Pengendara motor melintas di areal perumahan di Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/4). Bank Indonesia mendorong penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) demi meningkatkan minat kredit dunia usaha. | Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO

Ekonomi

BI Terus Dorong Perbankan Turunkan Suku Bunga

Penurunan SBDK terjadi pada semua jenis kredit dengan penurunan terdalam masih pada jenis kredit mikro.

 

JAKARTA -- Bank Indonesia mendorong penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) demi meningkatkan minat kredit dunia usaha. Bank sentral menyebut, sejumlah perbankan sudah menurunkan suku bunga kreditnya. Meski begitu, suku bunga kredit diharapkan bisa turun lebih rendah lagi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga kebijakan moneter rendah dan likuiditas yang masih longgar mendorong suku bunga terus menurun. "Bank-bank sudah ikuti kebijakan dengan penurunan SBDK. Kami minta perbankan untuk terus turunkan lagi," katanya dalam konferensi pers pada Selasa (20/4).

Dalam rapat dewan gubernur (RDG) BI pada 19-20 April 2021, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate di level 3,5 persen. Meski begitu, BI sudah menurunkan suku bunga sebesar 150 basis poin sejak 2020. Perry mengatakan, kebijakan suku bunga moneter yang tetap rendah dan likuiditas yang cukup mampu mendorong penurunan SBDK.

 
Untuk kredit kendaraan dan rumah sudah mengalami peningkatan terutama di segmen menengah ke atas.
Gubernur BI Perry Warjiyo
 

Di sektor perbankan, sejalan dengan dilakukannya kebijakan transparansi suku bunga, perbankan telah merespons dengan melakukan penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) per Februari 2021 sebesar 171 basis poin (yoy). Penurunan SBDK tersebut terutama terjadi pada kelompok bank BUMN yang turun sebesar 266 basis poin (yoy) menjadi sebesar 8,70 persen.

Penurunan SBDK terjadi pada semua jenis kredit dengan penurunan terdalam masih pada jenis kredit mikro yaitu 346 basis poin (yoy), meski masih merupakan jenis kredit dengan level SBDK tertinggi yaitu 12,72 persen. Sementara itu, penurunan SBDK yang terjadi pada jenis kredit konsumsi KPR, konsumsi non-KPR, korporasi, dan ritel masing-masing adalah sebesar 194 bps, 193 bps, 139 bps, dan 136 bps.

Perry mengatakan, kebijakan transparansi suku bunga telah berdampak signifikan pada penurunan SBDK. Selain itu, kebijakan bebas uang muka atau DP nol persen juga telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Sudah terlihat untuk kredit kendaraan dan rumah sudah mengalami peningkatan terutama di segmen menengah ke atas," katanya.

Pengamat perbankan yang juga Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, ditahannya suku bunga acuan dapat meningkatkan ekspektasi dunia usaha sehingga mulai mengakses kredit perbankan. Tren penurunan suku bunga perbankan juga masih terus berlanjut hingga saat ini.

"Nilai suku bunga perbankan sudah lebih rendah lagi menjelang April," katanya.

Menurut David, penurunan suku bunga akan terus terjadi ke depan. Hal ini didorong oleh sejumlah kebijakan seperti transparansi SBDK. "Biasanya dunia usaha mulai confident bahwa ekonomi mulai membaik dengan ditahannya suku bunga acuan sehingga kini mereka bisa mulai kredit lagi," katanya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyampaikan, penurunan suku bunga perbankan bisa didorong dari sisi pemerintah atau dari Kementerian Keuangan. Caranya yakni dengan menurunkan imbal hasil surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan.

"Pemerintah menerbitkan SBN dengan yield tinggi, sehingga perbankan lebih tertarik beli SBN dengan dapat margin hingga 1-2 persen daripada disalurkan ke dunia usaha yang masih berisiko," katanya.

Menurut Bhima, penurunan imbal hasil bisa berdampak signifikan karena jumlah kepemilikan bank di Surat Utang Negara (SUN) naik cukup tajam selama pandemi Covid-19. Menurutnya, total kepemilikan bank di SUN senilai Rp 622,2 triliun atau 22,6 persen dari total SUN rupiah yang dapat diperdagangkan.

"Dengan penurunan yield SUN, likuiditas bank bisa lebih disalurkan ke dunia usaha," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat