Penjahit jalanan menyelesaikan pesanan pelanggan di bahu jalan kawasan Jagakarsa, Jakarta, Sabtu (12/6/2021). Penularan Covid-19 yang tak terkendali berisiko besar membayangi perekonomian nasional. | ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Tajuk

Pandemi Bayangi Kinerja Dagang

Penularan Covid-19 yang tak terkendali berisiko besar membayangi kinerja dagang nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan pada April dan Mei 2021. Surplus dagang pada April tercatat 2,29 miliar dolar AS, pada Mei 2,36 miliar dolar AS. Surplus dagang ini menjadi sinyal pemulihan ekonomi bakal terus berlanjut.

Bila kinerja ini konsisten, ekonomi Indonesia diprediksi bisa kembali ke zona positif pada kuartal II tahun ini.

Kinerja ekspor dan impor yang bagus tentu  mendorong ekonomi tumbuh. Didukung pula konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah yang deras mengalir, bukan tidak mungkin pada kuartal II akan masuk dalam zona positif. Belum lagi tumbuhnya investasi.

Kinerja ekspor Mei 2021 memperlihatkan kenaikan 58,7 persen ketimbang Mei 2020. Sepanjang Januari-Mei 2021 juga mengalami kenaikan 30,5 persen. Kinerja ekspor ini membawa optimisme perekonomian bergerak positif.

 
Bila kinerja ini konsisten, ekonomi Indonesia diprediksi bisa kembali ke zona positif pada kuartal II tahun ini.
 
 

Optimisme tersebut diperkuat data purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia. Angka PMI menunjukkan seberapa optimistis pelaku sektor bisnis terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Pada Mei 2021, PMI manufaktur Indonesia pada level 55,3 atau di atas ASEAN. Bahkan, unggul dibandingkan sejumlah negara di Asia. Angka ini naik signifikan ketimbang April yang berada di posisi 54,6.

Angka PMI di atas 50 mencermikan sektor industri sedang ekspansif. Peningkatan PMI manufaktur Indonesia ini juga menandakan sektor industri mulai bangkit. Sekaligus pula bakal mendorong laju perekonomian nasional menuju pulih.

Sinyal positif sektor manufaktur dan neraca dagang ini merupakan angin segar bagi pemulihan ekonomi nasional.

Neraca dagang yang surplus dalam 13 bulan terakhir tetap harus dipertahankan. Semoga bukan lantaran faktor musiman yang menjadi pendorong kinerja dagang surplus. Diketahui pada Mei 2021, terdapat momentum Ramadhan dan Lebaran.

Geliat ekonomi mudah-mudahan lantaran dipicu kinerja ekspor dan impor yang mulai membaik. Produktivitas sektor riil di dalam negeri bergerak kembali seiring perdagangan antarnegara yang mulai lancar.

 
Sinyal positif sektor manufaktur dan neraca dagang ini merupakan angin segar bagi pemulihan ekonomi nasional.
 
 

Permintaan dan pasokan mengalir seiring penanganan Covid-19 yang terkendali. Namun, kasus lonjakan Covid-19 beberapa pekan terakhir di sejumlah daerah, memunculkan kekhawatiran bahwa penyebaran virus Covid-19 tak sedang baik-baik saja.

Tingkat keterisian kamar rumah sakit di beberapa daerah memperlihatkan kenaikan signifikan. Penularan varian baru virus asal Inggris dan India yang terus merebak, dikhawatirkan mengganggu kesehatan masyarakat.

Bila kesehatan masyarakat terganggu, berdampak pada kinerja sektor perekonomian. Tentu, roda-roda ekonomi bakal tak bergerak optimal jika banyak pelaku ekonomi sakit, tak bisa beraktivitas normal.

Para pemangku kepentingan mesti mewaspadai kembali merebaknya penularan Covid-19 ini. Penularan yang tak terkendali berisiko besar membayangi perekonomian Indonesia dan negara lain. Yang sudah-sudah, kasus tsunami positif Covid-19 di Indonesia menyebabkan penurunan geliat industri. Kinerja ekspor Indonesia ke India turun 290 juta dolar AS.

 
Kinerja ekonomi seiring mobilitas masyarakat. Namun, mobilitas masyarakat bergantung tingkat kesehatan masyarakatnya.
 
 

Lonjakan kasus Covid-19 per 13 Juni 2021 yang mencapai 9.868 kasus menjadi yang tertinggi sejak awal tahun ini. Bila kenaikan kasus positif ini tak terkendali, bisa berdampak pada kontraksi ekonomi. Target pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 7,1-8,3 persen menjadi sulit karenanya.

Kinerja ekonomi seiring mobilitas masyarakat. Namun, mobilitas masyarakat bergantung tingkat kesehatan masyarakatnya. Untuk itu, vaksinasi mesti ditingkatkan. Kekebalan komunal yang diharapkan terbentuk, memungkinkan berputarnya roda perekonomian.

Seiring program vaksinasi tersebut, disiplin protokol kesehatan merupakan keniscayaan. Jika kesehatan masyarakat bisa dijaga, keyakinan dunia usaha bertumbuh. Bagaimana menentukan kapan menginjak rem dan kapan mengegas merupakan seni dalam mengendalikan perekonomian nasional yang masih dalam bayang-bayang pandemi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat