Pemain sepak bola Timnas Garuda Indonesia Amputee Football (Garuda INAF) menjalani sesi latihan perdana di Lapangan F7 Mini Soccer di kawasan Cilandak, Jakarta, Kamis (3/12). Latihan tersebut dilakukan dalam rangka meperingati Hari Disabilitas Internasion | Republika/Thoudy Badai

Olahraga

Timnas Dianggap Masih Mudah Frustrasi

Mudah kehabisan akal dan frustrasi sehingga bola mudah diantisipasi lawan.

JAKARTA – Pengamat sepak bola Akmal Marhali menilai, Tim Nasional (Timnas) Indonesia masih berada satu level di bawah Vietnam. Itu terlihat ketika skuad Garuda menelan kekalahan telak 4-0 dari Vietnam pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Al Maktoum, Uni Emirat Arab, Senin (7/6) malam WIB. 

Tim besutan Shin Tae-yong sebetulnya mampu mempertahankan skor imbang di babak pertama. Namun, Evan Dimas dkk kehilangan fokus setelah gol pertama pada menit ke-51 yang kemudian menjadi bulan-bulanan pada menit-menit selanjutnya dengan tiga gol susulan. Meski demikian, Akmal menilai, Vietnam sudah dominan sejak menit awal pertandingan. 

"Baik di babak pertama dan kedua, (Indonesia) sama-sama kalah dalam penguasaan bola. Artinya, level Timnas Indonesia berada di bawah Vietnam. Ditambah, pada babak kedua, Indonesia kehabisan stamina. Jadi, konsentrasi perlahan hilang," kata Akmal kepada Republika, Selasa (8/6). 

Skuad Garuda sebetulnya berhasil menghibur hati masyarakat Indonesia di laga sebelumnya ketika memperoleh hasil imbang 2-2 melawan Thailand pada Kamis (3/6). Meskipun, itu menjadi satu-satunya poin yang diraih skuad Garuda sejauh ini. Indonesia yang berada di dasar klasemen Grup G sebetulnya hanya mengharapkan hasil bagus di laga yang tersisa. 

Namun, Akmal melihat, Indonesia belum selevel dengan Vietnam saat ini. Menurutnya, Vietnam telah berkembang pesat dan menyalip Indonesia yang pada tahun-tahun sebelumnya justru lebih unggul. Hal itu, kata dia, terlihat pada pertemuan terakhir ketika Vietnam menang 3-1 pada 15 Oktober 2019 lalu. 

"Banyak pelajaran dari laga melawan Vietnam. Kita harus sadar semakin tertinggal. Karena itu, perlu kerja keras untuk mengejar ketertinggalan. Kuncinya ada di kompetisi," kata Akmal.

 

Menurutnya, para pemain Vietnam bermain sangat tenang dan matang dalam mengalirkan bola dari kaki ke kaki. Selain itu, kata dia, mereka kuat fisik dan juga paham taktik. Sementara, pemain Indonesia bermain tergesa-gesa, lemah di fisik, dan masih butuh waktu memahami taktik. 

"Mudah kehabisan akal dan frustrasi sehingga memainkan bola-bola panjang ke depan yang mudah diantisipasi. Tidak mampu mengembangkan permainan saat ditekan," terangnya. 

Adapun hasil imbang melawan Thailand, Akmal menilai, Indonesia hanya dibantu oleh keberuntungan. "Thailand hanya tidak fokus melawan Indonesia. Mereka hanya berpikir melawan UEA (Uni Emirat Arab) untuk lolos. Karena Indonesia peringkat kelima dan nilai tak dihitung. Akhirnya, mereka kecolongan," kata dia.

 
Mudah kehabisan akal dan frustrasi sehingga memainkan bola-bola panjang ke depan yang mudah diantisipasi.
 
 

Kendati demikian, pria yang juga koordinator Save our Soccer (SOS) itu mengakui, skuad Garuda asuhan Shin Tae-yong mengalami banyak perkembangan sejauh ini. "Minimal, fighting spirit-nya sudah lumayan. Semangat pantang menyerah meski sudah kalah 0-4," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan, menilai, perlu adanya evaluasi dari kinerja skuad Garuda. Kendati demikian, Iriawan tetap memberikan semangat kepada para pemain dan ofisial Timnas Indonesia. Ia mengatakan, pemain telah berjuang. 

"Kekalahan ini harus dievaluasi oleh tim pelatih dan dijadikan pelajaran agar pada laga selanjutnya dapat meraih hasil positif. Pemain harus tetap fokus, disiplin, dan bangkit di laga terakhir melawan Uni Emirat Arab nanti," kata Iriawan. 

Senada dengan itu, Shin juga mengapresiasi perjuangan para pemainnya dan mengambinghitamkan kekalahan itu pada keputusan wasit ketika mengesahakan gol pertama Vietnam. Menurutnya, apa yang terjadi di pertandingan itu mengubah cara permainan timnya dalam laga tersebut. 

"Kemasukan gol pertama itu memang dari wasit dan hakim garis memang salah mengambil keputusan karena itu pasti kena tangan pemain Vietnam. Jadi, karena itu jalannya pertandingan otomatis jadi susah bagi kami," kata Shin usai pertandingan. 

Selanjutnya, Indonesia akan menghadapi tuan rumah Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Zabeel, Dubai, Jumat (11/6) malam WIB.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat