Peserta menjalani observasi seusai memperoleh vaksinasi Covid-19 Astrazeneca di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Sabtu (8/5/2021). | ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Tajuk

Tantangan Vaksinasi Masyarakat Umum

Kendala yang akan dihadapi antara lain soal ketersediaan vaksin.

Program vaksinasi Covid-19 memasuki babak baru. Setelah sebelumnya menyasar vaksinasi kepada tenaga kesehatan, pekerja publik, dan manusia lanjut usia,  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi memulai program vaksinasi Covid-19 untuk kelompok masyarakat umum.  Vaksinasi untuk kelompok ini sudah dimulai di Jakarta pada Senin (17/5).  Berselang beberapa hari sebelumnya  dimulai pula program vaksin gotong-royong atau vaksin mandiri.

Pemerintah menetapkan vaksin  masyarakat umum ini menyasar mereka yang  rentan  dilihat dari aspek  geospasial, yakni secara geografis tinggal di daerah dengan angka kejadian Covid-19 tinggi. Kriteria kedua, yakni masyarakat rentan dari segi aspek ekonomi dan sosial, di antaranya masyarakat ekonomi bawah, masyarakat kurang beruntung termasuk kelompok disabilitas,  dan orang dengan gangguan jiwa.

 
Pemerintah menetapkan vaksin  masyarakat umum ini menyasar mereka yang  rentan  dilihat dari aspek  geospasial.
 
 

Pelaksanaan vaksinasi  tahap pertama boleh dibilang bisa berjalan lancar, kendati ada sejumlah kendala. Mestinya pemerintah melakukan evaluasi pelaksanaan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan, pelayan publik dan manula, sehingga kendala yang terjadi tidak terulang lagi.

Kendala yang akan dihadapi antara lain soal ketersediaan vaksin.Kemenkes menyebutkan sasaran vaksinasi Covid-19 diIndonesia sebanyak 181,5 juta orang. Artinya, butuh setidaknya 426 juta dosis vaksin, termasuk cadangan.  Padahal sampai saat ini, jumlah dosis vaksin Covid-19 yang tiba di Indonesia baru 75 juta dosis.  Itu artinya masih ada kekurangan sekitar 351 juta dosis vaksin. Jika tidak segera diantisipasi tentu ini akan menjadi hambatan besar dalam pelaksanaan program vaksinasi.

Kita berharap program vaksin mandiri atau vaksin gotong –royong bisa menutupi sebagian kekuarangan itu. Pemerintah telah memulai program vaksinasi untuk masyarakat sejak 13 Januari 2021. Untuk vaksin gotong royong, pemerintah mendapatkan komitmen pengiriman sebesar 30 juta dosis. Namun sayangnya hingga saat ini jumlah vaksin yang tersedia untuk program vaksinasi gotong royong ini baru mencapai 420 ribu dosis.

 
Kendala yang akan dihadapi antara lain soal ketersediaan vaksin.
 
 

Selain soal ketersediaan vaksin, masalah lain yang harus diantisipasi adalah pelaksanaan vaksinasi itu sendiri. Pada tahap kedua ini jumlah yang akan divaksin sangat besar dengan berbagai keragaman lokasi,  tingkat ekonomi, dan sosial. Tantangannya tentu akan lebih berat dibandingkan dengan vaksinasi tahap pertama dengan sasaran yang relatif lebih homogen. Perlu ada perencanaan yang lebih matang dibandingkan vaksinasi tahap pertama.

Tak kalah pentingnya untuk diantisipasi adalah partisipasi masyarakat terhadap program vaksinasi. Pada tahap pertama kita melihat masayarakat begitu antusias untuk menjalani program vaksinasi. Tapi kita juga melihat terjadi sejumlah kasus kejadian ikutan pasca imunikasi (KIPI). Dalam sejumlah kasus KIPI bahkan mengakibatkan korban meninggal. Kasus ini mesti dikelaola dengan baik, harus ada penjelasan yang masuk akal terkadap KIPI yang mengakibatkan kematian. Informasi yang tidak jelas akan membuat masyarakat menjadi khawatir untuk divaksin.

Kita berharap kemungkinan-kemungkinan hambatan program vaksinasi tahap  kedua bisa diantisipasi dengan baik. Kita berharap babak kedua program vaksinasi ini bisa berjalan lancar.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat