Ilustrasi konsep bekerja hibrid | Pexels/Daria Shevtsova

Inovasi

Wajah Dunia Kerja Masa Depan 

Tren bekerja hibrid akan menjadi norma baru di masa depan. 

Berbagai perubahan yang terjadi selama pandemi, tak sedikit yang akan berdampak permanen. Salah satunya, terkait tren bekerja hibrid yang mulai hadir sejak satu tahun lalu. 

Dikutip dari BBC, Selasa (11/5), Mark Dixon selaku chief executive operator global penyedia ruang kantor fleksibel, IWG menjelaskan, bekerja dari rumah akan menjadi norma baru dalam dunia kerja di masa depan. Di awal pandemi, perusahaan seperti IWG memang sempat mengalami penuruan pertumbuhan, mengingat banyaknya orang yang bekerja hanya dari rumah. 

photo
Ilustrasi konsep bekerja hibrid - (Pexels/Daria Shevtsova)

Tapi, perlahan beberapa perusahaan kini juga mulai kembali mempertimbangkan untuk bekerja di kantor. Meski, tidak persis seperti dulu, di masa sebelum pandemi. “Saat ini, perusahaan makin memikirkan efisiensi dan berupaya lebih ramah lingkungan dengan menerapkan pola kerja hibrid,” ujarnya. 

Hal ini senada dengan Laporan global dari perusahaan penyedia furnitur perkantoran asal AS, Steelcase. Dalam laporan yang dirilis awal Mei 2021 diungkapkan, mayoritas karyawan berharap untuk kembali ke kantor setidaknya selama empat hari sepekan pascapandemi. 

Laporan global dari Steelcase ini memperkirakan, konsep kerja hibrid akan menjadi norma bagi perusahaan di seluruh dunia setelah pembatasan keamanan Covid-19 dicabut. Terlepas dari meningkatnya bekerja dari rumah yang disebabkan oleh pandemi, penelitian menunjukkan, kantor akan segera mengklaim kembali statusnya sebagai lokasi kerja utama.

Namun, hal ini juga menunjukkan sebagian besar perusahaan akan mengadopsi kebijakan kerja fleksibel dalam jangka panjang.  Sehingga staf dapat terus bekerja dari rumah untuk beberapa waktu.

Dilansir dari Dezeen, Ahad (9/5), laporan tersebut melibatkan 32 ribu orang dan melakukan pekerjaan di 10 negara. Mayoritas mengatakan, mereka berharap bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja di kantor daripada di rumah di masa depan.

Di tujuh dari 10 negara, lebih dari setengah orang yang disurvei juga mengungkapkan, berharap untuk bekerja dari rumah satu hari dalam sepekan atau kurang. Penelitian tersebut juga menemukan 87 persen pemimpin perusahaan pada September 2020, diharapkan memberlakukan kebijakan kerja yang lebih fleksibel daripada sebelumnya.

 

 
Kebanyakan orang berharap untuk bekerja di kantor, tetapi juga mengharapkan fleksibilitas yang lebih besar. 
Laporan global dari Steelcase
 
 

 

 

Lebih Mudah Kerja Fleksibel 

photo
Konsep ruang kerja hibrid, memungkinkan karyawan bekerja dari manapun. - (Pexels/Uriel Mont)

Banyak keuntungan yang dirasakan Paul Hubble yang saat ini bekerja di kantor pusat Barclay’s. Dulu, ia harus berangkat dari rumah pukul enam pagi, agar bisa sampai di kantornya pukul sembilan, karena jarak dari rumah dan kantornya memang cukup jauh. 

Kini, ia merasa lebih punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri karena tidak harus menghabiskan waktu berjam-jam di dalam perjalanan. “Saat ini, saya merasa lebih produktif karena lebih bisa mengatur waktu. Selain itu, saya juga menghemat 6.000 poundsterling setahun untuk biaya mobilitas,” ujarnya.

Secara keseluruhan, 72 persen dari semua pemimpin bisnis yang disurvei juga menerima model kerja hibrid yang muncul, dengan karyawan yang dapat membagi waktu mereka antara kantor dan lokasi lain. Dalam laporan global Steelcase, tren kerja baru ini, akan menjadi eksperimen global. Dimana, konsep bekerja dari rumah, bergeser menjadibekerja dari mana saja.

 “Saat organisasi mempertimbangkan pendekatan yang tepat untuk orang-orang dan budaya mereka. Prediksi bahwa orang akan bekerja secara eksklusif dari rumah, kini mulai diabaikan untuk pilihan yang lebih fleksibel,” tulisan laporan itu.

Survei tersebut juga mengungkapkan beberapa perusahaan sedang menjajaki berbagai opsi untuk bekerja secara fleksibel di luar kantor. Konsep kantor satelit atau fasilitas kerja bersama pun muncul.

Menurut penelitian, negara-negara di mana para pemimpin bisnis lebih cenderung menerima model kerja hibrid, antara lain India, Cina, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Angka tersebut lebih rendah di Prancis dan Jerman, yang digambarkan sebagai negara dengan “budaya kerja berbasis kantor yang kuat”. Tren yang sama tercermin dalam data dari karyawan- ini adalah satu-satunya negara di mana lebih dari 70 persen orang diharapkan tetap akan menghabiskan setidaknya empat hari sepekan di kantor.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat