Ilustrasi bekerja di rumah | Pexels/Ketut Subiyanto

Inovasi

Pahit Manis Kerja Hibrid

Kerja jarak jauh adalah magnet baru bagi para pencari kerja.

Pandemi telah memberi wajah berbeda pada dunia kerja. Kini, bekerja tak lagi harus ada di kantor, meeting tak lagi harus bertemu, dan jam kerja menjadi konsep yang bebas dimaknai setiap orang.

Belum lama ini, Microsoft Corp mengumumkan temuan dari laporan Work Trend Index 2021. Mengambil judul “The Next Great Disruption Is Hybrid Work — Are We Ready?”, laporan ini mengungkapkan tujuh tren kerja hibrid yang perlu dipahami para pemimpin organinsasi, ketika memasuki fase kerja baru.

Studi dilakukan terhadap lebih dari 30 ribu orang di 31 negara, termasuk Indonesia dan hasil analisis dari triliunan sinyal produktivitas tenaga kerja di Microsoft 365 serta LinkedIn.

Kerja hibrid adalah model kerja campuran di mana sejumlah karyawan kembali ke tempat kerja, sementara yang lainnya tetap bekerja dari rumah. Saat ini, semua orang masih belajar beradaptasi dengan model yang baru ini.

Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee menjelaskan, ada dua hal yang diketahui secara pasti. “Sistem kerja fleksibel akan tetap ada dan kerja jarak jauh adalah magnet baru bagi para pencari kerja,” ujarnya.

photo
Ilustrasi bekerja dari rumah - (Pexels/Ken Tomita)

Di Indonesia, sebanyak 83 persen pekerja menginginkan opsi kerja jarak jauh yang fleksibel. Angka ini, lebih tinggi dari rata-rata global yaitu 73 persen.

Selain itu, 72 persen pemimpin bisnis di Indonesia juga berencana mendesain ulang kantor untuk mendukung model kerja hibrid. Harapan agar dapat bekerja dengan lebih fleksibel,ternyata menjadi salah satu alasan 62 persen pekerja membuka kemungkinan pindah ke tempat baru.

Menurut Harris, tren baru ini menghadirkan peluang unik untuk menciptakan masa depan kerja baru yang lebih baik.”Di Microsoft, kami berupaya untuk membantu semua orang agar tetap dapat berkembang di dunia kerja hibrid ini,” katanya.  

Untuk melakukan itu, Harris melanjutkan, Microsoft terus berinovasi dan mendampingi orang-orang dalam perjalanan transformasi digital mereka. Contohnya, dengan menghadirkan fitur-fitur baru di Microsoft Teams, serta memperkenalkan platform pengalaman karyawan baru, Microsoft Viva. 

Profesi Digital Kian Dibutuhkan

photo
Ilustrasi bekerja di masa pandemi - (Pexels/ThisisEngineering)

Kondisi perekonomian global mengalami disrupsi signifikan dengan adanya pandemi. Hal ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan tenaga kerja dengan kompetensi di bidang digital, khususnya yang memiliki sertifikat keahlian yang diakui secara global.

Menjawab kebutuhan tersebut, pekan lalu, Indosat Ooredoo meluncurkan Indosat Ooredoo Digital Camp (IDCamp) 2021 yang kembali membagikan puluhan ribu beasiswa belajar coding secara daring, Beasiswa ini, sepenuhnya gratis dan inklusif dan bertujuan melahirkan talenta digital baru Indonesia yang siap langsung bekerja.

President Director and CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama, menjelaskan, sebagai perusahaan telekomunikasi digital di Indonesia, Indosat selalu berkomitmen mendukung pemerintah dalam membangkitkan perekonomian nasional, Salah satunya, melalui pemanfaatan teknologi terbaru dan penguasaan keterampilan bahasa masa depan.

“Untuk menjawab tantangan itu, kami kembali meluncurkan IDCamp di pilar pendidikan digital. Kami percaya lulusan IDCamp akan menguasai hard skill coding berstandar global yang ditunjang dengan soft skill etos kerja yang dibutuhkan dalam di industri digital,” jelasnya.

Dukungan terhadap visi dan misi IDCamp juga diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan, berbagai lowongan pekerjaan pada bidang programmer atau developer akan semakin mendominasi situs pencari kerja. “Diperkirakan pada 2025 akan ada lebih dari enam juta potensi lapangan pekerjaan dari industri digital,” ujarnya,

Saat ini, menurut Sandiaga, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, swasta, asosiasi, dan komunitas untuk memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia. “Satu semangat dengan Kemenparekraf, Indosat diharapkan dapat mengambil peran mencetak para talenta digital di Indonesia yang siap bersaing secara global,” ia melanjutkan.

Dalam dua tahun pertama penyelenggaraannya, IDCamp berhasil mendapatkan animo luar biasa. Dari target awal sebanyak 10 ribu peserta per tahun, tercatat sudah ada 64.710 peserta yang mengikuti kelas pelatihan IDCamp secara daring pada 2019 dan 2020.

Jumlah ini, mencapai tiga kali lipat dari yang ditargetkan. Sebanyak 1.318 diantaranya merupakan developer dengan disabilitas dan 22.9 persen diantaranya adalah perempuan.

Kini IDCamp kembali hadir dengan tambahan dua alur belajar developer dan satu kelas khusus Augmented Reality (AR) Creator. Peserta IDCamp 2021 akan mendapatkan sertifikat global dengan dengan level keahlian dari tingkat dasar, pemula, menengah, ahli, dan profesional di tujuh bidang pemrograman, seperti Android, iOS, Machine Learning, Back-End, dan Multi Apps Platform. Batas waktu pendaftaran beasiswa, mulai 7 Mei sampai dengan 21 Juli 2021. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat