Nasabah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunggu antrean di kantor BSI Regional XI Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (5/4/2021). Diaspora Indonesia dapat mendukung pengembangan bisnis BSI di Dubai. | ARNAS PADDA/ANTARA FOTO

Ekonomi

BSI Matangkan Ekspansi ke Dubai

Diaspora Indonesia dapat mendukung pengembangan bisnis BSI di Dubai.

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan dapat melakukan ekspansi ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun depan. Untuk mendukung hal itu, BSI menggenjot pembinaan sumber daya manusia (SDM) agar bisa berkiprah di ranah global.

"Kita punya kantor cabang di luar negeri insya Allah tahun depan. Kita akan kirim sejumlah orang terpilih ke sana," kata Wakil Direktur II Bank Syariah Indonesia, Abdullah Firman Wibowo, dalam konferensi pers pada Jumat (11/6).

BSI telah menyampaikan rencana pendirian cabang di Dubai sebagai bagian dari ekspansi global. Firman mengatakan, potensi di pasar dunia sangat besar sehingga perlu talenta yang mumpuni. BSI juga memiliki sejumlah rekanan yang bisa menjadi tempat peningkatan kapasitas bankir global tersebut.

Sumber daya insani BSI menjalani program Global Banking Officer (GBO) yang berjalan sekitar satu tahun. Firman mengatakan, ada sekitar 16 orang yang mengikuti program tersebut. Namun, ujar Firman, tidak semuanya akan mendapatkan penempatan di Dubai.

"Jika belum kita kirim ke cabang luar, maka bisa dikirim ke rekanan counterpart untuk mempelajari segala transaksi internasional," katanya.

Bankir syariah yang bertaraf internasional sangat dibutuhkan sehingga BSI mempersiapkan talentanya dengan sejumlah cara. Mereka dibekali oleh pengetahuan serta pelatihan kecakapan terhadap produk, relasi, dan bisnis internasional.

photo
Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). Presiden Joko Widodo meresmikan BSI yang menandai telah tuntas dan rampungnya proses merger tiga bank syariah milik Himbara, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. - (Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO)

Firman menyebutkan, banyak contoh produk seperti trade finance, remitansi, dan lain-lain yang perlu dikuasai. Termasuk perlunya kemampuan untuk berhubungan dengan rekanan asing, serta komunikasi dan interaksi global.

BSI ingin agar kantor cabang di luar negeri ini bisa memaksimalkan potensi dari diaspora Indonesia yang jumlahnya mencapai 7-8 juta orang. Keberadaan bank syariah asal Indonesia dinantikan agar bisa menjadi solusi layanan finansial bagi mereka.

Menurut Firman, bagi BSI, diaspora Indonesia berpotensi mendukung pengembangan bisnis BSI dari sisi fee based income. Berbagai solusi keuangan yang bisa ditawarkan mulai dari tabungan hingga remitansi. Di sisi lebih luas, cabang luar negeri juga dapat mengoptimalkan hubungan investasi Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Bank Syariah Indonesia Tbk (banksyariahindonesia)

Firman mengatakan, banyak tantangan ke depan yang perlu dipersiapkan perseroan. Perbankan syariah nantinya tidak hanya bersaing dengan sesama bank, tapi juga dengan tekfin. Seluruh transaksi akan berbasis digital sehingga BSI pun mencari talenta unggul yang di ranah ini.

"Lalu, tantangan juga datang dari ekosistem industri halal yang baru enam persen penetrasinya, padahal potensinya Rp 3.000 triliun," katanya.

Literasi dan inklusi keuangan syariah juga masih menjadi tantangan dan perlu strategi inovatif. Literasi yang masih sekitar delapan persen dan inklusi 11 persen membuat peluang pasar masih sangat luas. Maka dari itu, perlu SDM kualitas tinggi untuk menjadi solusi segala tantangan yang ada.

Sebelumnya, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin telah mendorong adanya kolaborasi ahli ekonomi syariah di Indonesia. Dalam halalbihalal Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Ma’ruf menyampaikan, kunci utama keberhasilan pengembangan dan keuangan syariah terletak pada kekompakan, sinergi, dan kolaborasi.

Dia menilai, sinergi dan kolaborasi dibutuhkan untuk mengimplementasikan aksi-aksi riil berkaitan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Wapres mengatakan, peningkatan kapasitas pusat riset dan penelitian ekonomi syariah sangat penting untuk meningkatkan eksistensi dan kontribusi Indonesia di tingkat global.

Wapres pun mengapresiasi dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah bersama konferensi internasional The 13th International Conference on Islamic Economics and Finance dan The 7th International Islamic Monetary Economics and Finance yang akan diselenggarakan pada Oktober 2021.

Sejalan dengan itu, Wapres menekankan pentingnya Indonesia mencetak sumber daya manusia unggul guna memenuhi kebutuhan sektor industri halal yang kini tengah dibangun. “Saya juga mengharapkan dukungan dan komitmen dalam proses harmonisasi program studi rumpun ekonomi syariah,” kata Ma’ruf. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat