Warga antre mengambil uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia di Banda Aceh, Aceh, Kamis (29/4). | ANTARA FOTO / Irwansyah Putra

Ekonomi

Laba BSI Tumbuh 12,85 Persen

BSI optimistis masih dapat melanjutkan pertumbuhan positif pada periode selanjutnya.

JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan laba bersih Rp 742 miliar pada kuartal I 2021. Angka itu naik 12,85 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 657 miliar. Kenaikan kinerja kuartal I 2021 didorong oleh kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil sebesar 5,16 persen (year on year/yoy).

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kenaikan laba ini didorong oleh ekspansi pembiayaan dan kenaikan dana murah yang optimal. Sehingga cost of fund atau biaya dana bagian dari keuntungan bank menjadi lebih besar.

"Walau masih ada dampak Covid-19, kuartal I ini memang masih terasa berat, tapi di sisi lain pemerintah berikan banyak stimulus agar pertumbuhan ekonomi terus meningkat," kata Hery dalam konferensi pers Paparan Kinerja BSI Kuartal I 2021, Kamis (6/5).

 
Kita masuk infrastruktur, jalan, dan tentunya masuk ke sektor industri yang memang secara pertumbuhannya masih positif.
HERY GUNARDI, Direktur Utama BSI
 

Untuk meningkatkan kinerja, pada tahun ini BSI fokus pada empat hal. Perseroan akan mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan, mengatur efisiensi, akselerasi kapabilitas digital, dan integrasi operasional setelah merger.

Dengan pertumbuhan laba tersebut, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas yang ditandai dengan meningkatnya return on equity (ROE) dari 11,19 persen per Desember 2020 menjadi 14,12 persen per Maret 2021. Dari sisi bisnis, BSI pada kuartal I 2021 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 159 triliun, naik 14,74 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp 138,6 triliun.

Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp 71,6 triliun atau 45 persen dari total pembiayaan dan segmen korporasi Rp 37,3 triliun atau sebesar 23,5 persen. Kemudian, segmen kecil dan menengah sebesar Rp 20,8 triliun (13,1 persen), mikro Rp 15 triliun (9,4 persen), dan komersial Rp 9,6 triliun (6,1 persen).

Seiring kenaikan bisnis, BSI tetap menjaga kualitas pembiayaan yang ditunjukkan dengan tren penurunan tingkat pembiayaan bermasalah (NPF) bruto dari 3,35 persen pada kuartal I 2020 menjadi 3,09 persen di kuartal I 2021. Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 137,48 persen sampai kuartal I 2021.

Dari sisi liabilitas, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BSI sampai kuartal I 2021 mencapai Rp 205,5 triliun, naik 14,3 persen dibandingkan periode sama 2020 sebesar Rp 179,8 triliun. Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah dari giro dan tabungan sebesar 14,73 persen. Hal itu kemudian meningkatkan rasio CASA dari 57,54 persen pada kuartal I 2020 menjadi 57,76 persen pada kuartal I 2021.

photo
Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo (dari kiri) memberikan pelakat usai melakukan penandatanganan kerja sama dalam rangkaian kegiatan Celebration Day Modest Fashion Founders Fund (MFFF) 2021, Rabu (5/5/2021). - (Tahta Aidilla/Republika)

Dengan kinerja tersebut, hingga kuartal I 2021, BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp 234,4 triliun naik 12,65 persen secara tahunan dibandingkan periode sama 2020 sebesar Rp 208,1 triliun. BSI juga mencatat kenaikan rasio permodalan atau CAR menjadi 23,1 persen pada kuartal I 2021.

Hery mengatakan, BSI akan menyasar sejumlah mitra untuk meningkatkan pembiayaan berbasis payroll. Selain itu, BSI juga akan fokus mengembangkan segmen pembiayaan properti melalui KPR Griya dan menyasar milenial.

"Kemudian, uniknya syariah itu kita bisa melakukan bisnis gadai juga dari emas dan ini juga cukup lumayan berkontribusi," katanya.

BSI juga akan terus mempertahankan posisi pertumbuhan pembiayaan kepada UMKM dengan masuk ke rantai ekosistem yang terhubung dengan segmen wholesale. BSI akan memilih UMKM yang merupakan unggulan di wilayah atau di daerah masing-masing.

BSI juga masih akan menyasar segmen mikro secara lebih selektif. Untuk pembiayaan wholesale, BSI akan mengucurkan di sektor-sektor yang aman dan lebih banyak bekerja sama untuk pembiayaan yang mendapat jaminan dari pemerintah atau APBN.

 
Kita masuk infrastruktur, jalan, dan tentunya masuk ke sektor industri yang memang secara pertumbuhannya masih positif.
 
 

"Itu kita masuk infrastruktur, jalan, dan tentunya masuk ke sektor industri yang memang secara pertumbuhannya masih positif seperti kesehatan, industri obat-obatan, elektronik, dan pendidikan," kata Hery.

BSI optimistis masih dapat melanjutkan pertumbuhan positif pada periode selanjutnya tahun ini. Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho menyampaikan, BSI tetap menargetkan pertumbuhan double digit pada kuartal II.

"Untuk full year (tumbuh) 9-10 persen masih masuk akal terutama pada kuartal II karena dampak Qanun Aceh," kata Ade.

Cahyo menyampaikan, pertumbuhan pada kuartal II masih akan didorong oleh segmen konsumer dan retail. Dia memprediksi, pertumbuhan untuk sektor wholesale masih akan bergerak datar seperti pada kuartal I 2021.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat