Ilustrasi shalat. Alqamah merupakan sosok orang yang selalu menjaga shalatnya. | AP Photo/Oded Balilty

Kisah

Pengalaman Alqamah Belajar Shalat 

Alqamah dikenal sebagai orang yang bersuara indah ketika membaca Alquran. Juga sosok yang selalu menjaga kualitas shalat.

OLEH RATNA AJENG TEJOMUKTI

Suatu ketika Abdullah bin Mas’ud kedatangan dua murid kesayangannya: al-Aswad dan Alqamah. Sahabat Abdullah kemudian menanyakan, apakah keduanya sudah melaksanakan shalat. Ternyata belum.

Keduanya langsung melaksanakan shalat berjamaah. Abdullah bertindak sebagai imam. Sedangkan keduanya berdiri di sebelah kiri dan kanan sang imam. Ketika rukuk, al-Aswad dan Alqamah menempelkan kedua tangannya di lutut.

Ketika melihat itu, Abdullah langsung memukul tangan mereka. Lalu membenarkan posisi tangan mereka di paha sambil badan tetap menunduk.

Selesai shalat, Abdullah berpesan, suatu ketika akan ada pemimpin yang ‘mencekik shalat’. Maksudnya adalah pemimpin yang mempermainkan shalat. Ketika zaman itu tiba, sahabat yang dikenal sebagai pemeluk Islam keenam itu mengimbau keduanya untuk bersiap-siap. Jika sedang shalat berjamaah, maka salah satu dari mereka berdua harus menjadi imam shalat.

Shalatlah tepat pada waktunya. Jika rukuk, maka bentangkanlah kedua tangan di atas kedua paha dan membungkuk. Kemudian letakkan telapak tangan pada posisi yang tepat. “Sungguh aku seperti sedang melihat jemari Rasulullah ketika beliau sedang shalat,” kata Abdullah berpesan kepada keduanya.

 
Sungguh aku seperti sedang melihat jemari Rasulullah ketika beliau sedang shalat.
 
 

Pelajaran shalat itu diingat betul oleh Alqamah. Setelah takbiratul ihram dan membaca surah, dia pasti mempraktikkan apa yang telah diajarkan sang guru kepadanya. Pelajaran itu terus diamalkannya hingga akhir hayat.

Alqamah bin Qais an-Nakha'i merupakan tabi'in dan ahli tafsir dari Kufah. Nama lengkapnya adalah Abu Syibli al-qamah bin Qais bin Abdullah an-Nakha’i al-Kufi. Dia pernah bertemu dengan Abdurrahman bin Yazid usai shalat berjamaah. 

Dia mengaku tidak terlalu senang dengan sebutan Alqamah. Abu Syibli merupakan julukan yang diberikan oleh gurunya Abdullah bin Mas'ud, meskipun dia tidak memiliki keturunan.

Selain ahli tafsir, Alqamah juga dikenal sebagai seorang imam yang hafiz Quran. Dia juga dermawan, pembaru, dan terpandang. Dia diperkirakan lahir tak lama setelah Rasulullah wafat. Ketika beranjak dewasa dia pindah ke Kufah untuk mendalami ilmu.

 
Alqamah dikenal orang yang cerdas, terpercaya, dan taat beribadah. 
 
 

Dia kemudian berguru kepada Abdullah bin Mas'ud terutama di bidang fikih. Kitab Tahdzibut Tahdzib dan Tarikh Baghdad menuliskan Alqamah dikenal orang yang cerdas, terpercaya, dan taat beribadah. 

Suaranya sangat enak didengar ketika membacakan kalam Ilahi. Berdasarkan ilmu yang dimilikinya, banyak kaum Muslim yang meminta fatwa kepadanya. Dia pernah meriwayatkan hadis dari Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, dan Aisyah. 

Alqamah pernah ikut berperang dalam pembebasan Khurasan. Dia juga mendukung Ali bin Abi Thalib dalam perang Shiffin dan Khawarij. Meski demikian, dia tidaklah sepaham dengan kelompok Syiah. 

Murid pintar

Alqamah merupakan murid yang paling menonjol di antara murid Ibnu Mas'ud. Yahya Ibnu Ma'in menyebut dia paling banyak menguasai ilmu Ibnu Mas'ud, yakni Alquran dan tafsir. Ilmu yang kedua membutuhkan penguasaan sejumlah pengetahuan pendukung, seperti Bahasa Arab yang baik, pemahaman ajaran Islam yang komprehensif, kultur dan sejarah. Semua itu merupakan alat untuk memahami konteks ayat-ayat Ilahi yang diturunkan kepada manusia. 

Selain belajar ilmu fikih, dia juga mendalami ilmu Alquran dari Ibnu Mas'ud. Corak pemikiran, keilmuan dan ijtihadnya paling mirip dengan pola pemikiran Ibnu Mas’ud. Hal ini tidaklah mengherankan, sebab Alqamah tidak jarang menginap di rumah Ibnu Mas’ud, mendengarkan pengajian dan melayaninya.

Alqamah pernah ditawari sebagai imam dan mufti. Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Alqamah adalah seorang yang dipercaya dari ahli kebaikan.” Abu Sa’ad as-San’any menilai Alqamah sebagai sahabat Ibnu Mas’ud yang terbaik.

Berdasarkan riwayat Ibnu al-Madini, tidak ada seorang pun dari kalangan sahabat yang hafal perkataan sesuai fikih kecuali tiga orang, Zaid bin Sabit, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu Abbas. Sedangan orang yang paling tahu tentang Ibnu Mas'ud adalah Alqamah, al-Aswad, Abidah, dan al-Haris.

 
Dalam sehari, dia mampu mengkhatamkan kalam Ilahi hingga lima kali.
 
 

Satu ketika Abu Ma'mar meminta kepada Umarah bin Umair untuk menunjukkan orang seperti Abdullah yang memiliki kepribadian, mampu memberikan petunjuk dan penjelasan seperti dirinya. Kemudian Umarah dan Abu Ma'mar berjalan bersama lalu menghampiri dan duduk di hadapan Alqamah. 

Alqamah dikenal sebagai sosok yang rajin berpuasa. Dia juga selalu mengkhatamkan Alquran. Dalam sehari, dia mampu mengkhatamkan kalam Ilahi hingga lima kali. Dia mengaku diberikan oleh Allah suara yang bagus saat membaca Alquran. Saat Ibnu Mas'ud bertemu dengannya dan membaca Alquran, dia ingin meminta Alqamah untuk meneruskan bacaannya karena enak didengar.

Ibnu Mas'ud juga mengakui bahwa dia adalah pembaca Alquran terbaik di antara sebayanya. Alqamah pun memberikan nasihat kepada Syaqiq dan Masruq. Dia meminta kedua orang tersebut menemuinya.

 
Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dari kekayaan dunia mereka kecuali mereka akan mendapatkan dari agamamu sesuatu yang lebih utama darinya.
 
 

Alqamah pun memberikan nasihat kepada mereka. “Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dari kekayaan dunia mereka kecuali mereka akan mendapatkan dari agamamu sesuatu yang lebih utama darinya,” ujar dia.

Riwayat yang sering diambilnya dari Sahabat di antaranya Abu Bakar, Umar bin al-Khatthab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Sa’d bin Abi Waqash, Khudzaifah, Abu Darda, Abu Mas’ud al-Anshari, Salman al-Farisi, Abu Musa al-Asy’ari, Khabbab bin al-Art,  Khalid bin Walid, Salimah bin Yazid al-Ja’fi, Ma’qil bin Sinan, Aisyah ummul mukminin, Qurtsu al-Dhabbi, Qais bin Marwan al-Ja’fi, dan Ammar bin Yasir.

Sedangkan murid murid-murid dia di antaranya Abdur Rahman bin Yazid bin Qais, Ibrahim bin Yazid an-Nakha’i, Ibrahim bin Suwaid an-Nakha’i, ‘Amir as-Sya’bi, dan Abu Raqaad an-Nakha’i.

Karya Alqamah 

Dalam ilmu usul fikih, Alqamah sering menggunakan bayan mujmal ayat dengan ayat. Selain itu, Alqamah juga sering menggunakan qiyas sebagai metode penggalian hukum. Hammad bin Abi Sulaiman pernah bertanya kepada Ibrahim al-Nakhai murid Alqamah tentang hukum suatu perkataan. 

Ibrahim kemudian mengiyaskan perkara tersebut pada sesuatu yang lain, sehingga Hammad memahaminya. Hammad berpikir Ibrahim mengambil metode ini dari Alqamah bin Qais.

Alqamah seperti gurunya juga menggunakan takhshish Alquran dengan Alquran. Tabi’in ini juga tidak jarang mengambil pendapat sahabat Nabi, khususnya Ibnu Mas'ud seperti masalah talak untuk menjadi rujukan. 

Masalah krusial dalam fikih terus dikembangkan dengan ijtihad oleh Alqamah. Dia merupakan orang yang mengembangkan manhaj Ibnu Mas'ud. 

Alqamah pernah berwasiat,jika ajal menjemput maka duduklah satu orang di sisinya untuk menuntun membaca kalimat tauhid. Kemudian bawalah dirinya dengan segera ke dalam lubang kubur serta jangan beritakan kematiannya kepada orang-orang.

Sebab, dia merasa takut hal itu akan menimbulkan tangisan seperti yang dilakukan orang-orang jahiliyah. Alqamah meninggal dunia di Kufah pada tahun 62 Hijriyah saat berusia 90 tahun.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat