Warga mengantre untuk berbelanja di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Ahad (2/5). Pada H-10 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah kawasan tersebut mulai dipadati warga untuk berbelanja berbagai kebutuhan lebaran, guna mengantisipasi kepadatan | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

Pedagang Tanah Abang Keluhkan Pembatasan Pengunjung

Pedagang Pasar Tanah Abang mengeluhkan omzet turun akibat pembatasan.

OLEH FEBRYAN A

Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengeluhkan kebijakan pembatasan jumlah pengunjung yang mulai diterapkan pada Ahad (2/5). Sebab, baru kali ini mereka merasakan penjualan naik drastis sejak pandemi Covid-19 melanda.

Faisal, pedagang pakaian di Blok B Pasar Tanah Abang, mengaku omzetnya turun 30 persen pada Ahad jika dibandingkan Sabtu (1/5). Namun, Faisal enggan menyebutkan besaran omzetnya. "Penurunan omzet lumayan-lah karena ada pembatasan. Pengunjung tidak seramai kemarin," kata Faisal kepada Republika.

Sebelumnya, petugas gabungan dari Satpol PP, Polri, dan TNI melakukan operasi pembatasan pengunjung di Pasar Tanah Abang pada Ahad siang. Sebanyak 5.000 personel gabungan dikerahkan untuk memastikan tak ada lagi pengunjung yang berdesak-desakan saat berbelanja. Semua itu dilakukan guna mencegah penularan Covid-19.

Langkah itu diambil Pemerintah Provinsi DKI Jakarta usai viralnya video yang memperlihatkan pengunjung Pasar Tanah Abang berdesak-desakan. Video itu direkam pada Sabtu (1/5).

Nurul Lailatus Saputri, pedagang pakaian di Skybridge Tanah Abang, juga mengakui telah mengalami penurunan omzet. Omzetnya pada Ahad hanya Rp 1,5 juta. Sedangkan, pada Sabtu, omzetnya mencapai Rp 2,7 juta.

Menurut Nurul, pengunjung mulai berkurang drastis ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memantau skybridge. "Ini kelihatan sudah diatur banget supaya enggak ramai. Biasanya jam sore segini masih ramai," tutur Nurul.

Nurul mengeluhkan pembatasan pengunjung yang diterapkan pemerintah. Sebab, saat jelang hari raya Idul Fitri seperti saat ini adalah momen 'panen' bagi para pedagang. Terlebih, saat jelang Idul Fitri tahun lalu Pasar Tanah Abang ditutup alias di-lockdown.

"Sejak awal korona, baru kali ini ramai lagi. Mulai dari akhir pekan lalu sama akhir pekan sekarang," kata dia.

Di sisi lain, Nurul menyadari pentingnya upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan mencegah kerumunan. Kendati demikian, ia berharap pemerintah tetap memperhatikan nasib pedagang.

"Boleh dikurangi pengunjungnya, tapi jangan sampai bikin pasar sepi juga. Kita kan butuh makan walau berharap Covid-19 juga segera hilang," kata dia berharap.

Pedagang pakaian lainnya, Saipul juga menyatakan rasa syukurnya jumlah pembeli tahun ini lebih banyak dari tahun lalu. Saipul mengaku dagangannya yang biasanya hanya laku puluhan helai kini bisa mencapai dua lusin baju.

"Alhamdulillah, sudah ramai meskipun tidak seramai Lebaran 2019," kata Saipul, pedagang busana Muslim yang ditemui di tengah kesibukannya menata barang dagangan.

Sempat ricuh

Sementara itu, kericuhan sempat terjadi antara pedagang kaki lima (PKL) dan sejumlah petugas Satpol PP, tepatnya di bawah jembatan penyeberangan multiguna Tanah Abang, Ahad. "Hei.. Jangan ada keributan," kata salah satu petugas Satpol PP dalam unggahan di salah satu media sosial dengan akun info_jakartapusat.

Dalam video berdurasi satu menit tersebut, terlihat kejadian tarik-menarik antara pedagang kaki lima. Bahkan, salah satu pedagang sampai melempar barang jualannya agar tidak diambil oleh Satpol PP.

Suara histeris teriakan dari warga pun terdengar, saat belasan petugas terdorong satu sama lain dengan pedagang karena hendak memindahkan barang dagangan. Berdasarkan unggahan tersebut, awalnya pedagang sudah diberikan imbauan untuk segera memindahkan barang dagangannya sehingga tidak menutupi pejalan kaki yang hendak melintas.

Akan tetapi, imbauan tersebut diabaikan pedagang, hingga akhirnya petugas Satpol PP melakukan penarikan barang. Pedagang pun tidak terima barang jajakannya dibawa petugas dan mencoba menahan.

Aksi tarik-menarik pun terjadi hingga akhirnya menyebabkan kericuhan. Kericuhan ini tidak berlangsung lama, setelah personel gabungan dari TNI-Polri melerai kericuhan tersebut.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat