Orang tua mengantar siswa pada hari pertama ujicoba pembelajaran tatap muka di SDN Lempuyangwangi, Yogyakarta, Rabu (28/4/2021). | Wihdan Hidayat / Republika

Tajuk

Menjaga Asa

Tentu, menjaga asa dan semangat belajar siswa tanggung jawab semua pihak.

Pandemi masih belum berakhir. Dampaknya menyapu semua sektor termasuk pendidikan. Hingga saat ini, peserta didik masih tetap menjalankan proses belajar secara daring dengan segala suka dan dukanya serta kekurangannya.

Dengan demikian, selama setahun lebih mereka belajar secara daring. Keluhan dilayangkan orang tua maupun siswa yang menjalani belajar daring karena dianggap tak efisien. Ada pula keluhan akses internet untuk belajar daring.

Presiden Joko Widodo meminta siswa tetap semangat. ‘’Setahun lebih dunia terkungkung pandemi, tapi semangat belajar anak-anak kita jangan pernah lunglai. Semoga masa-masa sulit ini segera usai, dan kita semua bertatap muka lagi,’’ ujar Presiden, kemarin.

Tentu, menjaga asa dan semangat belajar siswa tanggung jawab semua pihak. Pemerintah, pemda, sekolah, guru,orang tua, serta siswa sendiri. Semuanya mesti bersinergi mewujudkan proses belajar yang menyenangkan bagi siswa. Apapun metode belajarnya.

 
Tentu, menjaga asa dan semangat belajar siswa tanggung jawab semua pihak. 
 
 

Kalaupun memang metode daring masih akan berjalan, maka butuh terobosan agar siswa tak bosan. Proses belajar tak berjalan satu arah. Ada interaksi yang membuat siswa semangat belajar dan merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Guru-guru perlu meningkatkan kreativitas agar mampu menarik siswa antusias belajar.

Memang ada rencana pemerintah pada Juli 2021, mulai menggelar belajar tatap muka. Siswa bertemu teman-temannya lagi dan belajar dengan guru secara tatap muka meski tetap harus menjalankan protokol kesehatan.

Dalam proses ini, pemerintah melakukan vaksinansi untuk tenaga pendidik dan kependidikan. Hingga akhir Juni mendatang, ditargetkan 5,5 juta pendidik dan tenaga kependidikan sudah divaksin. Kita belum tahu apakah target ini tercapai atau tidak.

Pembelajaran tatap muka juga mesti dilakukan dengan persiapan matang oleh semua pihak termasuk sekolah. Jangan sampai, belajar tatap muka menjadi klaster baru dalam penularan Covid-19. Sebab, ada sekolah yang melakukan tatap muka akhirnya ditutup kembali.

 
Pembelajaran tatap muka juga mesti dilakukan dengan persiapan matang oleh semua pihak termasuk sekolah. 
 
 

Itu disebabkan munculnya kasus Covid-19 di sekolah tersebut. Maka, antisipasi berlapis harus disiapkan. Kita tak berharap pula, belajar tatap muka yang disiapkan secara sambil lalu saja, justru kemudian membuat siswa dirundung kekhawatir tertular penyakit.

Soal proses pembelajaran, Federasi Serikat Guru Indonesia, meminta Kemendikbudristek bersinergi dengan dinas pendidikan daerah memastikan terlaksananya proses pembelajaran antara siswa dan guru dengan berbagai model dan cara sesuai disparitas wilayah, potensi, dan kesiapan sekolah. 

Sehingga, Kemendikbudristek  membuat skenario yang jelas dan terpantau untuk masing-masing sekolah, tidak lagi diserahkan kepada tim Covid-19 secara global dalam satu kabupaten/kota.

Apapun metode belajar yang dipilih, maka metode itu selain efektif mestinya juga mampu mempertahankan semangat siswa dalam belajar. Dengan demikian, mereka dapat terus menyerap pengetahuan dengan baik meski kondisinya masih dalam pandemi.

Kita berharap, pandemi segera berakhir sehingga semua berjalan kembali normal. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat