Warga berbelanja di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Ahad (2/5/2021). | Republika/Thoudy Badai

Tajuk

Tantangan Zona Positif Ekonomi

Bukan tidak mungkin, kita akan segera masuk ke zona positif.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini masih mengalami kontraksi. Sebagaimana data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (5/5), ekonomi Indonesia tumbuh minus 0,74 persen secara year on year (yoy) pada kuartal I 2021.

Kendati pertumbuhan kuartal I masih negatif, optimisme terhadap pemulihan ekonomi nasional masih berlanjut. Setidaknya, data pertumbuhan ekonomi memperlihatkan ada perbaikan setiap kuartalnya.

Tengok saja data pertumbuhan ekonomi sejak awal virus Covid-19 menyebar di Tanah Air. Pada kuartal II 2020, untuk kali pertama ekonomi nasional turun ke level negatif hingga 5,32 persen.

Sepanjang tahun lalu, ekonomi memang mengalami kontraksi. Resesi pun tak terhindarkan. Dua kali berturut-turut, ekonomi nasional tumbuh negatif. Hingga pada kuartal IV 2020, ekonomi tetap mengalami kontraksi minus 2,19 persen.

 
Sepanjang tahun lalu, ekonomi memang mengalami kontraksi. Resesi pun tak terhindarkan. 
 
 

Namun, harapan masih ada. Pada kuartal awal 2021, level negatif sudah mendekati titik nol. Ekonomi tumbuh minus 0,74 persen pada kuartal I 2021. Apakah pada kuartal berikutnya menunjukkan tren positif? Apa penyebab kuartal I tahun ini masih negatif?

Krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, memang berbeda dengan krisis-krisis ekonomi sebelumnya. Krisis akibat Covid-19, berdampak pada mobilitas barang dan orang.

Karena itu, tak heran bila BPS menyebut sektor transportasi dan pergudangan menjadi sumber kontraksi terdalam pada tiga bulan pertama tahun ini berdasarkan lapangan usaha. Sumbangan pada kontraksi mencapai 0,54 persen.

Sepanjang kuartal I, sektor transportasi dan pergudangan terkontraksi hingga 13,12 persen. Bandingkan dengan kuartal I 2020 di masa awal-awal krisis Covid-19 yang masih tumbuh 1,3 persen.

Pembatasan mobilitas barang dan orang berdampak pada penurunan trafik penumpang berbagai moda transportasi. Padahal, dari mobilitas inilah roda ekonomi bergerak. Perpindahan barang maupun orang mendorong tumbuhnya sektor perekonomian.

 
Penguatan aktivitas perekonomian masih mungkin didorong dari momentum Ramadhan dan Lebaran. 
 
 

Selain transportasi dan pergudangan, konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga, dan investasi juga penyumbang kontraksi. Konsumsi rumah tangga yang menjadi sumber kontraksi terdalam, tercatat minus 2,23 persen.

Memang dampak  pembatasan sosial masyarakat berpengaruh pada di antaranya penjualan eceran, penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor. Namun, data penyumbang kontraksi ini masih mungkin berbalik menjadi penyumbang pertumbuhan.

Penguatan aktivitas perekonomian masih mungkin didorong dari momentum Ramadhan dan Lebaran. Apalagi sektor riil terpantau sudah bergerak lebih produktif ketimbang periode sebelumnya.

Neraca perdagangan yang surplus pada kuartal I dengan ekspor tumbuh 6,74 persen dan impor terkendali tumbuh 5,27 persen menjadi salah satu indikator optimisme tersebut.

Ekonomi Cina, AS,  dan Singapura mulai tumbuh impresif dengan capaian pertumbuhan masuk zona positif. Membaiknya ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia, berimbas pada pertumbuhan positif ekonomi kita.

 
Sinergi yang komprehensif antara otoritas fiskal dan moneter untuk memperbaiki pasokan dan permintaan dapat memperbaiki realisasi ekonomi. 
 
 

Selama pandemi, perekonomian kita ternyata sanggup bertahan. Bukan tidak mungkin, kita akan segera masuk ke zona positif selama ekspektasi dan realisasi belanja pemerintah dan masyarakat berjalan dengan baik.

Sinergi yang komprehensif antara otoritas fiskal dan moneter untuk memperbaiki pasokan dan permintaan dapat memperbaiki realisasi ekonomi. Terlepas data-data ekonomi tersebut, yang lebih penting lagi adalah terkendalinya penularan virus Covid-19.

Kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes), penegakan aturan yang tegas dari pemerintah pusat maupun daerah terkait prokes, merupakan kombinasi bagi terkendalinya penyebaran Covid-19.

Apalagi, program vaksinasi yang terus konsisten berjalan dengan target sasaran yang makin diperluas. Zona positif ekonomi bukan lagi impian jika semua pihak berkolaborasi erat. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat