Suasana bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One, Jakarta Utara, Jumat (9/4/2021). | ANTARA FOTO

Tajuk

Peluang Rekor Ekspor

Pemerintah maupun eksportir harus jeli mencari pasar alternatif tujuan ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021, mencapai 18,35 miliar dolar AS. Capaian ekspor tersebut tumbuh 20,31 persen secara bulanan (month to month/mtm) ataupun 30,47 persen secara tahunan (year on year/yoy). 

Kepala BPS, Suhariyanto menyebut, capaian ekspor ini termasuk yang tertinggi dalam ekspor RI sejak Agustus 2011. Cina masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia pada Maret 2021 sebesar 774,6 juta dolar AS. Ekspor pada Maret tidak hanya mencatatkan rekor. Neraca perdagangan pada Maret juga mencatatkan surplus sebesar 1,57 miliar dolar AS. Sepanjang kuartal I 2021, Indonesia telah mengalami surplus neraca perdagangan sebesar 5,52 miliar dolar AS.

Capaian ekspor tersebut menjadi angin segar di tengah kondisi wabah Covid-19, yang masih belum kita bisa kendalikan sepenuhnya. Apalagi, lembaga moneter internasional atau IMF pekan lalu memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi 4,3 persen dari sebelumnya 4,8 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diperkirakan di bawah Filipina, Vietnam, dan Malaysia.

 
Sepanjang kuartal I 2021, Indonesia telah mengalami surplus neraca perdagangan sebesar 5,52 miliar dolar AS.
 
 

Catatan rekor ekspor yang dibarengi dengan surplus neraca perdagangan diharapkan, memberi andil terhadap peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama ini supaya tidak terkoreksi. Ekspor dan impor akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam catatan BPS, share ekspor 20,21 persen sebagai faktor penambah, sementara impor sebagai faktor pengurang 19,20 persen.

Rekor ekspor pada Maret tersebut hendaknya menjadi sinyal bahwa modal kita untuk bangkit tahun ini sangat besar. Memang salah satu faktor pendorong kenaikan ekspor nasional adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut membuat daya saing produk kita di pasar internasional menjadi tinggi. Selama Maret 2021, rupiah sudah terdepresiasi 1,89 persen.

Walaupun demikian, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut tidak mencerminkan 100 persen terhadap kenaikan ekspor RI. Ada faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap kenaikan ekspor tersebut. Pada Maret 2021, ekspor RI tercatat 18,35 miliar dolar AS. Jika dilihat secara volume, saat rupiah melemah, volume barang yang diekspor jauh lebih besar dibandingkan saat rupiah menguat dengan nilai ekspor yang sama.

 
Karena itu, kita bisa simpulkan volume barang yang diekspor pada Maret 2021 mengalami kenaikan yang signifikan. 
 
 

Karena itu, kita bisa simpulkan volume barang yang diekspor pada Maret 2021 mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan volume ekspor tersebut setidaknya mencerminkan dua hal. Pertama, minat terhadap produk-produk Indonesia di pasar internasional semakin besar. Dan pertumbuhan permintaan terhadap produk-produk Indonesia tersebut, harus terus kita pelihara sehingga neraca perdagangan kita ke depannya, juga selalu dalam kondisi surplus.

Kedua, peningkatan volume ekspor Indonesia ini menggambarkan semakin membaiknya pasar internasional setelah tahun lalu, mengalami tekanan yang hebat. Peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pasar ekspor masih sangat terbuka.

Meski demikian, peningkatan wabah Covid-19 di global dalam beberapa pekan terakhir ini, juga tetap harus menjadi catatan Indonesia. Sejumlah negara di dunia dalam pekan-pekan terakhir ini, harus kembali berjuang menekan penyebaran wabah Covid-19. Sejumlah negara kembali membatasi pergerakan orang dengan menerapkan lockdown

 
Untuk itu, baik pemerintah maupun pengekspor harus jeli mencari pasar alternatif selain negara-negara tradisional tujuan ekspor.
 
 

Pembatasan yang dilakukan sejumlah negara ini akan sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi negara yang bersangkutan. Bukan tidak mungkin mereka juga akan membatasi impor.

Untuk itu, baik pemerintah maupun pengekspor harus jeli mencari pasar alternatif selain negara-negara tradisional tujuan ekspor. Pembukaan pasar baru ekspor ini diharapkan, akan mampu mengatasi kemungkinan kembali turunnya permintaan dari negara-negara tradisional tujuan ekspor, akibat mereka harus berjibaku mengendalikan wabah Covid-19. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat