Tajuk
Kendalikan Harga Pangan
Pemerintah harus memastikan tak ada yang menimbun bahan pangan demi keuntungan tak wajar.
Setiap Ramadhan tiba, harga-harga kebutuhan pokok di pasar selalu terkerek naik. Tahun, ini harga komoditas daging ayam dan daging sapi mulai melonjak saat memasuki bulan suci. Tingginya permintaan selalu diikuti kenaikan harga.
Namun, Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan, kenaikan harga daging ayam dan sapi murni terjadi karena tingginya harga beli serta pasokan yang terbatas. Menurut Sekretaris Jenderal APPSI, Ngadiran, harga normal daging ayam yang sebelumnya berkisar Rp 28 ribu-Rp 32 ribu per kg terus naik hingga Rp 38-Rp 40 ribu per kg.
Sementara itu, harga daging sapi segar yang dalam sepekan terakhir masih normal sebesar Rp 110 ribu per kg mulai naik hingga rata-rata Rp 120 ribu per kg. Namun, di Sukabumi, Jawa Barat, harga daging sapi meroket di kisaran Rp 130 ribu hingga Rp 140 ribu per kg. Selain itu, harga berbagai komoditas juga dilaporkan mengalami kenaikan.
Guna menekan lonjakan harga daging, misalnya, pemerintah perlu segera merealisasi janjinya dengan menggelontorkan daging beku.
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi mencatat, harga cabai merah besar lokal naik dari Rp 55 ribu jadi Rp 60 ribu per kg. Selain itu, cabai rawit hijau naik dari Rp 44 ribu jadi Rp 45 ribu per kg. Bawang putih juga naik dari Rp 26 ribu jadi Rp 28 ribu per kg dan harga kentang pun naik dari Rp 15 ribu menjadi Rp 16 ribu per kilogram.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun mencatat, terdapat tiga komoditas yang menjadi perhatian selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, yakni beras, daging sapi, dan gula. Publik tentu berharap pemerintah memberi perhatian serius dalam mengendalikan harga-harga komoditas pangan pada Ramadhan 1442 H. Untuk itu, pemerintah harus memastikan harga-harga komoditas bisa terjangkau masyarakat dan ketersediaannya mencukupi.
Guna menekan lonjakan harga daging, misalnya, pemerintah perlu segera merealisasi janjinya dengan menggelontorkan daging beku. Masuknya daging beku diharapkan dapat membantu penetrasi harga di pasar. Dengan begitu, menurut Sekjen APPSI Ngadiran, fluktuasi harga daging tidak terlalu tinggi.
Yang perlu mendapat prioritas tentu menstabilkan harga daging ayam. Sebab, daging ayam merupakan komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia pada Ramadhan. Publik tentu menanti langkah konkret dari pemerintah pusat dan daerah untuk segera mengendalikan harga daging ayam.
Diperlukan kerja keras dan kerja sama antara pusat dan daerah agar ketersediaan pangan dapat tercukupi. Upaya Pemkot Surabaya dan Yogyakarta dalam menstabilkan harga sembako di wilayahnya patut diapresiasi.
Pemerintah dan aparat keamanan pun harus memastikan, tak ada pihak-pihak yang melakukan penimbunan bahan kebutuhan pokok demi meraup keuntungan secara tak wajar.
Pemkot Surabaya meminta agar Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi, PD Pasar Surya, Bagian Perekonomian, serta dinas terkait lainnya bergotong royong mengantisipasi kelangkaan sembako layak untuk ditiru. Sementara langkah Pemkot Yogyakarta menambah cadangan beras sebanyak 120 ton pada Ramadhan, tentu membuat masyarakat tak lagi khawatir dengan ketersediaan bahan pokok tersebut.
Pemerintah dan aparat keamanan pun harus memastikan, tak ada pihak-pihak yang melakukan penimbunan bahan kebutuhan pokok demi meraup keuntungan secara tak wajar pada Ramadhan ini. Karena itu, pengawasan terhadap pasokan bahan kebutuhan pokok harus lebih diperketat. Siapa pun yang terbukti melakukan penimbunan bahan kebutuhan pokok harus ditindak tegas.
Pada masa pandemi ini, masyarakat pun harus lebih bijak dalam berbelanja kebutuhan pokok. Tak perlu melakukan aksi borong, belanjalah sesuai kebutuhahan. Berbelanja secara berlebihan tentu akan memancing harga kebutuhan pokok menjadi naik. Kita semua berharap, harga kebutuhan pokok bisa kembali normal dan persediaannya tetap mencukupi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.