Petugas melihat lapak pedagang pasca kebakaran di Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (9/4). Sebanyak 136 lapak dan 40 kios pedagang terbakar yang diduga akibat korsleting listrik dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Selanjutnya, Pem | Republika/Putra M. Akbar

Jakarta

Pedagang Pasar Kambing Nekat Berjualan

Sejumlah pedagang Pasar Kambing berjualan kembali di eks lapak yang terbakar.

 

 

 

JAKARTA -- Sejumlah pedagang mulai berjualan kembali di Pasar Kambing yang berlokasi Jalan Sabeni, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang terbakar pada Kamis (8/4) sore WIB. Mereka berjualan di antara puing sisa kebakaran dan di bawah atap besi yang sudah keropos termakan si jago merah

Pantauan Republika pada Rabu (14/4), tampak puing dan arang masih berserakan di semua area Pasar Kambing. Hanya saja, di beberapa titik pedagang mulai membersihkan lapaknya masing-masing.

Terpantau ada empat pedagang yang mulai berjualan di tempat bekas terbakar. Sedangkan atap pasar dengan konstruksi besi di atas kepala mereka terlihat sudah keropos, menghitam, dan sebagian tiangnya patah.

Satu dari empat pedagang yang berjualan, Winarto (40 tahun) mengaku, terpaksa berjualan demi mendapatkan pemasukan. Dia menyadari, atap dengan ketinggian sekitar lima meter itu sudah keropos dan membahayakan dirinya. "Iya sih memang bahaya. Tapi ya mau gimana lagi?" kata pegadang sayuran tersebut saat ditemui, Rabu.

"Kalau roboh kita nanti lari ke depan jalan," kata istri Winarto ikut berkomentar.

Winarto mengaku, sudah empat hari berjualan. Dua hari di pinggir jalan, dan dua hari sisanya di lapak yang terbakar setelah garis polisi (police line) dicabut. "Karena garis polisi sudah dibuka makanya kita balik jualan ke sini dengan hati-hati," kata Winarto sembari melihat ke atas lapaknya yang keropos.

Winarto mengaku tak mendapat instruksi dari pengelola pasar agar pedagang menghindari bangunan di atas lapak. Dia hanya mendapat pesan untuk mengambil barang-barang yang bisa diselamatkan dan membersihkan lapak masing-masing.

Alex (50), pedagang buah terpantau mulai membersihkan lapak buahnya. Lapak tempat Alex bekerja ini diduga kuat sebagai sumber api yang menyebabkan kebakaran di Pasar Kambing. Alex mengaku, belum tahu kapan mulai berjualan lagi, karena harus mengikuti instruksi pengelola pasar.

Dikonfirmasi terkait pedagang yang berjualan dengan kondisi membahayakan itu, pihak pengelola pasar menolak berkomentar. "Silakan ke humas PD Pasar Jaya saja, Mas," kata seorang pegawai yang mengenakan baju Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya tersebut saat ditemui di ruang pengelola pasar.

Kebakaran di Pasar Kambing diduga dipicu korsleting listrik di salah satu lapak buah. Akibat kebakaran hebat itu, sebanyak 136 lapak dan 40 kios hangus dan kondisinya tak layak ditempati. "Kerugian materi ditaksir Rp 1 miliar," kata humas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Mulat Wijayanto.

Berselang empat hari, tepatnya pada Senin (12/4) malam WIB, Blok C Pasar Minggu di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, juga diamuk si jago merah. Dua pasar itu berada di bawah pengelolaan Perumda Pasar Jaya.

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, pihaknya langsung melakukan inventarisasi pascakebakaran gedung Blok C Pasar Minggu. Pendataan dilakukan untuk memverifikasi dan mengecek total tempat usaha yang terdampak.

"Dari pendataan yang dilakukan oleh tim, diketahui sebanyak 391 tempat usaha dari 392 tempat usaha yang berada di Blok C gedung tersebut ludes terbakar," kata Arief saat dikonfirmasi.

Dia menjelaskan, para pedagang yang terkena dampak kebakaran tersebut untuk sementara waktu dipindahkan ke Blok B. Sambil menunggu hasil investigasi pihak terkait dan dilakukan audit kelayakan struktur bangunan, Arief meminta pedagang beralih lokasi demi keamanan mereka.

Tim ahli

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menyarankan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI segera membentuk tim ahli untuk mengaudit dan merevitalisasi bangunan pasar yang terbakar. Dia menyebut, audit perlu dilakukan, terutama di bangunan yang berusia di atas 20 tahun, seperti Pasar Tanah Abang, Pasar Gembrong, Pasar Minggu, dan Pasar Pondok Labu. Langkah itu dilakukan guna mengantisipasi insiden serupa terjadi di pasar tradisional lainnya.

"Tim ahli bangunan gedung perlu mengaudit persyaratan teknis gedung, fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan, rencana tata bangunan dan lingkungan, serta sertifikat laik fungsi bangunan pasar," kata Nirwono.

Tim itu perlu menginspeksi sistem dan peralatan pemadam kebakaran, jalur dan tempat evakuasi, serta melakukan simulasi pelatihan dengan mengantisipasi kebakaran di lingkungan pasar. Objek pemeriksaan, sambung dia, juga mencakup penggunaan listrik dan kapasitas daya yang dipakai di setiap tempat usaha, kemungkinan sambungan listrik ilegal, kabel yang tidak berstandar, serta penumpukan setop kontak.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat