Ilustrasi persiapan gelaran sepak bola liga indonesia. | Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO

Olahraga

LIB akan Putuskan Kemungkinan Kehadiran Penonton Sepak Bola

LIB mendapat tugas untuk membuat secara rinci teknis infrastruktur pertandingan andai ada penonton.

JAKARTA — PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan memutuskan kemungkinan penonton hadir di lokasi saat pertandingan sepak bola digelar. Keputusan ini akan merujuk kepada masukan dari berbagai instansi pemerintah, seperti Satgas Covid-19 dan berbagai instansi. "Semua instansi nantinya akan terlibat," kata Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian.

Tidak mudah mengkaji kemungkinan kehadiran penonton di stadion selama Liga 1 dan Liga 2 bergulir pada masa pandemi Covid-19. "Kajian terus kami lakukan dan itu tidak gampang. Kami mesti mencari banyak referensi sesuai dengan kondisi di Indonesia," ujar Akhmad Hadian di Jakarta.

Salah satu faktor yang membuat kajian itu rumit adalah jumlah penderita Covid-19 di Indonesia yang turun-naik, seperti yang terjadi beberapa minggu terakhir. 

Kepastian soal boleh atau tidaknya penonton hadir di stadion ditentukan setelah pemangku kepentingan terkait mengadakan rapat bersama di bawah koordinasi Kemenpora. LIB mendapat tugas untuk membuat secara rinci teknis infrastruktur pertandingan andai ada penonton. Termasuk bagaimana mendukung sistem tiket daring, pemeriksaan apakah penonton sudah divaksin atau belum dan pendataan hasil uji Covid-19 penonton.

"Kalau ditanya kapan idealnya keputusan soal penonton itu keluar, kami berharap secepatnya," tutur Akhmad Hadian.

Kajian soal penonton di stadion diminta secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.Perintah tersebut diterima Menpora Zainudin Amali yang kemudian menugaskan PSSI serta LIB untuk membicarakan teknisnya. 

Liga 1 Indonesia 2021-2022 sendiri rencananya berlangsung pada 3 Juli 2021-Maret 2022. Sementara Liga 2 akan dilaksanakan sekitar dua minggu setelah Liga 1 dimulai.Namun, dua kompetisi itu baru bisa berjalan jika sudah mengantongi izin keramaian dari Polri.

Kompetisi tanpa degradasi

Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi mengatakan, PSSI akan mengajukan wacana untuk meniadakan degradasi di kompetisi Liga 1 2021 ke FIFA dan AFC. Mereka mempunyai modal surat permohonan dari klub untuk wacana tersebut.

Yunus mengatakan, sebagian besar klub Liga 1 dan Liga 2, yaitu 13 klub Liga 1 dan 16 klub Liga 2, memohon melalui surat yang dikirim ke PSSI agar kompetisi 2021 digelar tanpa degradasi karena masih dalam masa pandemi korona (Covid-19). Klub merasa belum sepenuhnya siap karena pandemi menghantam sisi finansial mereka.

Namun, Yunus mengatakan, wacana itu belum final. Pihaknya akan membahas lebih lanjut dalam Kongres PSSI yang akan digelar pada 29 Mei mendatang. "Usulan akan disampaikan di Kongres PSSI. Baru kita lanjutkan ke FIFA dan AFC untuk approval," kata Yunus kepada Republika, Jumat (7/5).

Langkah yang akan diterapkan PSSI ini sama dengan apa yang dilakukan oleh Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA). Mereka meniadakan degradasi pada J League musim 2020. Selain itu, peniadaan degradasi juga dianggap tidak melanggar Statuta PSSI pasal 27 yang telah direvisi menjadi pasal 23 tantang delegasi dan hak suara. Jadi, PSSI yakin meniadakan degradasi adalah solusi terbaik.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Liga Indonesia Baru (pt_lib)

Namun, Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengatakan, meniadakan degradasi adalah sebuah kemunduran. Menurut dia, esensi dari kompetisi adalah adanya degradasi dan promosi. Jika salah satu atau keduanya ditiadakan, kata dia, PSSI sebaiknya cukup menggelar turnamen.

Adapun wacana ini disebut sebagai keinginan dari sebagian besar klub. Akmal pun menilai mereka hanya cari aman. Artinya, kata dia, klub kita tidak siap untuk berkompetisi. Maka, lanjutnya, lebih baik tidak usah ada kompetisi sama sekali dan cukup menggelar turnamen hingga semua klub merasa siap untuk berkompetisi.

Namun, ia menegaskan, keinginan meniadakan degradasi ini lebih tepat jika dikatakan sebagai keinginan dari PSSI yang didukung oleh klub. "Sebenarnya tanpa degradasi ini kemauan PSSI karena PSSI memfasilitasi. Klub diminta bersurat ke PSSI," kata Akmal di Jakarta, Jumat (7/5).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat