Warga mencari informasi tentang keaktifan keanggotaan BPJS Kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN di Jakarta, Selasa (3/11/2020). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan per 1 November 2020 akan mulai melakukan | ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Tajuk

Perlindungan Data Merupakan Keharusan

Salah satu kunci dari keberhasilan transformasi digital adalah keamanan data.

Dugaan kebocoran data yang dialami BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan harus menjadi pengingat terkait pentingnya sistem keamanan digital penyelenggara negara di Indonesia. Karena teknologi digital sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang tak bisa dilepaskan. Pada masa depan pun, digitalisasi dipastikan akan semakin meningkat.

BPJS Kesehatan mendapat 'peringatan' terkait keamanan data setelah akun bernama Kotz memberikan akses unduh gratis untuk file sebesar 240 MB yang berisi satu juta data pribadi masyarakat Indonesia. Akun tersebut mengklaim mempunyai lebih dari 270 juta data lainnya yang dijual seharga 6 ribu dolar AS.

Data tersebut dikatakan berisi nomor identitas kependudukan (NIK), nomor HP, alamat, alamat surat elektronik, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tempat tanggal lahir, jenis kelamin, jumlah tanggungan, dan data pribadi lainnya. Dalam file tersebut juga terdapat data NOKA atau nomor kartu BPJS Kesehatan.

Memang, jika dilihat sekilas, data yang bocor itu bukan merupakan informasi sensitif dan penting. Data yang bocor itu hanya memuat beberapa informasi pribadi. Meskipun begitu, tetap saja berbahaya karena data pribadi yang bocor dapat digunakan oleh pelaku kejahatan. Misalnya saja dengan melakukan phishing yang ditargetkan atau jenis serangan rekayasa sosial (sosial engineering).

 
Memang, jika dilihat sekilas, data yang bocor itu bukan merupakan informasi sensitif dan penting. 
 
 

Pelaku kejahatan dapat saja menggabungkan informasi yang ditemukan dalam file CSV yang bocor dengan pelanggaran data lain untuk membuat profil terperinci dari calon korban mereka. Misalnya saja data dari kebocoran Tokopedia, Bhinneka, Bukalapak, dan lainnya.

Pengalaman ini tentunya harus mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Karena kehidupan masyarakat yang fully digital sudah banyak dibayangkan, diwujudkan, dan sebagian sudah diwujudkan. Sebuah kehidupan dimana seluruh kehidupan masyarakat menggunakan teknologi digital sepenuhnya, sudah bukan menjadi mimpi yang hanya terlihat di film-film saja.

Apalagi, adanya pandemi Covid-19 semakin mempercepat transformasi digital masyarakat. Saat ini, semua orang dipaksa untuk beradaptasi dengan cepat untuk menggunakan, memanfaatkan, dan mengembangkan inovasi berbasis digital. Karena pandemi, masyarakat terpaksa harus menggunakan teknologi agar dapat melakukan work from home dan school from home.

 
Nah, salah satu kunci dari keberhasilan transformasi digital adalah keamanan data. 
 
 

Laporan terbaru layanan manajemen konten HootSuite dan agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam laporan bertajuk "Digital 2021" mencatatkan kenaikan pengguna internet yang signifikan pada awal 2021. Menurut data yang dikeluarkan, pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa.

Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Menariknya adalah total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

Nah, salah satu kunci dari keberhasilan transformasi digital adalah keamanan data. Pihak pengelola harus memastikan bahwa teknologi yang digunakan bisa menjaga data pengguna dengan semaksimal mungkin. Dengan begitu dapat meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap layanan yang ditawarkan. Hal ini yang kini dilakukan oleh BPJS Kesehatan, yaitu memperbaiki keamanan data dan memastikan bahwa tidak akan ada lagi kebocoran.  

Memang, tidak ada sistem yang 100 persen aman dari ancaman peretasan maupun bentuk serangan siber lainnya. Karena sadar akan hal tersebut, maka perlu dibuat sistem yang terbaik dan dijalankan oleh orang-orang terbaik serta berkompeten. Dengan begitu, selalu bisa melakukan pengamanan dengan standar yang tinggi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat