Donasi yang terkumpul untuk rakyat Palestina meningkat tajam. | Republika/Abdan Syakura

Khazanah

Rp 42,5 Miliar Terkumpul untuk Palestina

Masyarakat Indonesia memiliki antusias tinggi membantu Palestina

JAKARTA — Ketua Forum Zakat (Foz) yang baru terpilih untuk kedua kalinya, Bambang Suherman, menjelaskan, antusiasme publik dalam membantu Palestina sangat besar. Sejauh ini, dia menjelaskan, donasi yang terkumpul untuk Palestina mencapai Rp 42,5 miliar. Dana tersebut dikumpulkan melalui 40 lembaga filantropi dan sosial yang bernaung di bawah Foz. 

Bambang menjelaskan, ada tiga program utama yang difokuskan untuk membantu Palestina, yakni pangan (food), kesehatan (health), dan perlindungan (protection). Ketiga program ini akan dijadikan program yang bersifat responsif. 

Selain itu, dia mengungkapkan, beberapa lembaga kemanusiaan lain punya tema program berbeda, yakni mata pencaharian dan bank makanan dari sektor pertanian maupun peternakan. Menurut dia, ada juga lembaga yang fokus pada pendidikan jangka panjang untuk masa depan anak-anak Palestina. 

“Lainnya adalah model pemberdayaan, walaupun kini masih sedang diupayakan,” kata Bambang kepada Republika, kemarin.

Untuk memastikan dana Palestina sampai tepat sasaran, Bambang menjelaskan, Foz telah membuat protokol gabungan, protokol penanganan bencana dan krisis kemanusiaan, di mana semua lembaga naungan Foz yang ingin membuka program fundraising harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 

Dia menjabarkan, semua lembaga yang dinaungi Foz apabila ingin melakukan program fundraising ke publik memiliki beberapa persyaratan. Pertama, statusnya legal secara perundang-undangan. Kedua, proses komunikasi yang dilakukan dikelola secara terbuka. Lembaga tersebut harus memiliki identitas kelembagaan yang jelas.

Selain itu, lembaga pengumpul dana harus memiliki nomor hotline yang bisa diakses, rekening yang digunakan atas nama lembaga bersangkutan, dan ada customer service yang siap menjawab dan melayani pertanyaan publik.

“Hal-hal seperti ini adalah yang diatur oleh Foz dan bersifat mengikat kepada anggotanya,” ujar dia menegaskan. 

Selain itu, Foz akan memaksimalkan publikasi lembaga-lembaga yang tengah melakukan fundraising dengan tema tertentu, seperti donasi untuk Paletina. Dengan demikian, publik dapat mengakses informasi terbaru melalui lembaga sosial terkait dan lewat Foz. “Jadi, publik bisa mengonfirmasi di banyak kanal,” katanya. 

Foz, Bambang menyebut, juga menyediakan konsorsium tematik yang sengaja dibentuk untuk mengelola isu tentang Palestina. Dalam konsorsium tersebut, publik dapat mengakses seluruh informasi terkait program fundraising yang sedang berjalan, seperti jumlah anggota, variasi program, tema, dan anggaran yang sudah terkumpul.

Konsorsium itu mencakup dua hal, yaitu mendesain program yang akan dijalankan dan menyiapkan tim kemanusiaan yang akan dikirim. Untuk saat ini, kata Bambang, tim yang akan dikirim adalah mereka yang memiliki kemampuan di bidang kesehatan, khususnya dokter spesialis bedah tulang.

Pemberangkatan akan disesuaikan dengan kebutuhan medis di Palestina. Selain itu, mereka yang memiliki pengalaman mengelola dapur umum dan pendistribusian logistik juga akan diutamakan untuk dikirim ke Gaza. 

“Kami juga berniat untuk mengajak rekan media untuk melihat kondisi Gaza dari sudut pandang berbeda, mewakili masyarakat di Indonesia,” kata Bambang.

Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Zainulbahar Noor menyampaikan apresiasi terhadap penggalangan dana yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk membantu rakyat Palestina. Namun, dia mengingatkan, dana yang terkumpul itu perlu diberikan kepada lembaga-lembaga resmi untuk menghindari pelanggaran atau penyelewengan.

Zainul menuturkan, dana yang telah digalang untuk membantu rakyat Palestina memang bisa disalurkan melalui yayasan atau perorangan, baik yang di Indonesia maupun Palestina. Namun, dia mengatakan, jika itu yang dilakukan, sulit untuk memastikan dana tersebut disalurkan secara tepat sasaran.

Dalam kondisi demikian, menurut Zainul, Kementerian Sosial (Kemensos) juga perlu berkoordinasi dengan Duta Besar Palestina di Indonesia. "Kementerian Sosial perlu berdiskusi banyak dengan Duta Besar Palestina di Indonesia," kata dia kepada Republika, Ahad (6/6).

Lebih lanjut, Zainul mengungkapkan, dana bantuan untuk Palestina lebih baik didistribusikan melalui struktur pemerintahan yang ada di Palestina, dengan terlebih dulu berkoordinasi dengan Kedubes Palestina di Indonesia. Dia mengakui, terkadang ada anggapan jika diberikan kepada pemerintahan Palestina, dana tersebut sulit sampai ke Gaza yang dipimpin Hamas. Menurut dia, hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan karena pada akhirnya mereka akan bersatu demi Palestina.

Selain itu, Zainul menambahkan, cara lain penyaluran yang bisa dilakukan, yaitu melalui Kedubes Indonesia di Yordania. “Karena untuk Kerajaan Hasyimiyah Yordania termasuk otoritas nasional Palestina," kata mantan dubes Indonesia untuk Yordania itu.

Cara lain yang bisa dilakukan, Zainul melanjutkan, yaitu dengan menyalurkan dana yang telah terkumpul kepada lembaga-lembaga filantropi yang telah resmi dan berpengalaman. "Misalnya, kemarin di mana Ustaz Adi Hidayat menitipkan Rp 6 miliar sekian kepada Baznas untuk dijadikan sebagai beasiswa (bagi warga Palestina)," ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat