaran Pemprov Bali. Wanita yang akrab disapa Bintang Puspayoga itu mengatakan kegiatan ini menjadi bagian dari program pemulihan Bali yang tengah diupayakan pemerintah.

"Kegiatan dilaksanakan dengan pola hybrid, secara offline dari 16-18 Juni kami laksanakan di Bali. Sementara provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia mengikuti secara online," katanya.

Sependapat dengan Wagub Cok Ace, Bintang Puspayoga juga menyinggung pentingnya upaya penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Hal ini menurutnya sangat penting karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah kelompok perempuan dan anak. "Perhatian terhadap perempuan dan anak mesti menjadi prioritas karena secara umum berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM," ujarnya.

Khusus terkait perlindungan anak, ia menekankan agar pemerintah daerah mulai jenjang provinsi hingga kabupaten/kota memperkuat keberadaan Forum Anak.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat