Pedagang daging ayam melayani pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/4). Menjelang bulan Ramadhan, harga pangan mulai merangkak naik, salah satunya daging ayam mengalami kenaikan dari harga Rp35.000 per ekor menjadi Rp45.000 per ekor. Republi | Republika/Thoudy Badai

Cahaya Ramadhan

Ramadhan Momentum Konsumsi Pangan Berkualitas

Pangan berkualitas tak mesti yang mahal. Penekanannya lebih pada kualitas kesegaran.

JAKARTA -- Kantor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten akan meningkatkan pengawasan terhadap produk makanan dan olahan yang mengandung zat kimia berbahaya selama bulan puasa di pasar-pasar tradisional, swalayan dan tempat pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kepala Loka POM Kabupaten Tangerang, Widya Savitri mengatakan dalam peningkatan pengawasan produk berbahaya tersebut dilakukan untuk melindungi masyarakat dari peredaran makanan yang mengandung zat kimia dan tidak memiliki izin edar.

"Ya, tentunya kita akan meningkatkan pengawasan pada produk-produk makanan selama puasa ini, dan kita lebih meningkatkan intensitas pengawasannya pada hasil pangan," katanya.

Hingga kini pihaknya masih menemukan produk makanan dan minuman yang dalam kemasanya rusak serta tidak memiliki izin edar dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) setempat. Selain itu, untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam membeli suatu makanan selama Ramadhan, pihaknya juga bersama instansi terkait seperti Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kabupaten Tangerang mengalangkan oprasi pengawasan dan penertiban secara rutin.

"Kita juga dalam pengawasan itu menggandeng instansi terkait lainya guna memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat," ujarnya.

Dalam upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat, pihaknya meningkatkan penyuluhan dan edukasi kepada para pedagang pasar tradisional, pengelola pasar swalayan dan pelaku UMKM mengenai produk makanan yang sehat terbebas dari bahan kimia berbahaya serta kedaluwarsa.

"Untuk mencegah beredarnya produk yang tidak berizin dan rusak itu, kita melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bagaimana menerapkan cara ritail pangan yang baik," katanya.

Dengan begitu, upaya yang dilakukan tersebut dapat meningkatkan kesadaran produsen dalam mengedarkan ataupun menjual produk-produk makananya."Kepada masyarakat yang jelas harus ingat sebelum membeli itu Cek klik, yaitu cek kemasanya, cek labelnya apakah ada izin edar, dan terakhir harus cek tanggal kedaluwarsanya pada produk makanan itu," tandasnya.

Pasar Ramadhan

Kehadiran pasar Ramadhan yang menjajakan beraneka macam takjil meramaikan bulan puasa tahun ini. Meski aktivitas ekonomi masih belum sepenuhnya pulih, para pedagang takjil bersyukur tahun ini bisa kembali berjualan, dibandingkan tahun lalu saat adanya larangan pedagang takjil saat pandemi Covid-19.

Salah satu syarat yang harus dipatuhi para pedagang yaitu mematuhi protokol kesehatan. Para pedagang bersyukur dengan diperbolehkannya kembali mereka berjualan. 

Salah satu pasar takjil terkenal di Jakarta yaitu di sepanjang Jalan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat.  Menjelang waktu berbuka puasa, sejumlah pedagang telah bersiap menjajakan takjil sejak pukul 16.00 WIB.

Salah seorang pedagang, Muslihatun (37 tahun), yang biasanya berdagang ketoprak di depan Masjid Al Falah, mengaku antusias dengan datangnya Ramadhan. Apalagi tahun ini pemerintah mengizinkan para pedagang takjil menjajakan dagangannya.

Setiap tahun selama Ramadhan, Muslihatun berjualan lima jenis hidangan manis, seperti kolak hingga pacar cina.Omzet yang didapat dari berjualan takjil jauh lebih besar dibandingkan berjualan ketoprak.

photo
Warga membeli takjil dan makanan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Jakarta, Selasa (13/4/2021). Pada hari pertama puasa, Pasar Takjil Benhil mulai dipadati sejumlah pedagang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan diantaranya menyediakan handsanitizer, menggunakan masker serta pengaturan jarak fisik antar pedagang, hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran covid-19. - (Republika/Thoudy Badai)

"Harapannya bisa seperti tahun-tahun sebelum pandemi. Biasanya bisa 200 gelas, tahun ini mungkin hanya bisa 150 gelas," kata dia, Selasa (13/4).

Ada juga Irma yang berjualan aneka hidangan pembatal puasa, mulai dari lontong, berbagai gorengan seperti pastel dan tahu berontak, hingga kolak pisang yang sudah dibungkus dalam gelas plastik. Dia bisa meraup omzet dua kali lipat saat Ramadhan. 

"Mungkin bisa sampai Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu kalau habis semuanya," kata Irma.

Selain di Benhil, lokasi berburu takjil yang juga populer di Jakarta yakni di kawasan Jalan Panjang, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko, mengatakan masyarakat diperbolehkan menjual takjil selama bulan suci Ramadhan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). 

Para pedagang boleh berniaga kembali untuk meningkatkan perekonomian keluarganya. “Namun protokol kesehatan itu harus dipatuhi. Lokasi dagangnya tidak boleh melanggar aturan perda. Pokoknya tidak boleh melanggar prokes dan perda," ujarnya.

Pemkot Jakarta Barat memiliki aparat Satpol PP yang bertugas menjaga ketertiban umum termasuk dalam penerapan protokol kesehatan. "Kalau melanggar ya ditertibin, apalagi melanggar protokol kesehatan. Jadi Satpol PP akan melakukan tugasnya," kata Yani.

Tak hanya di Jakarta, pelaksanaan pasar Ramadhan di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, juga akan dievaluasi secara berkala dan bisa saja dihentikan jika protokol kesehatan dilanggar.

“Kami tidak ingin ini menjadi kluster baru, pedagang dan pengunjung harus sama-sama menyadari pandemi Covid-19 masih terjadi," kata Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, Halikinnor.

Halikinnor mengatakan, pedagang yang berjualan di sana sudah menjalani pemeriksaan tes cepat deteksi Covid-19. Hal itu untuk memastikan pedagang yang berjualan di pasar Ramadhan bebas dari Covid-19. 

Ini merupakan pasar Ramadhan perdana sejak pandemi Covid-19 terjadi. Tahun lalu pemerintah daerah tidak menggelar pasar Ramadhan karena saat itu kasus Covid-19 sedang merebak dan cukup tinggi.

Jumlah pedagang yang berjualan di pasar Ramadhan sengaja dibatasi untuk mengurangi potensi penularan akibat kerumunan pedagang dan pembeli. Pemerintah daerah khawatir sulit mengendalikan dan mencegah kerumunan jika jumlah pedagang tidak dibatasi.

Jimmy, salah seorang warga mengaku senang dengan dilaksanakannya pasar Ramadhan. Ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat karena tahun lalu pasar Ramadhan ditiadakan.

Menurut dia, bulan suci Ramadhan tidak lengkap tanpa ada pasar Ramadhan. “Tapi tentu kita harus mendukung upaya pemerintah menegakkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 ini," ujar Jimmy.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.